60

78 6 0
                                    

19 sep 20

-

jihyun mengemasi barang-barang nya ditemani Taehyung yang tengah duduk di sofa. "apa kau yakin menghadiri acara itu? dia sangat kejam" jihyun berbalik lalu tersenyum. "tenang saja, aku dengan nya berteman baik" "aku tidak yakin" "tidak mungkin teman menyakiti teman, bukan?"

Taehyung hanya mengangguk pasrah. "jangan tinggalkan anak-anak nanti" jihyun hanya mengangguk lalu melanjutkan mengemasi barang-barang nya.

-

jihyun, namseok, Daehyun, saera dan yoongi melangkah ke luar dari bandara, dibelakang nya sudah ada lima bodyguard yang memegang tas majikan nya. jihyun memainkan ponsel dan Suga yang menggenggam tangan Saera dan dae-hyun.

"kita sudah dijemput oleh bodyguard ku" gumam jihyun seraya mengantongi ponselnya. "semua sudah siap bukan?" tanya yoongi. jihyun hanya mengangguk lalu melirik Daehyun dan saera.

-

jihyun memasukkan pistol mematikan pada kantong tersembunyi dae-hyun. ia menatap dae-hyun dengan tatapan mendukung. "kenapa harus membawa pistol?" "ini bukan pesta biasa. ini pesta dipenuhi oleh para mafia kelas atas, dan pasti banyak yang tidak menyukai oemma karena kesuksesan oemma ...

... sasaran tak akan jauh dari keluarga kita, jadi kalian harus saling menjaga dan membantu" "baik lah..." jihyun tersenyum kecil lalu beralih ke saera. "jangan berjalan jauh dari oemma atau paman min" kini saera mengangguk patuh.

"ayo" jihyun berdiri lalu menarik tangan kedua anak nya.

-

jihyun hanya menatap datar kerumunan orang yang tengah tertawa dan tersenyum. ia memantau mereka dari lantai dua. jarinya menghampit rokok, anggur merah tanpa kadar alkohol berada di sisi sikunya.

matanya melirik dae-hyun dan saera yang tertawa di bawah dengan anak kecil lain nya. tepat di dinding sudah ada yoongi yang berjaga dan memantau kedua anak jihyun. matanya tak lepas dari dae-hyun dan saera.

"Suga?" panggil seseorang lelaki. Suga menoleh lalu "Nugu?" "ah kau lupa aku? aku teman SMA mu"

jihyun menatap lelaki yang sedang bicara dengan yoongi dengan tatapan penuh tanya. "yoongi!!! Daehyun!!" teriak nya yang terdengar pada earphone yoongi. yoongi langsung menoleh ke tempat dae-hyun dan saera, matanya melotot saat menyadari jika kedua anak itu sudah tak lagi di tempat.

ia berlari seraya menoleh ke kanan dan kiri. "sialan, dia mengalihkan perhatian ku"

-

jihyun memasuki sebuah ruangan yang lebih bising daripada lantai bawah. ia memasuki dengan langkah yang santai. kaki nya berjalan pada seorang lelaki yang tengah berbincang dengan orang lain. tangan nya langsung memeluk pinggang lelaki itu.

"I miss you" bisik jihyun. lelaki itu mengangguk pada lawan bicaranya lalu meninggalkan lawan bicaranya dan mengajak jihyun ke pojok tanpa mengatakan apapun. setalah sampai di pojok ia langsung memeluk pinggang jihyun dan merapatkan jarak nya dengan jihyun.

"aku menunggu mu, tapi kau malah menikah dengan orang lain?" jihyun terkekeh lalu mengelus pipi lelaki itu. "lalu? bukan kah kau telah menikah juga?" "ya, aku menikah untuk menghindari perjodohan wanita yang dikenalkan oleh oemma ku"

"Allison, kenapa kau menunggu ku? bukan kah dia lebih sempurna dari ku?" "tapi aku mencintaimu" "jangan membual, ah ya, dimana istrimu?" "ada apa?" "istri mu mencari masalah dengan ku"

jihyun menarik tangan Allison keluar dari ruangan itu. "tunjukkan dimana dia" Allison mengangguk lalu menarik tangan jihyun.

"jika kau tahu ini akan terjadi, kenapa kau mendatangi pesta ini?" "hanya demi bertemu dengan mu" "sampai mengorbankan anak mu?" "apa aku mengorbankan nya?" "ya, kau bahkan santai saja saat kau tahu anak mu diculik"

jihyun tak menjawab. Allison menarik jihyun pada pintu ruangan. ia membuka itu dan menatap ke seluruh ruangan. "pristin?" panggil Allison. "ya, ada apa?" "dimana anak jihyun" "ada di dalam, ada apa?" "serahkan padaku"

"tidak akan" jihyun memasuki ruangan itu dengan wajah sombong nya. "aku tidak ingin memulai kekerasan, pristin" ucap jihyun seraya membuang rokok nya. "lewati aku jika kau mau anak mu kembali" pristin berdiri lalu menghadap jihyun.

"aku curiga jika kau memiliki banyak nyawa" gurau jihyun seraya mendekati pristin. ia menyentuh leher pristin dan pristin langsung terjatuh. "bagaimana bisa?" jihyun berbalik lalu mendekati Allison. ia memeluk leher Allison.

"kau tidak akan paham" jihyun menatap Allison lalu melepaskan pelukannya, ia akan berbalik tapi tangan Allison memeluk pinggang nya yang membuat jihyun kembali berbalik. Allison langsung melumat bibir jihyun.

-

"ap kau tak khawatir dengan anak-anak mu? disana pasti banyak orang yang berbahaya" tanya Allison saat menyadari jihyun sama sekali tak khawatir dengan anak anaknya.

"ini sudah ke lima kali nya kau menanyakan itu. mereka akan baik-baik saja, percayalah padaku" "tapi mereka masih anak-anak" "anak ku beda dengan anak mu" jihyun berdiri dari duduk nya.

"kau bisa mengeceknya sendiri." Allison mengangguk lalu berdiri dan berjalan ke ruang satu-satunya disana. betapa terkejutnya ia saat melihat dua anak berlabur darah di sekujur tubuh mereka. "j-jihyun!!" jihyun datang lalu ikut terkejut.

ia langsung mendatangi dae-hyun dan mengambil tangan kiri Daehyun. ia menempelkan telapak tangan Daehyun pada pipi nya. "apa kau tak apa?" "tak apa. hanya saera yang harus dikhawatirkan" jihyun menoleh ke saera.

ia langsung berjongkok di depan saera. "berapa orang yang telah kau bunuh?" "hanya lima" "Hanya!!?" teriak Allison. "jangan berteriak, bodooh" tegur jihyun. "t-tapi, bagi anak yang berumur sekitar tujuh tahun itu sangat mengejutkan bagi ku"

"aku sudah bilang bukan? anak ku berbeda dengan anak mu" jihyun tersenyum pada saera lalu mencium pipi saera. "kau lapar?" "tentu" "baiklah, ayo kita makan" jihyun menggandeng tangan Saera meninggalkan dae-hyun dan Allison disana.

"nama mu Daehyun kan?" "tidak" Daehyun langsung pergi menyusul jihyun dan membuang pistol nya.

-

"oemma, kau tidak mengenalkan paman ini pada ku?" protes saera. jihyun hanya mengangguk kecil lalu berkata "dia Allison Barlow. pemimpin kelompok mafia terbesar di Eropa" "benarkah? berarti oemma dan dia lebih terkenal dia"

"oemma tidak peduli dengan jabatan nya."

tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang