69

58 6 0
                                    

8 nov 20

-

suara ketukan pintu menggema di seluruh mansion mewah itu. pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik berumur sekitar 40 tahun nan. jeon doram, ibu kandung jeon jihyun. wanita lembut berhati tulus, wanita karir dan lumayan terkenal di Korea karena nama nya yang tercantum dengan perusahaan terkenal.

umur 40 tahun tak membuat wajah nya nampak keriput. wajah nya masih mulus karena dia sangat memperhatikan gaya hidup dan kondisi kulit nya.

wanita itu membulatkan matanya saat anak tersayangnya berdiri di hadapannya, sendiri, tanpa membawa cucu nya. "dimana dae-hyun dan saera?" "kenapa langsung kedua anakku yang di tanya? bukan aku? 'bagaimana kabar mu, oemma mencari mu kemana-mana, bagaimana hidup mu?'" jihyun langsung berjalan masuk tanpa di persilahkan.

"appa! ada sesuatu yang ingin kubicara kan!" teriak nya seraya duduk di sofa. "jihyun, dimana kedua cucu ku?" pertanyaan yang diulangi doram membuat jihyun menghela nafas berat "ada dengan seseorang." "siapa? yeoja? namja?" "bukan urusan oemma, dimana appa?."

"ada dikamar." "kalau begitu aku akan kesana." "kau mau minum?" "tentu." jihyun berdiri lalu berlari ke anak tangga.

ia membuka pintu tanpa mengetuk. "appa?" panggilan. lelaki bernama hak-un itu menoleh. ia lantas berdiri dan memeluk anak perempuan nya.

"bagaimana kabar mu?" "baik-baik saja." jawab jihyun dengan malas.

"appa, lepas kan aku. ada sesuatu yang ingin kubicara kan dengan mu." hak-un melepaskan pelukannya lalu menatap jihyun.

"appa hanya boleh menjawab ya atau tidak. dan berikan alasan yang masuk akal." "apa itu?" "aku ingin menikah lagi. apa boleh?" "ya, tentu. tapi kau harus menceraikan Taehyung dan berikan surat perceraian itu pada ku sebagai bukti."

"itu masalah gampang. sekarang aku ingin memberikan kejujuran ku pada appa. lihat telinga ku jika aku nampak berbohong." "baik, seperti nya ini sedikit menegangkan."

"santai saja." "ya, kau yang tidak santai. wajah mu gugup dan bibir mu ragu untuk menceritakan hal ini." "t-tentu saja. aku takut appa marah."

"sudah sudah... cepat ceritakan itu." "Daehyun dan saera bu-bukan... " ia menjeda omongan nya. "apa? ada apa dengan Daehyun dan saera?" "um... mereka, meeeeeerekaaaaaaa.... um" "mereka? jangan buat aku khawatir, jihyun."

jihyun mengepalkan tangannya dan memejamkan mata nya dengan rapat. "mereka bukan anak Taehyung."

prang ..

mantap -ಡ ͜ ʖ ಡ

jihyun berbalik. tanpa sadar doram menjatuhkan gelas minuman saat mendengar pengakuan jihyun. "haisssss... aku sudah menduga jika ini akan terjadi." ucap jihyun dengan mengacak-acak rambutnya.

ia berjalan keluar dari kamar dan "lupakan yang aku omong kan. aku akan berusaha sering-sering kemari dengan anak-anak ku. jangan bilang ke siapapun jika aku baru saja datang." "kau akan kemana?" tanya doram dengan tubuh yang masih mematung "kembali ke Prancis." ucap nya tanpa berbalik.

"jelaskan padaku!" "aku bilang lupakan! lain kali aku akan menjelaskan nya." jihyun berlari ke kamarnya dan mengambil beberapa berkas dan kembali ke mansion jaehyun.

-

jihyun memakan burger nya. didepan nya sudah ada laptop yang menyala. mengerjakan beberapa saham yang harus dikerjakan. ponsel mahal nya bersandar di kotak tisu dan sangat bising.

ponsel itu menampilkan saera dan dae-hyun yang belajar bersama. dibelakang mereka ada taekwon yang bermain dengan seo Jun. "oemma." panggil saera. Ji-won yang sedang menyeleksi tugas nya melirik ke ponsel nya.

"wae?" "20+58 berapa hasil nya?" "8+0 berapa hasil nya?" "tetap 8." "2+5?" "7?" "jadi...?" "78. benar?" "ya. kau semakin pintar." "thank you." "hm..."

saera kembali fokus pada buku nya dan jihyun kembali fokus pada laptop nya. suara pintu terbuka membuat kedua anak itu menoleh ke ibu mereka. mata mereka sontak membulat melihat seseorang ada di belakang jihyun.

"OEMMA!" teriak kedua anak itu. "waeeeee...?" " saera? Daehyun?" panggil jaehyun yang baru masuk ke kamar. "hais, kalian berdua gila." gumam jihyun saat mendengar jaehyun dan kedua anak nya berbicara tak jelas.

ia berdiri dan menutup laptopnya. suara ketiga orang itu yang membuat konsentrasi nya terganggu. ia merebahkan tubuhnya dan berusaha tidur, meninggalkan jaehyun.

-

pagi pagi sekali jihyun terbangun dari tidurnya. ia langsung berjalan ke dapur dan memasak makanan simpel untuk nya dan jaehyun.

setelah memasak dan sarapan sendiri tanpa menunggu jaehyun bangun. ia tak memiliki rencana kemana-mana. ia hanya perlu menunggu Jonathan untuk menjemput nya, selagi menunggu ia juga mengecek beberapa hal.

ponsel nya berdering, kontak Seung woo menelpon nya. dengan malas ia menjawab panggilan telepon itu dan bertanya "ada apa?." "aku ingin memasak, tapi aku tak bisa." "ini sudah pukul 9 pagi dan kau belum memberikan anak ku makanan!!?" "Be patient, aku dari tadi masak...

...aku bertanya pada internet. dan hasil masakan ku sangat buruk. jadi aku bertanya pada mu. jika kau tak mau aku akan membeli makanan dari luar." "hais.. masak nasi goreng, aku akan menyebutkan bahan bahan nya." "oke, nyonya."

saung woo mengikuti semua arahan dari jihyun. setelah selesai ia juga langsung memberikan masakan nya pada tiga orang anak dan diri nya. berbeda dari Seung woo. jihyun kesal saat jaehyun sangat sulit di bangun kan.

"ya! kau bangun atau aku pergi sekarang juga!" ancam nya. Jaehyun tak mengindahkan ancaman jihyun. ia tetap tidur dengan tenang meski jihyun sudah siap untuk memukul kepala nya.

byur...

tak seperti yang ia prediksi, jihyun tak memukul nya, melainkan menyiram tubuh nya. lantas ia berdiri dan berlari ke kamar mandi.

-

gw gk tau mau gimana, inti nya gitu.

BTW, NEXT PART BAKAL GW SKIP LAGI.

TBC






Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang