57

77 9 0
                                    

15 sep 20

-

jihyun bermalam di gedung Black star. tak lupa dae-hyun dan saera yang sekarang memiliki ruangan pribadi layaknya rumah mereka sendiri.

pukul empat pagi jihyun mendatangi ruangan seokjin dan menjelaskan semua yang ia rasakan. setelah mendengar penjelasan jihyun. seokjin menyuruh jihyun untuk berbaring di kasur medis nya.

beberapa saat berlalu seokjin menyuruh jihyun untuk duduk kembali. "Kapan kau terakhir kali melakukannya?" "Kira kira tiga atau empat bulan yang lalu" "Dengan?" "Taehyung" "Kau tidak melakukannya dengan jaehyun kan?" "Ani" "sepertinya cerita ini akan semakin rumit" "Wae"

"Kau hamil bodoh" "J-jinjja?" "Ya, sekarang kau hamil anak taehyung, dan itu akan semakin merumitkan cerita ini" "Aku akan menggugurkan nya" "Andwae!!!"

"Wae? Aku ingin mengakhiri drama bodoh ini""Aku tidak mau kau menjadi ibu yang brengsek, tetap jaga dia, jika kau menggugurkan nya, maka aku tak segan segan untuk membunuh mu, jaehyun, jungkook, dan kedua anak mu!!!"

"Oppa, hiks... "lirih Jihyun. Jin merasa bersalah lalu memeluk Jihyun. "Mian, mian, aku tak bermaksud membentak mu, tapi kau itu ibu, kau ibu Jihyun, jika kau tega membunuh anak yang ada dalam kandungan mu, maka sama saja kau membunuh Daehyun dan saera, mengertilah, aku tau kau masih memiliki hari nurani, sekalipun itu sudah tertutup oleh kebencian."

--

Jihyun baru saja sampai dimansion Taehyung.

Ia mengetuk pintunya keras. (Lo ngerti gimana rentenir nagih utang? Jadi ya gitu...)

-

Ckelek

Pintu dibuka, bukan seorang yang ingin jihyun temui, tapi irene. Tanpa basa basi Jihyun langsung menanyakan keberadaan taehyung.

"Dia tidak ada" "Jangan berbohong" "Aku tak berbohong!!" jihyun sedang malas ber basa basi lagi, ia langsung menerobos irene yang tengah berusaha menghalang-halangi Jihyun untuk masuk.

Jihyun langsung mengeluarkan kemampuan nya, yaitu, menekan leher irene, dan irene langsung tergeletak tak sadar kan diri.

Jihyun langsung masuk, dan berjalan ke arah kamarnya.

--

Brak!!!

Jihyun masuk ke kamarnya, taehyung terlonjak kaget, dan matanya langsung memerah. jihyun mengunci pintunya, dan tak lupa kuncinya ia masukkan ke kantong celana pendek nya.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!" "DIAM, DAN JANGAN MEMBENTAK KU!!!!" Taehyung terdiam dan memakai selimut untuk menutupi tubuh bugil nya. "Kau melakukannya dengan jalang itu?"

"Jangan pernah memanggilnya jalang!" "Arrasseo, kau melakukannya saat kau masih sah menjadi suami seseorang?" "Apa urusannya dengan mu!!" "tidak ada. sekarang duduklah, aku akan menjelaskan semua nya"

Taehyung duduk, dan Jihyun yang masih mempertahankan dirinya. jihyun melemparkan amplop yang berisi surat palsu tes DNA. "itu adalah bukti jika dae-hyun dan saera adalah anak kandung mu. aku mengatakan jika aku mengandung anak jaehyun karena aku memiliki rencana agar target yang susah ku incar bisa dengan mudah Ter incar karena bantuan red star...

...jadi, ini sudah jelas. aku akan mengambil jalang mu dan aku akan menunggu surat perceraian itu sampai di tangan ku" jihyun melangkah pergi tapi kaki nya berhenti di kamar. "jika kau ingin menemui jalang mu untuk terakhir kalinya, kau bisa mendatangi gedung red star" selanjutnya ia kembali melangkahkan kakinya.

-

ceklek...

"appa!!" seru saera seraya mendekati Taehyung yang tengah duduk didepan wanita yang tengah terikat. "saera" panggil jihyun dengan nada memperingatkan. saera mengangguk paham lalu kembali mendekati jihyun.

"tidak, kalian bisa memeluk appa. oemma tak melarang itu" ucap jihyu. seraya menggosokkan tangan nya pada rambut kedua anak nya. saera kembali mendekati Taehyung dan memeluk Taehyung. Daehyun menatap Taehyung penuh amarah.

"kau marah?" tanya jihyun tanpa mengalihkan pandangannya pada Taehyung. "tentu" "peluk Taehyung. mungkin hari ini saja kau dapat memeluk Taehyung mu" "tak Sudi aku memeluk orang yang telah mengkhianati keluarga nya sendiri"

jihyun tersenyum miring lalu berjongkok membingkai wajah anak lelaki nya. "bagaimana pun juga kau adalah anak nya. lelaki itu yang mendidik mu, menemani tumbuh kembang mu" ucap jihyun seraya menatap dalam wajah Daehyun.

"t-ta---" "peluk Taehyung. perintahkan dia untuk meminta maaf pada mu karena kau telah dikhianati oleh nya" titah jihyun tanpa menghilangkan senyum nya. Daehyun mengangguk lalu melirik saera yang tengah di gendong oleh Taehyung.

tangan nya mengepal. matanya memerah, tanpa pikir panjang ia langsung mengeluarkan pisau yang selalu bersama nya. "untuk apa?" tanya jihyun saat menyadari anak nya telah dibakar api amarah. "untuk menghukum nya" "tidak-tidak. jangan lakukan itu, oemma menyuruh mu untuk memeluk nya"

Daehyun membuang pisau lipat nya lalu berjalan ke arah Taehyung. "meminta maaf lah padaku" titah dae-hyun dengan menatap Taehyung tajam. Taehyung berjongkok lalu mengelus rambut dae-hyun. "maaf" setelah berkata seperti itu. Taehyung mengelus wajah sang anak.

Daehyun menepis tangan Taehyung lalu kembali untuk mengambil pisau nya. "just like that? " tanya jihyun yang hanya mendapatkan anggukan dari dae-hyun. beralih ke saera, saera terus menerus tertawa dengan Taehyung.

"appa" "ne?" "apa tahu jika aku akan memiliki ad---" "saera" jihyun memotong ucapan saera. "Ups, aku lupa" saera meringis lalu mendekati dae-hyun. Daehyun menjauh dari saera dan mendekati Irene yang sedang terikat di tembok.

ia melewati Taehyung dan melirik nya sekilas. "oemma hamil, satu bulan" gumam nya yang terdengar jelas di telinga Taehyung. Taehyung melotot lalu melirik ke jihyun. "j-jihyun?" "mwo?" "a-apa k-kau h-hamil?" jihyun melotot lalu melirik Daehyun. "t-tidak" "tidak mungkin dae-hyun berbohong bukan?"

jihyun tak menjawab melainkan mengeluarkan pistolnya. "kenapa kau tak menjawab ku?" "bukan urusanmu" "lalu?" "diam lah. saera, tangani wanita itu" saera menjauh dan jihyun menatap tubuh Irene yang tengah di sayat oleh dae-hyun.

"dia anak ku" "tidak, dia anak jaehyun" "kau berbohong" "aku tidak peduli" "t-tap---" jihyun memotong ucapan Taehyung dengan menodongkan pistol nya. "diam" desis nya. "aku tidak akan diam hingga kau menjawab pertanyaan ku"

jihyun menarik tangan Taehyung lalu membanting tubuh Taehyung pada balik dinding. ia langsung menodongkan pistol nya di bahu Taehyung, tangan kiri nya mencengkram erat bahu Taehyung.

"I am tired" "Sorry, sorry for not trusting you" jihyun tersenyum miring lalu menarik tangan Taehyung. ia membuka kepalan tangan Taehyung dan meletakkan pistol nya di telapak tangan Taehyung.

"kill me, if I die you can do anything. without thinking about anything" "no. I won't be able to be you" "ya, aku juga tak sanggup menjadi diriku sendiri" jihyun terkekeh kecil. jihyun mengarahkan pistol yang dipegang Taehyung ke perutnya.

"bunuh dia. aku harus pergi dengan nya" "tidak. aku tidak akan membunuhnya, dia darah daging ku, bukan? aku akan menceraikan mu, tapi jangan sampai kau membunuh anak ku. atau lebih baik kau membunuh ku, cari lelaki yang bisa menerima mu dan anak ku"

jihyun kembali terkekeh lalu menatap Taehyung tajam.

--

tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang