84

71 9 0
                                    

13 Apr 21

-

Ji-hyun terbangun karena dering telpon yang menggema di seluruh ruangan. Badan nya berbalik dan menatap ponsel pemberian Taehyung yang ada di atas nakas sisi ranjang nya. Tanpa banyak bergerak dan hanya mengukur kan tangan ia mampu mendapatkan ponsel itu.

Sebuah video call yang menunggunya untuk ia terima. Ia menarik keatas tombol hijau itu. Dan seketika menunjukkan wajah lelaki yang sudah lengkap dengan pakaian formal. Sebelum mengeluarkan kata-kata mata nya melirik ke jam dinding.

"Apa aku tidur selama itu?" Gumam nya saat matanya melihat jarum jam yang menunjukkan angka empat. Mata nya melirik jendela, langit yang hampir berwarna oranye karena hampir senja.

"Hai Noona, bisa kau lihat aku?" Suara itu terdengar dari ponsel yang di pegang nya. "hm.. appa dan oemma sudah pergi?" Tanya nya. "Ya. Aku mengantar mereka pukul sepuluh pagi." Ji-hyun mengangguk. Ia berusaha mendudukkan tubuh nya yang tak terbalut apapun.

Bahunya yang terdapat  bentuk yang hampir menyerupai bulat berwarna pink keunguan itu Ter ekspos. "Kau sangat cantik. Aku mengakui itu. Pantas saja para lelaki itu mengejar mu." "Dan betapa bodohnya Kim Taehyung, dia mengecewakan dan menyia-nyiakan berlian yang diincar banyak orang." Timpal Ji-hyun.

Lelaki itu terkekeh. Tangan Ji-hyun menutup dada nya dengan selimut. Dibawah sana terasa cukup nyeri yang membuat nya sedikit meringis. "Kau lapar?" "Perut ku masih penuh dengan calon anak-anak mu." "Oh. Kau menginginkan anak dari ku?" "Tidak. Semoga saja kau tidak membuang obat ku yang aku simpan beberapa tahun yang lalu."

"Obat? Obat apa? Apa obat itu tidak kadaluarsa?" "Entahlah. Obat itu yang membuat ku tak hamil anakmu." "Jadi dulu saat kau ingin bermain dengan ku..?" "Ya. Hanya menginginkan permainan, tak menginginkan anak selain Daehyun dan Saera." "Jadi sekarang kau menerima anak ku lagi?" "Lalu jika aku baru menerima anak mu. Apa kau tak menganggap si kecil itu anak mu?"

"Si kecil? Siapa?" "Aku yakin kau tahu." "Kim taekwon? Apa dia anak ku? Aku tidak yakin." "Hm. Kau bisa berkata seperti itu. Lagipula taekwon tak mengenal mu." "Belle bilang jika taekwon mirip dengan ku. Benarkah?" "Tidak. Dia mirip dengan kaparat itu. Dia anak kandung nya." "Kenapa kita selalu bercanda dengan anak-anak itu?" "Karena kita berdua telah membuat kesalahan yang fatal...

...jika dulu aku menolak perjodohan itu. Aku akan tetap hidup bahagia dengan Jaehyun. Dan Jaehyun tak akan menikah dengan wanita lain selain aku. Aku tak lagi mengenal mu. Dan aku tak akan terjerumus ke dalam parit yang ku siapkan sendiri." Jelas jihyun dengan mata yang memanas.

Hati Taehyung sangat sakit mendengar itu. Ji-hyun menyenderkan ponsel nya pada sandaran ranjang.

Jihyun menurunkan kakinya lalu berusaha untuk berdiri. Tubuh nya ambruk saat ia mencoba untuk berdiri. "Sial." Umpat nya. Taehyung tentu khawatir saat mendengar suara orang terjatuh dan umpatan Ji-hyun. "Kau baik-baik saja?" "Hm.. ya... pergelangan Kaki masih memar karena dirimu." "Jadi? Kau bisa berjalan? Apa aku harus memanggil tukang pi--" "stop. Aku masih bisa berjalan. Tapi tubuh ku masih terasa remuk...

...dan bagian bawah sana masih nyeri." "Apa aku harus pulang?" "Tidak perlu." Ji-hyun kembali berusaha berdiri. Ia membalut tubuh nya dengan selimut tebal itu. Ia Berjalan pelan-pelan ke kamar mandi.

-

Beberapa menit Ji-hyun berada di dalam kamar mandi. Kaki nya sudah lebih baik karena ia berikan salep dan memijit nya sedikit. "Oh.. kau masih di sana?" Tanya Ji-hyun. Ia menuangkan air putih ke dalam gelas dan meminum nya. "Hm ya... Aku khawatir dengan mu." "Tak apa. Aku bukan wanita lemah." "Kau yakin? Kau tetap menjadi wanita lemah di dalam kukunganku." Ji-hyun memutar bola matanya malas.

"Jika kau lapar, kau bisa memasak. Tidak ada siapapun di sana selain bodyguard dan pembantu." "Hm.. ya.. akan ku lakukan nanti."

-

Daehyun dan Saera sudah menerima email yang Ji-hyun kirimkan. Ji-hyun berkata "oemma baik-baik saja. Tak perlu mencemaskan oemma. Ngomong-ngomong oemma sedang di rumah kita yang dikorea, Taehyung membawa oemma, oemma memiliki rencana yang harus di jalankan untuk satu tahun ke depan...

...oemma akan tinggal di negara ini. Tanpa Taehyung, oemma akan merayu nya untuk ..... (Eits.... No spoiler).

...jadi jika oemma sudah berhasil dengan rencana itu. Oemma akan kembali kesana. (Dah gaes. Ini banyak banget. Jdi gak mau gw Type juga. Hahaha) ah ya... Oemma ingin taekwon kalian antar ke Korea, oemma akan menjemput nya. Tapi tunggu oemma memberikan kalian pesan lagi"

Daehyun sudah nampak lebih tenang karena email itu. Ia menatap kedua adik nya yang ada dibelakang nya. Kedua adik nya itu membaca email yang dikirim oleh sang ibu. "Jadi?" Tanya Daehyun. "Kenapa hanya taekwon?" Seru saera dengan nada iri. "Aku tahu pikiran mu. Tapi untuk sekarang lebih baik kau menyingkirkan itu. Oemma pasti memiliki rencana yang tak akan gagal...

...lagi pula menurut ku, hanya taekwon yang akan aman. Melihat bahwa taekwon adalah ... Taekwon, bisa kau pergi dan tak mendengarkan perbincangan ku?" Taekwon yang sedari tadi berwajah datar langsung berbalik pergi.

"Taekwon adalah anak kandung Taehyung. Taehyung tak akan membunuh anak kandung nya sendiri. Dan, mengingat jika Taehyung sekarang adalah salah satu orang yang penting di dunia mafia... Dia bisa membunuh kita meskipun kita sehebat apapun."

"Tapi.. oemma diculik. Seorang penculik tidak akan memberikan celah untuk menghubungi keluarga nya. Apa kau tak curiga?" "Ada sesuatu yang aneh memang. Tapi kita harus mempercayai email itu. Lagipula jika itu bukan dari oemma, kita bisa menyingkirkan orang yang mengatasnamakan oemma tadi."

Saera mengangguk paham. Ia berbalik lalu "aku akan menurutimu. Aku percaya padamu."

-

TBC





Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang