23 Mei 21
-
Mata nya menatap datar ke seorang yang sedang melepaskan dasi di depan cermin. Ji-hyun duduk dibelakang lelaki itu dengan tatapan yang datar. "Kau akan tetap membuat ku duduk di sini dan gila sendiri?" Ucap Ji-hyun tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kau mau apa? Kembali ke rumah mu atau bagaimana?" "Setidaknya beri aku pekerjaan. Aku akan melakukan itu tanpa berfikir untuk pergi dari Korea. Satu hal yang harus kau tahu, aku lahir dan besar di negara ini. Aku lebih nyaman disini...
...jika bukan karena beberapa alasan aku tidak akan meninggalkan negara ini. Ah ya.. rencana ku adalah membuatmu pergi dari korea dan aku akan tinggal dinegara Ini bersama anak anak ku"
Taehyung Tersenyum mengejek. "Lakukan apa saja yang kau mau, aku tidak peduli Meskipun kau membawa Seluruh warga Prancis datang padaku"
Jihyun Tak Menjawab Melainkan mengadahkan Tangannya dan berkata. "bisa aku pinjam ponselmu?." "Untuk apa?" Tanya Taehyung dengan wajah Curiga.
"Untuk menelpon anak ku. Apa kau juga membatasi seorang ibu untuk menghubungi anak nya?" Taehyung merogoh kantong nya lalu mengeluarkan ponsel berwarna hitam nya dan menyerahkan benda itu ke Ji-hyun.
Ji-hyun menerima ponsel itu lalu mengetik beberapa angka dan menekan tombol telpon. Mata nya melirik ke Taehyung yang tengah memperhatikannya. "Wae? Pergilah." Usir nya. "Kau tidak akan berencana pergi bukan?" "Tidak. Cepat man-"
"Ne? Siapa?" "Ini oemma. Bagaimana kabar mu? Dan adik-adik mu?" "Mereka baik-baik saja. Bagaimana dengan oemma?" "Oemma juga. Datang lah ke Korea. Antar adik mu ke rumah yang pernah kita tinggali." "Aku juga?" "Ya, hanya untuk mengantar taekwon. Lalu setelah itu pergi lah." "Oke. Apa yang perlu ku siapkan?"
"Pakaian adikmu tentunya." "Untuk oemma?" "Bawakan laptop, ponsel cadangan oemma dan baju. Ah ya, semua perawatan oemma." "Okey. Aku tutup. Aku sedang rapat." "Okey. Oemma menunggu mu." Ji-hyun memutus sambungan telepon lalu melirik Taehyung yang tengah mengambil baju untuk pergi mandi.
Oh. Lihat, lemari pakaian itu sangat besar dan luas tapi dengan kecerobohan Taehyung, lemari itu menjadi berantakan. Ji-hyun memutar bola matanya dengan malas. "Kau sangat kaya, apa kau tak mampu menyewa pembantu rumah tangga?" Ucap nya.
"I have a wife." Jawab nya dengan acuh. "Who?" "U" jawab Taehyung dengan berlalu pergi ke kamar mandi. oh sekarang berganti lah untuk me lihat wajah jihyun. Dia tidak sengaja menampilkan wajah merahnya. Bukan-bukan, ini bukan wajah malu atau tersipu. Tapi wajah yang marah, seolah-olah dia telah di ejek.
Ji-hyun berdiri ia berjalan ke lemari pakaian lalu mengambil sebagian dan membawanya ke ruangan cuci pakaian. Setelah itu ia pergi ke dapur dan menelpon agensi dengan telpon seluler yang hanya bisa menelpon beberapa orang saja.
"Aku butuh seorang yang bisa mengurus pakaian." Ucapnya dengan singkat. Agensi langsung paham dan tanpa bertanya dimana tempat tinggal penelpon. Tentu saja, Taehyung tidak akan memberikan orang lain pekerjaan jika dia sendiri tidak mengenal pekerja tersebut.
"Baik Noona. Anda ingin pekerja tersebut dat-?" "Pukul 8 pagi. Aku juga ingin pembantu rumah tangga." "Kenapa tidak hanya pembantu saja, noona.?." "Aku ingin dua pekerja bekerja bersamaan agar lebih cepat rampung. Dan berhenti bertanya." Jawab nya sembari menekan tombol mati telepon.
-
Pagi ini jihyun terbangun karena bel yang cukup keras. Ia berdiri dan menatap jendela. Ada dua orang remaja yang tengah berdebat dengan security di depan pagar. Satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Laki-laki itu berdebat dan yang perempuan menekan bel terus menerus. Bayangan hitam terlihat dari dalam mobil.
Oh dia ingat jika dia menyuruh Daehyun datang. Dia lantas menelpon security dengan telpon rumah. Meminta untuk mengijinkan ketiga anaknya masuk.
-
Ji-hyun berlari dengan mengumpat "sialan, kenapa rumah sebesar ini tidak ada lift."
Tepat saat dia membuka pintu dua pelukan menyambut wanita itu. Satu pelukan dari gadis cantik dan satu dari seorang bocah tampan. Dibelakang kedua orang yg memeluk ibu mereka terdapat dua orang lelaki lagi, lelaki yang berdiri dengan wajah datar itu adalah anak nya yg pertama.
Dan satu lagi lelaki yang bernama seo Jun. Ji-hyun membiarkan anak nya memeluk nya meskipun itu sangat menjengkelkan. Hingga kedua Kim itu melepaskan pelukan mereka. "Ekhem.. Daehyun. Segera lah pergi dari negara ini. Aku tidak ingin engkau melihat Taehyung. Dan seo jun jaga saera." Ucapnya dengan mengusir sang anak.
Daehyun mengerti. Ia tak bertanya apapun. Mata Ji-hyun beralih ke saera. "Kau juga." Ucapnya dengan acuh. Daehyun dan seo jun pergi ke mobil dan mengambil barang yang mereka bawa untuk Ji-hyun.
"Can I visit for a moment?" Ucap saera. Langkah Daehyun terhenti dan berbalik. "Saera." Panggil nya dengan nada memperingatkan. "Only once." Jihyun mengangguk kecil. Dan saera tersenyum, ia berlari kecil ke Daehyun dan menarik tangan Daehyun.
Mengunjungi rumah masa kecil nya. Banyak kenangan disini. Mata nya menahan tangis. Tidak ada yang berbeda dari rumah ini. Sungguh sangat membahagiakan bisa kemari.
Daehyun menarik tangan saera ke kamar nya. Baru saja membuka pintu, ia dibuat tertegun karena interior anak-anak masih terpasang disana. Tangan nya melepaskan tangan saera, ia membuka lemari pakaian nya.
Sial, baju nya masih tertata rapi disana. Tidak ada debu yang menempel. Tangan nya membuka laci lalu mengeluarkan kotak berukuran 10X10 berwarna biru gelap. "Apa itu?" Tanya saera. "Ini adalah kotak pemberian kakek." Ucapnya dengan menatap rinci kotak tersebut.
"Akhirnya aku bisa membuka kotak ini. Aku sangat menantikan waktu ini." Gumamnya. "Cepatlah, buka itu." Desak saera. Daehyun membuka dan berkata "aku dilarang oleh kakek membuka kotak ini sebelum umur legal. Dan ini saatnya."
Ia mengeluarkan kalung dengan liontin yang sangat indah dan sederhana
Daehyun tersenyum kecut. Ia kembali memasukan kalung itu ke kotak dan memasukkan kotak ke tas nya.
-
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Queen [KTH FF18+]
Actionjeon jihyun wanita yang menggeluti dunia mafia dan dunia malam. terkenal akan sifat dingin, kejam dan angkuh nya. wanita yang dikagumi oleh banyak lelaki hidung belang. dijodohkan oleh orangtuanya dengan seorang lelaki yang sama seperti nya, mafia...