68

55 7 0
                                    

3 nov 20

-

jihyun membuka mata nya, cahaya dari jendela menyilaukan matanya. ia memejamkan mata sebentar lalu kembali membuka matanya. bayangan seorang lelaki yang berdiri di balkon terlihat buram.

mendudukkan tubuhnya lalu merapatkan selimut milik nya. menutupi tubuh yang tak tertempel sehelai benang pun. tubuh nya berdiri, kaki nya mendekati lelaki yang tengah memandangi taman belakang rumah nya.

menempelkan pipinya pada punggung lalu menarik nafas dalam-dalam. "dimana dae-hyun dan saera?" tanya lelaki itu tiba-tiba. "dia ada di luar negri." jawab jihyun tanpa bergerak. lelaki itu berbalik, wajah polos dan bibir yang mengeluarkan asap terlihat menawan.

"kenapa kau tidak membawa nya kemari? aku merindukan mereka." "mereka masih bersekolah." "tapi kau bisa membawa nya kemari sebentar, untuk satu atau dua hari." "aku ke Korea bukan untuk berlibur, melainkan mengurus pekerjaan" jawab nya dengan berjalan menjauh.

ia berjalan ke kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhnya dan bersiap pergi ke suatu tempat.

beberapa saat mengurung diri di kamar mandi ia keluar,melihat lelaki bernama jaehyun tengah mengambil ponsel nya. "dia anak mu?" tanya jaehyun dengan menunjukkan wallpaper ponsel jihyun. "ya." "siapa nama nya?" "Kim taekwon." "wow, aku tebak saera yang memberi nama." jihyun menggeleng.

ia mengambil tas nya sebelum menjawab "dae-hyun yang memberi nama." "Daehyun? tumben dia peduli pada seseorang?" "Sirro." jawab jihyun dengan acuh. "tangan siapa ini? ini tangan lelaki." "i-itu tang--" "suami mu?" potong jaehyun.

mata jihyun langsung melotot, tapi sesegera mungkin ia menormalkan kembali wajah nya. "y-ya." "siapa dia? apa aku mengenalnya." "lupakan. aku pinjam mobil mu sebentar." "kemana?" "mengambil berkas ku yang belum sempat ku ambil." jaehyun membuka nakas lalu melemparkannya pada Jihyun.

"pukul sembilan malam kau harus ada disini." "ya, akan ku ingat." jihyun langsung berlari dan pergi.

-

pintu lemari es terbuka, seorang wanita berambut cokelat pendek itu dengan santai mengambil minuman. ia juga memilih beberapa makanan ringan di lemari makanan untuk nya, tapi, saat dia akan mengambil makanan ringan untuknya, kepala nya dilempar benda.

segera ia menoleh dan memandang wanita yang tengah berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur nya. "siapa kau! beraninya kau mas--" "aku jihyun." potong nya. "t-tidak mungkin. jangan mengada-ada, jihyun tak ada dikorea." wanita itu kembali melempar remote tv pada Jihyun "ya! sialan! aku akan membunuhmu!"

-

jihyun meminum minuman botol nya, melirik dua lelaki dan dua perempuan yang memandangnya dengan pandangan tajam."jihyun, aku butuh penjelasan mu." sergah lelaki bernama jhope. "penjelasan apa? aku hanya pergi, menetap dilain negara dan memutus kontrak kalian." "tapi kenapa harus kontak kita? apa kita memiliki salah padamu?" sahut Jimin.

"um... kurasa tidak, aku hanya ingin mandiri, itu saja." "alasan mu tidak bisa ku terima. apa kau memiliki kekasih lain dinegara itu?" tanya Jimin dengan melotot padanya. "tidak, aku tidak punya kekasih lain.hanya saja aku sudah menikah." jawab jihyun dengan santai. "APA?!!" teriak mereka bersamaan. "kau menikah dengan siapa?" Alice bertanya dengan nada memperingatkan.

"apa status sebelum nya? sudah pernah menikah atau belum menikah?" kini Nara yang bertanya. "akan ku jawab satu persatu. pertama, aku menikah dengan Ong Seung woo." "Seung woo?!!" teriak kembali mereka ber empat. "hais, sekali lagi kalian berteriak aku akan memukul kepala kalian." "b-baiklah, bagaimana jawaban untuk pertanyaan Nara?" Jimin berkata seraya membenarkan posisi duduk nya.

"status nya adalah sendiri." "sendiri? bukan kah dia sudah menikah? dia juga sudah memiliki anak bukan?" "Seung woo memiliki anak lelaki. dia bercerai dengan istrinya lalu menikahi ku." "tapi surat perceraian mu dengan Taehyung belum terdaftar bukan?." jhope bertanya dengan meneliti jihyun. "apa aku peduli dengan lelaki itu? dia mati pun aku tak kaget."

"lalu dengan jaehyun? dong min?" "aku tak memiliki hubungan apapun dengan kedua lelaki itu,lebih tepatnya, hubungan kita seperti biasa." "kau mempermainkan lelaki." "apa yang aku permainkan? kita hanya sebagai layaknya kekasih saat bertemu, jika tidak bertemu kita tak pernah memberi kabar."

"lalu bagaimana dengan anak yang kau kandung?" "dia lahir dengan baik, berumur sekitar tiga bulan an." "yeoja?" "namja. Her name is, Kim Dae-hyun. lelaki yang akan melanjutkan perjalanan oemma nya ditemani kedua kakak nya..."

-

jihyun menekan angka 1, lantai paling bawah. pintu lift tertutup, dan kotak baja tebal itu turun. jihyun mengambil ponsel nya yang ada di saku celana pendek nya. menelpon seseorang yang tengah mengajari tiga anak untuk berhitung. segera ia mengambil ponselnya yang bergetar.

"mwo? aku sedang sib--" "apa taekwon baik-baik saja?" "ya seperti biasa,dia masih terlelap padahal seharian ini dia belum bangun." "KAU TIDAK MEMBERIKAN NYA MAKANAN?!!!" "pabbo, jangan berteriak, dia sudah makan, itupun dengan tidur." "ouh.. kalau begitu akan ku tutup. aku akan pulang besok malam." "apa disana baik-baik saja?"

"ya, masalahnya tak sebesar yang aku kira, aku hanya memberikan tanda tangan ku ke namseok dan selesai." "lalu kenapa tidak pulang sekarang?" "aku masih mencari berkas-berkas ku yang tertinggal di black star dan mansion orang tua ku." "oh... aku menunggu mu." "ya " jihyun menutup telpon nya.

ia memasukan kembali ponsel nya dan masuk ke dalam mobil nya. tapi sebelum itu ia meletakkan berkas dari ruangan nya yang ada di black star itu di kursi penumpang.

-

tbc


Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang