87

56 12 1
                                    

2 Jul 21

Target sih part 99 udh end.

-

Wanita itu seperti tengah memasak untuk anak-anak nya dan suami nya yang akan datang. Memasak berbagai macam jenis lauk favorit setiap anggota keluarga, memasak dengan hati yang riang dan berekspetasi masakan nya dipuji oleh anggota keluarga.

Hanya saja wanita yang memasak itu jeon Ji-hyun. Jangan ber-ekspetasi tinggi. Dia sedang memasak untuk anak nya dibantu oleh asisten rumah tangga yang baru.

Taekwon cukup nyaman setelah beberapa jam disini, mansion yang lebih kecil membuat nya Menghemat energi untuk berjalan. Ngomong-ngomong kedua kakak kandungnya dan satu kakak sepupu nya telah bertolak.

Mereka masih di Korea hanya saja mengunjungi tempat-tempat yang harus nya dimiliki oleh Kim bersaudara. Ketiga remaja itu datang di gedung tua yang pernah ditempati oleh anggota black star. Ah, dulu tempat ini lumayan sepi, beberapa orang di kota sebrang akan melewati jalur ini karena menurut mereka lebih aman dibandingkan jalan lain.

Dan untuk memasuki komplek gedung juga bukan orang-orang sembarang. Mereka harus menunjukkan kartu identitas atau kertas undangan.
Banyak juga orang yang berlalu lalang di area gedung untuk menuju suatu tujuan. Dan sekarang tujuan mereka tak lagi ada.

Tanah yang ditumbuhi rumput yang sangat hijau kini menjadi tanah tak terawat. Parkiran yang dulu selalu terisi penuh menjadi tak terpakai. Kalian bisa bermain bisbol disana karena tempat parkir yang terlalu luas.

Dan setelah langkah masuk ke gedung itu, mereka disambut hal yang tak enak dipandang. Seperti banyak kotoran hewan-hewan liar dan coretan cat semprot ditembok. Meja-meja dan lemari buku masih tertata di tempat. Hanya saja sudah tak layak pakai karena tak terawat.

Daehyun berpisah dengan saera dan seo Jun. Ia ingin melihat bagaimana tempat persembunyian senjata. Tapi sebelum sampai di tempat itu, ia mengamati setiap hal yang ia langkahi dan ia lewati. Tidak ada noda yang seperti telah terjadi peperangan atau saling meluka.

Ini mungkin dilakukan secara sengaja atau memang mereka yang berpindah gedung. Daehyun mengibaskan tangannya di tembok. Sebuah kotak selebar 10X10 di depan nya. Beberapa angka dan simbol masih jelas terlihat.
Disamping itu terdapat pintu tembus peluru atau bom. Terbuat dari baja keras yang tak mampu di buka kecuali dari mesin itu sendiri.

Daehyun menekan beberapa tombol. Dan benda pengunci brangkas itu menampilkan layar hijau dan laser biru untuk mengecek kunci dari mata atau sidik jari.
Karena Daehyun belum terdaftar ia tak bisa membuka pintu baja tersebut.

Akhirnya ia mengingat kalau pin dari brankas ini adalah tanggal black diamond di buat. Biasanya hanya cukup menunggu 5 detik hingga pintu baja itu terbuka. Tapi saat ini Daehyun menunggu lebih lama, sudah 5 menit an. Apa sudah error? Pikir nya.

Dia juga berpikir jika mesin ini error bagaimana ia bisa membuka pintu? Perancangan sistem mesin itu sudah tak bisa diketahui. Bahkan bisa dibilang sudah mati. Daehyun dengan berat hati berbalik, tepat saat itu saera dan seo Jun datang.

"Sedang apa kau?" Tanya seo Jun. Ia menatap kebelakang Daehyun, sedikit ingin tahu tentang pintu besi tersebut, tapi ia urungkan. Toh ia tak ada hubungannya dengan tempat ini.

"Hm.. bukan kah ini ruang senjata?" Tanya saera dengan mendekatkan ke pintu tersebut. Dia merabah seluruh pintu sampai sudut-sudut nya. "Apa pintu ini telah kau buka?" Tanya nya pada Daehyun. "Tidak. Aku sudah memasukan pin nya tapi hanya mengeluarkan suara. Tidak membuat pintu itu terbuka." Jawab Daehyun dengan acuh. Tubuh nya ia sandarkan di dinding.

Dia mengeluarkan ponsel nya lalu menelpon sang ibu.

Tentu jihyun tak tahu pula. Ia juga tak peduli kalau pun pintu tersebut terbuka. Ia langsung menutup telpon nya saat jawaban sang ibu tak membuat nya memecahkan masalah ini.

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang