50

89 13 0
                                    

9 sep 20

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

-

tap...tap...tap...

wanita yang berpakaian

menggandeng bocah wanita dengan tangan kirinya, tangan kanan nya memegang pistol kesayangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

menggandeng bocah wanita dengan tangan kirinya, tangan kanan nya memegang pistol kesayangan. dibelakang nya sudah ada kedua anak nya yang berwajah datar. mereka semua memakai matanya untuk waspada, pergerakan sedikitpun akan terlihat jika mata mereka berjaga.

tepat di depan pintu masuk wanita itu melihat setiap sisi dengan teliti. ia memasuki ruangan itu saat ia rasa tidak ada yang mencurigakan. ia menatap wanita yang sedang menonton TV. dia berdehem yang membuat wanita yang menonton TV itu menoleh.

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

"j-jihyun? t-ta---" "lama tak berjumpa, yoona" potong jihyun. "lepaskan anak ku!" "anak mu? dia juga anak ku, dia satu ayah dengan dae-hyun dan saera bukan? atau... ayah nya bukan Taehyung? tapi lelaki hidung belang yang sering bermain dengan mu?"

jihyun berhasil memancing emosi yoona, yoona mendekati jihyun tapi lantai yang akan ia pijak di tembak oleh jihyun. "kau melangkah satu lagi, aku akan membuat mu tak bisa berjalan" ancam nya. yoona memundurkan langkahnya.

"l-lepaskan anak ku!" bentak yoona. jihyun tersenyum miring lalu menatap seluruh sisi apartemen yoona. "apartemen yang kecil dan kumuh, apa Taehyung tak mampu membelikan yang lebih layak? jika tidak, itu maklum, karena hampir seluruh uang nya masuk ke rekening ku...

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

...dan jika Taehyung tak mampu membelikan sebuah apartemen, kenapa kau tak menjual harga diri mu? itu menguntungkan mu" jihyun berkata tanpa memikirkan perasaan yoona. perkataan itu membuat yoona marah seketika. jihyun tersenyum mengerikan lalu mengajak ketiga bocah itu pergi.

"ayo kita bersenang-senang" ucap nya diiringi senyuman. anak yang ia gandeng tersenyum bahagia, berbeda dengan dae-hyun dan saera, mereka malah tersenyum licik karena tahu apa yang mungkin oemma nya lakukan.

sesampainya di parkiran mobil, jihyun menoleh ke yoona yang memanggilnya. "berikan anak ku!!" "ambil saja jika dia mau" "nak, ayo pulang" "tidak oemma, aku ingin bersenang-senang dengan bibi cantik ini" yoona mendelik lalu menatap jihyun penuh permusuhan.

jihyun berjongkok menatap anak perempuan itu. "siapa nama mu?" "Taera, Kim taera" "nama mu hampir sama seperti anak itu" ucapnya seraya menunjuk saera. "benarkah?" "ya, berapa umur mu?" "umur ku? mungkin umur ku lima tahun"

"wah, kalau begitu panggil dia kakak, nama nya saera, dan yang lelaki itu dae-hyun, panggil kedua nya kakak" "aku memiliki dua kakak? wah, aku akan menjadi adik mereka" "ya, kau adalah adik mereka. dan panggil aku oemma" "arra, oemma"

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

jihyun berdiri lalu menatap yoona dengan senyuman. "ceritakan bagaimana bisa kau memiliki kehidupan setelah aku menembak mu" titah jihyun. yoona hanya diam dengan wajah khawatir. "hai nak, tangan mu sangat can---" "a-aku akan menceritakan nya" potong yoona.

"do it" "setelah aku kau tembak. aku koma selama sekitar setahun karena peluru mu menancap dengan dalam di tubuh ku, dan saat aku sudah sadar, Taehyung langsung mengajak ku menikah sirih" jelasnya. jihyun tersenyum kecil. "lalu? dia dipanggil apa? anak dar--" suara mobil Taehyung yang berhenti dengan tiba-tiba membuat omongan jihyun terhenti.

Taehyung keluar dari mobil nya dengan langkah besar. "appa!!!" "t-taera?" Taehyung langsung mendekati jihyun. tapi, ia diperlakukan sama dengan yoona, lantai yang akan ia pijak di tembak oleh jihyun. "j-jih---" "apakah ini alasan mu? alasan jika kau bekerja di luar kota setiap Minggu?" Taehyung terdiam.

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

"letakkan senjata mu, aku akan mengakhiri hubungan ini dengan yoona." Taehyung dengan enteng berkata seperti itu. jihyun tersenyum mengerikan lalu meletakkan pistolnya di lantai depan nya. setelah ia meletakkan pistolnya ia langsung menendangnya ke belakang.

"oemma, kapan kita bersenang-senang?" tanya taera seraya mengadakan wajahnya. jihyun tersenyum manis lalu menjawab "sebentar lagi, appa sedang disini, apa kau tak merindukan appa?" "aku merindukan appa, tapi aku ingin sekali bersenang-senang" "apa kau tidak pernah bersenang senang?" taera menggeleng.

"kasihan" gumam nya seraya melirik ke Taehyung dan yoona berganti an. "aku sangat menyayangkan ini jika terjadi secara cepat. tapi aku ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, jadi aku tidak ingin berbasa-basi...

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

... sekarang kau memilih aku atau yoona?" nafas Taehyung langsung terasa berat saat jihyun memberikan pilihan yang mungkin tidak akan sanggup ia jawab. "aku tahu perasaan mu, aku tahu jika kau tak akan bisa menjawab. jadi aku akan menyerahkan keputusan ini pada dae-hyun...

... dae-hyun, kau memilih appa mu bersanding dengan siapa? jangan pakai hati mu sebagai anak appa, tapi pakai hati mu sebagai orang biasa yang tak mengenal kita..

..jika kau memilih yoona, maka oemma akan pergi dan menceraikan appa mu. jika kau memilih oemma maka oemma sendiri yang akan menyelesaikan ini...

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

...ingat, jangan memakai hati mu sebagai keluarga oemma. kau bisa berbincang dahulu dengan saera" dae-hyun mengangguk paham lalu mengajak saera menjauh.

"apa keputusan mu, oppa?" "aku bingung, jika kita memilih yoona, itu tidak merugikan kita, tapi itu akan merugikan yoona sendiri, because, paman jeon dan para pilar black star sendiri yang akan membunuh yoona...

gw gak bakal up kalo vote gw blm 100
sekian...

...tapi dengan pilihan itu, kita kehilangan keluarga kita. jika kita memilih oemma, kasihan juga pada taera, bagaimana pun taera adalah adik kita, kita dan taera satu darah, aku sangat bingung" "bagaimana pun kita harus mendukung oemma" dae-hyun memukul kepala saera pelan.

"jangan ceroboh dan berfikir pendek" saera mengangguk kecil, ia takut jika Daehyun marah. "jangan biarkan oemma membunuh taera, oemma tidak akan membunuhnya tanpa penyiksaan...

...lebih baik kita yang melindungi taera" "ya, itu ide yang bagus, oppa. tapi jika taera hidup, kemungkinan besar appa lebih menyayangi taera daripada kita, karena dia telah kehilangan ibunya" dae-hyun mengangguk paham atas penuturan saera.

"kita sendiri yang akan membunuh saera, dan kita harus memilih oemma, apapun yang terjadi, mati atau hidup. oemma bisa hidup tanpa appa. tapi yoona belum tentu bisa." ucap Daehyun seraya mengisi peluru pistol nya.

saera menatap dae-hyun malas "padahal dia sendiri yang berkata jika 'jingin birpikirkin pindik'" gumam nya yang mendapat kan tatapan mengerikan Daehyun. saera meringis lalu pergi meninggalkan kakak nya.

-

dor ...

jihyun, Taehyung dan yoona menoleh ke saera yang melepaskan pelatuk nya ke ..

-

gw gantungin, gak peduli.

tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang