15 okt 21
Ada rumor gaes.
1. Gw gak denger rumor tsb.
2. TB" bighit klarifikasi.
3. Salama gw jadi army 3 tahun sampe Sekarang, sering banget denger rumor. Tapi baru kali ini gw denger bighit klarifikasi.
Malah kepikiran.-
Ji-hyun membuka ruangan taehyung. Hari ini cukup malam, pukul 11 malam. Taekwon sudah tertidur, hanya tersisa dia dan taehyung. Taehyung masih berkutat dengan laporan nya. Ji-hyun berjalan membuka jendela lalu berjalan ke meja taehyung. Menatap wajah taehyung dari sisi kiri...
Sungguh Tampan.. taehyung melirik Ji-hyun. Pasti ada sesuatu yang ia ingin kan. Pikir nya. "apa?" Tanya taehyung tanpa menoleh ke Ji-hyun. Ji-hyun menyingkirkan dokumen taehyung dan duduk di meja dengan menyilangkan salah satu kakinya.
Tangan nya merogoh kantong dan mengeluarkan sebatang cigar mahal yang baru ia beli. "Apa kau keberatan dengan kedatangan ku?" Tanya Ji-hyun. "Ya. Kau mengganggu pekerjaan ku." Jawab taehyung dengan meminum air putih yang tersisa sedikit.
"Bukan. Bukan itu, maksud ku. Kau keberatan dengan kedatangan ku kembali di hidupmu?" "Tidak. Aku tak merasa terbebani. Dan aku akan kembali membawa Daehyun dan saera." "Oh ayolah... Dia bukan an--" "tak peduli anak ku atau bukan, mereka lah yang memanggil ku appa. Dan aku yang membesarkan mereka lebih dari tujuh tahun pertama." "Panjang sekali." Gumam Ji-hyun dengan memandang lampu jalanan kota yang indah dari jendela.
"Biarkan mereka memilih sendiri. Lagi pula mereka sudah hampir dewasa. Aku juga tidak akan keberatan jika Daehyun dan saera kembali dengan mu. Mereka memiliki hak untuk memiliki. Jika mereka memilih hidup tanpa orang tua. Aku akan menerima dan menghargai pilihan mereka." Ji-hyun menjelaskan itu dengan membanting tubuh di ranjang.
"Bagaimana dengan taekwon." "Aku juga akan memberikan kesempatan untuk memilih. Aku tidak mau ribet seperti dulu. " "Kau tak memperdulikan anak mu?" "Prinsip ku. Jika mereka anak ku. Mereka akan mencari ku." "Begitu? Bukan sebaliknya?" "Aku suka berkebalikan." Taehyung menghela nafas. Ia berdiri lalu mendekati Ji-hyun. Mengambil cigar yang ada di jari Ji-hyun.
Menghisap dan menghembuskan nya. "sekarang apa yang kau mau?" "Tidak ada. Tapi aku akan pindah beberapa hari lagi. Taekwon akan bersama mu." Ji-hyun berdiri. Ia mengambil gelas yang ada di atas meja. "Kau lembur?" Pertanyaan Ji-hyun mendapatkan gelengan dari taehyung.
"Kau lelah?" Ini mendapatkan anggukan. Ji-hyun menaikkan kedua alis nya.
-
Ji-hyun datang dengan nampan yang membawa teh hangat, sup, dan beberapa obat untuk pengantar tidur. Ia meletakkan di atas meja lalu berkata "aku akan kembali saat kau menghabiskan sup mu. Aku akan mengambil ponsel. Dan mengecek taekwon."
-
Ji-hyun datang kembali dengan baju yang berbeda. Tubuh nya yang ramping membuat nya terlihat tenggelam di baju itu. "apa bagus?" Tanya nya. Taehyung mengangguk lalu membuang ponsel nya ke area kasur lain. Dia menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.
Celana pendek selutut dan tanpa memakai kaos. Itulah yang di kenakak taehyung. Ji-hyun mendekati taehyung. "Taekwon bilang dia akan menetap disini. Dia mau.hanya saja dia akan kembali bersama ku jika aku tak kembali kemari." Jelas Ji-hyun dengan mengambil ponsel taehyung.
Ia membuka ponsel tanpa sandi itu. Membaca pesan sepihak yang dikirimkan oleh kekasih taehyung. "Ini lucu. Kau selalu memberikan spam kepadaku tapi kau mengabaikan spam dari kekasih mu. Aku curiga jika kau telat memberikan uang bulanan." Kini taehyung terkekeh.
"Uang bulanannya tak lebih dari 5 juta Dollar. Uang sedikit itu tak cukup hanya untuk makanan sehari-hari mu." Balasan taehyung membuat jihyun tertawa. "Hahaha... Bukan kah aku sangat boros? Hahahaha" taehyung tersenyum. Senyuman indah yang di makan kegelapan.
Kini taehyung menutup mata. Ia tak bisa tidur, dan ketahuilah jika ia tak meminum obat dari Ji-hyun. "Bagaimana menurut mu. Tampan Daehyun atau taehyun?" Pertanyaan Ji-hyun membuat mata taehyung kembali terbuka "kedua nya." "Tidak. Ini sangat berbeda. Taehyun, wajah nya seperti wajah mu. Hanya saja rahang nya terlalu tirus. Dan Daehyun. Dia sangat sempurna. Wajah nya seperti jaehyun."
Taehyung melotot. Ia merampas ponsel nya lalu kembali menyenderkan tubuhnya. Ji-hyun terkekeh. Ia menelpon Daehyun. Tidak. Dia tak mengganggu Daehyun. Daehyun bilang dia lembur.
"Halo, bagaimana kabar mu?" Tanya Ji-hyun. "Ah baik-baik. Begitu pula saera." Jawab Daehyun. "Kau ingin berbicara dengan appa mu?" Pertanyaan Ji-hyun mendapat jawaban yang cukup lama. "Tidak perlu. Aku harus mengerjakan tugas." Ji-hyun menghela nafas. Ia memberikan ponsel nya ke taehyung. Taehyung tak menerima itu tapi Ji-hyun mengaktifkan speaker.
"Berbicaralah. Appa mu mendengarkan." Titah Ji-hyun. Daehyun tersenyum kecut. "Cukup canggung jika berbicara di telepon setelah sekian lama." Ucap Daehyun yang entah mengapa membuat senyuman itu terbit dari bibir taehyung. "H-halo, a-appa?" Taehyung tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. "Halo, bagaimana kabar mu?" "Baik baik saja. Bagaimana dengan appa?" "Seperti yang kau dengar. Bagaimana dengan saera." "Dia juga baik-baik saja." "Berkunjung lah jika senggang." "Ah nde. Aku harus berangkat. Aku akan menutup telpon." "Malam selarut ini?" "Aku ada rapat dengan beberapa orang." Taehyung mengangguk paham.
Ji-hyun berkata "baiklah. Akan ibu matikan." Ji-hyun meletakkan ponsel nya lalu menaiki tubuh taehyung. Ia duduk di perut rata taehyung.
"Ada satu pertanyaan yang harus kau jawab." Ucap Ji-hyun dengan mendekatkan wajahnya. "Apa?" "Kenapa kau terus mencari Daehyun yang belum tentu anak mu. Tapi berbeda dengan Taehyun." Taehyung menghela nafas berat kesekian kalinya. Entah mengapa Ji-hyun terlalu banyak bicara hari ini.
"Karena Taehyun tidak pergi. Dia akan menetap tapi tidak untuk Daehyun. Dia seperti belut, semakin digenggam semakin licin, jika tak di genggam semakin sulit ditemukan. Kau paham?" Perumpamaan taehyung yang menjadi Jawaban nya. Ji-hyun mengangguk paham. Ia semakin mendekat kan wajah nya dan melumat bibir taehyung. Taehyung membalas itu dengan menyentuh punggung Ji-hyun.
Tak berselang lama Ji-hyun menarik kepala nya. Menatap wajah taehyung yang hanya terlihat pupil mata, hidung dan bibir yang samar-samar. Menyentuh bibir taehyung dengan lembut. "bagaimana dengan hubungan kita?" Tanya taehyung yang membuat jihyun sedikit tersenyum. Ji-hyun termenung.
"Bagaimana dengan hubungan kita" oh tuhan. Pertanyaan ini berputar di kepala nya. Kupu-kupu mulai keluar dari perut nya dan jantung berdetak lebih cepat. Ia merasa nyaman dengan ini. Tapi ia tak tahu apa perasaan ini. Ia yakin jika ini bukan rasa cinta.
"Kita tak memiliki hubungan yang pasti. Hanya saja yang paling pasti adalah kau milikku dan aku milikmu. Tidak ada yang bisa mengubah itu."
(These words are based on true stories of readers. You guys can capture the screen if that's really the case.)-
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Queen [KTH FF18+]
Aksijeon jihyun wanita yang menggeluti dunia mafia dan dunia malam. terkenal akan sifat dingin, kejam dan angkuh nya. wanita yang dikagumi oleh banyak lelaki hidung belang. dijodohkan oleh orangtuanya dengan seorang lelaki yang sama seperti nya, mafia...