61

70 8 2
                                    

20-9-20

-

jihyun kembali memakan makanan nya. "tapi---" "jangan banyak bicara" jihyun berdiri lalu mengambil tas nya. "oppa, bawa anak-anak ke hotel, aku ada keperluan dengan Allison" yoongi tak menjawab, ia tetap fokus pada makanannya.

jihyun berjalan ke mobil diikuti Allison. tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia langsung memasuki mobil Allison.

-

jihyun keluar dari kamar mandi lalu berdiri di depan cermin. dibelakangnya sudah ada Allison yang sedang bermain ponsel diatas ranjang. "bagaimana bisa pristin mengenalmu dan mengambil anak mu tadi?"

"mungkin dia memiliki dendam tersembunyi pada ku?" "dendam?" "ya, mungkin juga itu karena kesalahpahaman." "aku tidak mengerti" Allison duduk lalu menatap jihyun bingung. jihyun berbalik lalu merapatkan bathrobe nya.

"mungkin dia dendam padaku karena kesalahpahaman, Allison." "kesalahpahaman apa?" "aku pernah bertemu dengan ayah nya dua Minggu lalu di hotel. dan mungkin dia tahu dari kenalan nya" "kenapa kau dengan ayah mertuaku ke hotel"

"aku hanya meminta tanda tangan nya, aku menanam saham jadi aku butuh tanda tangan nya. tepat saat aku menelfon untuk meminta tanda tangan nya ia sedang beristirahat di hotel dekat kantor ku, jadi aku kesana"

"hanya seperti itu? aku harus memihak siapa?" "istri mu, kau harus memihak istrimu." "kenapa?" "dia salah paham. jelaskan padanya, aku tidak ingin ber basa-basi dengan nya" "tapi jika itu karena kesalahpahaman kecil, Kenapa dia sampai menculik anak mu?"

jihyun menduduki tempat sisi kanan Allison. "aku tidak tahu, tapi aku yakin jika pristin dendam tentang itu" Allison mengangguk paham. "lalu? bagaimana dengan keluarga mu?" "tidak ada yang istimewa dari keluarga ku. hanya aku sebagai istri yang harus sabar memiliki suami penggila wanita"

"suami mu sudah pernah selingkuh?" "bukan hanya pernah, tapi sangat sering, bahkan aku sering membunuh kekasihnya didepan matanya sendiri, tapi apa? dia tidak kapok sama sekali" Allison terkekeh kecil lalu bertanya "bagaimana sifat suami mu?" "tidak pasti, sifatnya berubah sesuai moodnya, atau lebih tepatnya setiap beberapa jam"

"hahaha, suami mu sangat unik. lalu sekarang dimana dia? apa dia tahu jika kau pergi untuk beberapa hari?" jihyun melirik ponsel Allison lalu mengambil nya. "dia ada dirumah, dia juga sudah tahu jika aku menghadiri pesta mafia, tunggu, bukan kah ini ponsel yang aku berikan dulu?" "y-ya" "kau masih memakai nya? aku sungguh tak percaya, ini sudah hampir sembilan tahun"

"hanya itu barang yang masih ku simpan dari mu" jihyun tersenyum kecil lalu meletakkan ponsel Allison di nakas. "aku akan memberikan sesuatu yang baru, aku yakin jika kau sangat sering di ejek kawan mu" Allison hanya mengangguk malu. tangan nya memegang tangan kanan jihyun dan menarik nya keatas tubuh nya.

"ya, ya, ya, kau mau aku tampar?" "aku tahu batasan ku" "tidak, ini sudah melewati batas" Allison tersenyum miring lalu menarik pinggang jihyun dan merapatkan nya pada perutnya. tangan kiri nya melepaskan tangan jihyun lalu menarik tali bathrobe jihyun. "ya ya aku akan membunuh mu jika kau macam-macam"

"diam lah" bathrobe jihyun terbuka memperlihatkan dada jihyun yang hanya memakai bra. tangan nya menyentuh dada jihyun, "a-allison" Allison melepaskan tangan nya lalu menatap mata jihyun. "Your body is still good even after giving birth to two children" "aku sedang mengandung anak ketiga ku" pernyataan jihyun membuat Allison melotot.

"benarkah?" jihyun hanya mengangguk sebagai jawaban nya. Allison memutar tubuh nya, kini jihyun yang ada di bawah. wajah nya mendekat ke perut jihyun. "hei, bung. aku Allison, apa kau baik-baik saja disana?" sapa Allison yang membuat jihyun tertawa. "panggil aku appa, appa Allison tertampan...

...jika kau lahir aku akan datang, memeluk mu dengan erat dan mencium seluruh wajah mu" jihyun kembali terkekeh. Allison mengecup perut jihyun dengan sangat banyak. "ya ya ya, itu geli, bodoh." allison menatap jihyun lalu tangan nya bergerak dan berhenti di sisi kepala jihyun.

ia mendekati wajah jihyun dan melumat bibir jihyun yang disambut baik oleh jihyun.

-

jihyun menginap di hotel bersama Allison, tak melakukan apapun kecuali bercerita hal hal bodoh yang pernah mereka lewati. dan kini kaki mereka berjalan di atas lantai marmer mahal. ia menuju ke Apple store. disisi nya sudah ada allison yang berjalan santai.

sesampainya di Apple store mereka memilih ponsel yang menurut mereka memikat mata, dan mata mereka tertuju pada ponsel abu abu yang bernominal sekitar tiga ribu dollar. jihyun langsung memesan dua tanpa memikirkan harga nya. Allison hanya menggeleng kecil lalu kembali mengikuti jihyun yang berjalan-jalan.

-

jihyun mengeluarkan ponsel lama nya. ia mengecek karena terdapat nada dari ponsel nya.

unknown

temui aku di cafetaria siang ini.

jihyun memberikan ponselnya pada Allison lalu melanjutkan minum nya. "kau mendatangi nya?" "tentu, jika dia ingin kekerasan maka aku akan melayaninya dengan baik" "jangan pergi, aku tidak ingin kalian terluka" "tidak" "aku yang akan menjelaskan nya"

-

jihyun duduk di lantai, kaki nya ia peluk, tanpa sehelai benang pun ia merenung di kamar mandi, diatasnya sudah ada shower yang mengeluarkan banyak air yang menyiram tubuh jihyun. entah apa yang dipikirkan, tapi itu membuatnya tak sadar jika seseorang memasuki ruang mandi.

matanya melirik saat orang itu melemparkan jas kantornya. jihyun tak bergerak sedikit pun, ia tetap diam dan membisu hingga lelaki itu memeluk tubuhnya dari belakang. kulit lehernya diterpa nafas hangat, jihyun memejamkan matanya menikmati lidah yang menempel di lehernya.

"kau menikmati nya?" jihyun tersenyum kecil lalu mengangguk. "Taehyung, lepaskan sarung tangan mu" titah jihyun. Taehyung menjauhkan wajah nya lalu melepaskan sarung tangan nya dengan menarik pucuk sarung tangan dengan gigi nya.

"baju mu basah" "aku tak peduli" bibir merah nya kembali tersenyum, ia berbalik ke Taehyung lalu menangkup pipi Taehyung, menatap matanya dengan lekat. tangan nya beralih ke leher Taehyung. "kau pulang jam berapa?" tanya Taehyung seraya merapatkan jaraknya.

"pukul empat sore." "kau pulang sedari tadi tapi kau baru mandi pukul sepuluh malam?" "itu karena aku mengerjakan tugas bodoh mu" Taehyung terkekeh lalu menelan ludah nya. "is my child okay there? " "yes Daddy. he remains in warmth there"

Taehyung mengangguk paham lalu melumat bibir jihyun.

-

tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang