33

97 9 0
                                    

13 agst 2020

-

"Appa, aku ingin pergi" pamit nya seraya duduk didepan jee Dae. Jee Dae menelan rotinya lalu menatap anak perempuan nya "kemana?" "Mencari kedai milik paman Jung, aku sudah lupa dimana tempatnya" jawabnya seraya meringis.

"Kau tidak mengajak appa?" "Appa mau?" "Ne, kita pergi sekarang?" Jihyun mengangguk. "Appa, aku ikut" sahut Taehyung yang entah darimana datangnya. Jee Dae mengangguk lalu kembali berjalan.

"Kau ini, kenapa ikut" bisik jihyun, Taehyung tak memperdulikan jihyun malah ia semakin mempercepat langkahnya.

-

Jihyun turun dari mobil lalu menatap rumah yang sudah lama sekali tak ia kunjungi, ia merindukan suasana hangat yang pernah dilakukan disana. Jihyun memasuki kedai dak ho.

"Paman! Bibimbap satu, lauk yang banyak ya!!"  Sang pemilik kedai keluar dan menatap jihyun aneh. "Hyung" panggil jee Dae seraya menjulurkan tangannya. Pertemuan hangat yang telah lama tak dilakukan.

"Siapa dia? Dan siapa dia?" Tanya dak ho seraya menatap sepasang kekasih yang saling menatap dirinya. "Yang perempuan itu, jihyun. Yang lelaki itu, Taehyung" jawab jee Dae.

"Jihyun? Anak ku?" Sahut wanita yang baru datang. Jihyun mengangguk lalu memeluk tubuh jihyun. "Ah, oemma merindukan mu, kau tidak pernah kemari" "maaf, pekerjaan ku terlalu banyak" jawab nya seraya meringis.

"Tapi, ada apa kau kemari? Harus membawa kabar baik" tanya dak ho seraya menatap jihyun. "Calon anak nya ingin makan di helmoni nya" sahut jee Dae. Joo un membulat kan matanya"jihyun ku hamil?" "Ne" "dia cucuku" Joo un mengelus perut jihyun.

-

"Siapa mereka? Kenapa sangat akrab?" Tanya Taehyung yang fokus pada jalanan. "Teman appa" "teman? Seakrab itu?" "Teman kecil appa" "em...apa" "diam" Taehyung langsung terdiam saat pertanyaan nya dipotong oleh jihyun.

Jihyun menelpon seseorang yang tiba-tiba membuat nya menyuruh Taehyung berhenti. "Aku turun disini, pulang ke rumah mu, jangan kerumah ku" "kenapa?" "Aku ada pekerjaan, jangan bilang siapa pun" Taehyung mengangguk lalu jihyun turun dari mobil.

Taehyung menjalankan mobilnya dan sesekali melihat ke belakang. Ada mobil hitam mewah yang menjemput jihyun, ia rasa, ia kenal dengan mobil itu.

-

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya jihyun seraya memasang sabuk pengaman. "Apa merindukan mu harus dijadwalkan?" Balik tanya dong min. Jihyun menatap dong min malas lalu menyuruh dong min untuk ke cafe.

"Kenapa ke cafe? Bukan kah lebih baik hotel?" "Jangan banyak bertanya" dong min melirik jihyun lalu kembali fokus pada jalanan.

-

"Kenapa?" Tanya dongmin saat jihyun turun dari mobil. "Tunggu sebentar, teman ku akan datang" dong min mengangguk lalu terus menerus menatap jihyun. "Dia akan menemui siapa?" Gumam nya dan bertanya pada diri sendiri.

Jihyun menoleh ke kanan dan kiri lalu tersenyum saat teman nya datang membawa kotak hitam yang sangat elegan dan spesial. Jihyun mengambil itu lalu membuka nya. Pistol, tembak dan pisau mematikan. Ia menutup kembali lalu menatap teman nya.

"Itu keluaran terbaru dengan harga yang sangat mahal, kau tidak akan bisa membelinya" ejek lelaki itu. Jihyun menatap nya malas lalu berkata "ini tidak ada apa-apanya, kau mau ginjal mu ku beli?" Lelaki itu menggeleng lalu tersenyum.

"Seung-woo. Aku semakin mencintai mu" ucap jihyun lalu memeluk tubuh Seung woo dengan erat. "Lepaskan aku" titah Seung woo. "Segera pergilah dari Korea, kau membuat penuh Korea jika kau disini" ucap jihyun seraya masuk ke mobil. Seung woo terkekeh lalu pergi dengan mobil nya.

"Siapa dia?" "Teman ku" "oh... Apa itu?" Jihyun membuka kotak hitam nya kembali lalu dong min membulat kan matanya. "I-ini, ini sangat mahal." "Dia memberikan ku cuma-cuma untuk hadiah pernikahan ku"

"Dia bekerja apa, sampai-sampai bisa membeli ini?" "Dia manager di perusahaan ku, pemegang black market ku dan pembunuh bayaran" "pantas saja bisa membeli itu" jihyun terkekeh lalu menawarkan ke pada dong min.

"Kau mau?" "Tidak" "kenapa?" "Aku bekerja sebagai CEO, bukan pembunuh bayaran atau pekerjaan seperti mu" jihyun terkekeh lalu menatap dong min. "Semua orang boleh memiliki ini, tak peduli dia presiden atau petani"

-

Brak...

Jihyun dan dong min turun dari mobil, mereka sama-sama berjalan beriringan. Dong min sangat berwibawa apa lagi jihyun yang hanya memakai pakaian yang begitu santai tapi wajah yang sangat datar. "Aku ingin membeli baju" ucap jihyun seraya menoleh ke dongmin yang mengikuti langkahnya.

"Ya, kau boleh membeli seluruh mall ini" jihyun menatap dongmin malas lah kembali berbalik. Ia menarik tangan dong min ke store mewah. "Seperti nya ini cocok untuk mu" jihyun menunjukkan jas abu-abu gelap ke dong min.

"Tidak, jas ku sudah banyak" "Sekali saja terima pemberian ku" dong min mengangguk lesu lalu kembali mengikuti jihyun.

-

Dok...dok...dok...

"OENNI!!!! A-YEONG!!!! KELUARLAH!!! CEPAT SEBELUM KU BAKAR SUAMI MU INI!!!" teriak jihyun. Seseorang yang mendengar itu langsung berlari dan membuka pintu rumahnya. "Kenapa dia?" Tanya a-yeong seraya mengambil alih dong min.

"Dia mabuk, aku sudah memperingatkan nya untuk tidak banyak minum, tapi dia terlalu gila" jawabnya seraya berjalan masuk tanpa dipersilahkan. A-yeong meletakkan dong min ke sofa lalu mengambil kan air putih untuk suaminya.

"Bagaimana bisa kau bersamanya?" "Aku mengajaknya untuk menemui teman ku, setelah itu aku mengajaknya membeli baju ku, dia aku belikan jas sebagai tanda terima kasih ku. Setelah itu dia mengajak ku ke bar" a-yeong mengangguk paham.

"Kau minum?" Tawar nya "Ya, ambil kan aku satu botol alkohol" a-yeong menggeleng kan kepala nya.
"Kebiasaan yang tak berubah" ucap nya seraya berdiri.

-

"Kenapa malah membawakan aku susu?" "Aku dengar kau sedang hamil, jadi jangan meminum banyak alkohol" jihyun mengangguk paham lalu meminum itu dengan cepat.

"Kau ada rokok? Aku ingin merokok" "tidak ada, jangan aneh-aneh atau aku yang dimarahi oleh Jungkook karna kau tak bisa diatur" "kau yang dimarahi bukan aku" jawab jihyun seraya berdiri.

Ia merogoh kantong dong min dan menemukan satu kotak yang sudah ada korek. "Aku sungguh menyesal menerima mu disini" "masa bodoh, jika kau menolak kehadiran ku, dong min yang akan menerima ku" a-yeong menahan marahnya lalu terkekeh.

"Ayo kita ke cafe, aku sangat bosan disini" ajak a-yeong. "Lalu bagaimana suami mu?" "Mungkin dia akan memanggil jalang nya" jihyun terkekeh lalu "jangan seperti itu, jika kau meninggalkan nya dia akan diperebutkan oleh wanita lain, termasuk aku"

-

"Candaan wanita sangat ekstrim" gumam Taehyung seraya mendengar kan perbincangan gila antara kedua wanita itu. Taehyung memberikan satu kotak untuk mendengarkan apapun percakapan jihyun dari jauh.

-

Tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang