85

76 12 0
                                    

22 Apr 2021

-

Ji-hyun mencuci pisau nya yang telah berlumur sedikit darah. Ia berbalik ke meja yang ada di belakang nya. Ouh lihat lah, daging yang ada di atas telenan itu terlihat menunggu untuk di rebus. Ji-hyun melangkah ke meja itu lalu mengambil daging merah segar itu. Mengganti dari telenan ke wadah dan mencuci nya hingga darah tak lagi ada.

Setelah beres ia memasukan daging itu ke air rebusan yang benar-benar mendidih. Setelah itu memotong wortel.

Suara seorang gadis terdengar dari ruang tamu. Dia bisa menebak siapa yang memiliki suara seperti itu. Mata nya melirik kepada gadis bermata coklat. "Oh kau sudah bisa keluar dari kamar?" Tanya nya. "HM.. kata Taehyung saat aku baru datang di sini, dia memperbolehkan aku keluar kamar kapan pun. Tapi aku baru keluar kamar karena aku bosan disana." Jawab nya.

Gadis itu mengangguk mengerti. Dia mengambil apel di meja lalu memakannya. "Kau sudah menikah?" Tanya Ji-hyun tanpa mengalihkan pandangannya dari wortel yang ada di hadapannya. "Um.. belum." "Menjadi gadis tua huh?" "Aku tidak se tua dirimu. Aku masih berumur tiga puluh tahun."

"Aku sudah memiliki 2 anak saat itu." "Kau menikah muda." Ji-hyun terkekeh. "Kau masih nyaman dengan posisi mu yang tak jelas itu?" Tanya nya. "Entahlah. Aku tak bisa lepas dari nya." Ji-hyun kembali terkekeh mendengar jawaban Belle.

"Jalang pribadi, huh?" "Apa maksud mu?!" Tanya Belle dengan nada sewot nya. "bersetubuh, dibayar dan... Tidak ada kejelasan di posisi itu." Belle tak menjawab. Ia duduk di kursi pantri lalu membuka ponsel. "meskipun aku bisa dibilang istri nya. Dan aku masih memiliki hak untuk mencabik tubuh mu karena menggoda suami ku....

...aku tak akan melakukan itu. Aku tidak peduli meskipun Taehyung jatuh cinta pada mu. Ah... Satu hal yang harus kau ketahui. Taehyung tidak ingin memiliki seorang anak selain dari orang yang ia cinta. Dan aku yakin kau bukan orang yang dicintainya. Bukan maksud aku percaya diri....

... Ah ya .. jika kau masih ingin mempertahankan hal itu. Aku hanya ingin berkata. don't pregnant. Taehyung's son. I'm sure Taehyung will kill his own child. HM.. aku tidak keberatan jika kau meminta tolong pada ku. Kau bisa mempertahankan anak mu atau membunuhnya." Omong Ji-hyun dengan panjang lebar.

"Omong kosong apa ini." Ucap Belle dengan pergi.

-

Pukul 10 malam Ji-hyun berjalan di lorong rumah nya. Rumah yang pernah ia tinggali. Telapak Tangan yang memeluk secangkir coklat hangat. Tak banyak berubah disini. Hanya beberapa barang yang mungkin sudah tak layak tampil yang telah disingkirkan. Ji-hyun berbelok ke lorong yang lebih sempit. Uwh... lorong itu hanya berukuran 2 meter dan lebar 1 meter.

Setelah berjalan 2 meter pintu baja akan menyambut Ji-hyun. Pintu itu sangat pas karena ukuran nya tak jauh beda dari lorong itu. 1 meter.

Di tengah pintu itu tampak layar selebar  20cm X 20cm. Ji-hyun menempel kan tangan kanan nya di layar itu. Layar yang tadinya mati langsung menampilkan telapak tangan Ji-hyun. Tulisan hijau keluar dari layar itu. Beberapa Data dari seorang jeon jihyun tertulis dengan lengkap di layar itu.

Dan bersamaan dengan layar yang menampilkan huruf-huruf hijau itu. Pintu baja itu terbuka dengan otomatis. Ji-hyun langsung melangkah tanpa membaca tulisan yang ada di layar. Ruangan yang gelap itu seketika terang disaat Ji-hyun melangkah kan kaki nya.

Ruangan itu adalah ruangan pribadi milik nya. Hanya dia dan Daehyun yang bisa masuk ke ruangan itu. Hm... Tembok putih dengan beberapa lampu berwarna ungu ke merahan membuat sedikit gelap.

Oh lihat... Banyak senjata api yang tertempel di tembok. Tentu bukan senjata api mainan. Ji-hyun meletakkan cangkir coklat nya di meja yang penuh dengan tumpukan buku-buku yang beberapa diisi oleh foto target yang harus dibunuh. Ji-hyun membuka buku tebal bersampul merah itu. Lembar-lembar yang penuh dengan data yang di hiraukan oleh Ji-hyun.

Tangan nya membalik halanan dengan cepat. Ternyata buku itu berisi hal yang tak penting. Ji-hyun melempar nya ke sembarang arah lalu berjalan ke lain tempat. Langkah nya terhenti di depan papan yang penuh dengan foto lama nya. Foto pertama di hari setelah seranjang dengan jaehyun. Mencium Jungkook, foto keluarga, foto bersama teman-teman nya sebelum dia pergi dari sekolah, foto disaat anak kembarnya lahir.. dan banyak lagi.

Banyak kenangan yang tertempel di papan itu. Mata nya lantas memerah dan berair, memori yang tak terlupakan. Dengan tangan yang bergetar ia mengambil selembar foto yang merupakan foto pernikahan nya dengan Taehyung. Perut yang sudah membuncit terlihat jelas di lembaran itu.

Wajah bahagia Taehyung dan keluarga nya nampak tak tergores sedikit pun. "Ah sial." Umpat nya lalu bersiap untuk menyobek lembaran itu. Tapi gerakan nya terhenti.

/

Ji-hyun berjalan untuk pergi dari ruangan itu, tapi langkah nya kembali terhenti saat ia menyadari selembar kertas yang sobek jatuh dilantai. Itu tak jauh dari buku merah tadi, mungkin lembaran itu terjatuh dari buku merah itu. Lembaran yang menampilkan wajah nya yang tengah di cium oleh seorang bernama Lucas.

Oh ia ingat itu. Tangan nya mengambil salah satu potong an foto tersebut. Membalik nya dan membaca tulisan tangan berwarna biru. "28-8-1~~~.. We will be together forever. To have two boys and girls who have the same face as one of us. It doesn't matter what." Gumam nya. Tulisan itu adalah milik Lucas. Dia menulis seperti itu tanpa tahu jika takdir memiliki hak yang berbeda.

Ji-hyun membuang foto itu dan melenggang pergi, tak lupa coklat yang kian mendingin.

-

Tbc


Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang