64

55 7 0
                                    

(012k3)

tapi boong, ya HaYUK, xixixii

-

jihyun berjalan keluar dari bandara, menggandeng kedua anak nya. dibelakang sudah ada lima lebih bodyguard yang membawa beberapa koper dan berkas-berkas milik jihyun. langkah lebar nya membuat ia lebih cepat sampai ke mobil mewah hitam.

tanpa disuruh, anak anak nya langsung masuk ke kursi penumpang. Jhonatan Foster, sekertaris dan kaki tangan baru jihyun. rahang tegas, mata tajam dan hidung yang lumayan runcing membuat wajah nya tampak sempurna. apalagi jas kerja berwana hitam yang melekat di tubuh nya membuat nya nampak sangat sempurna.

satu kalimat yang cocok untuk diberikan kepada jihyun. ia tidak pernah salah mencari seseorang. itu pantas untuk jihyun, jihyun memilih kaki tangan yang memiliki kepintaran, ketampanan, latar belakang jelas, tak banyak omong, jujur dan tanggung jawab yang tinggi. itu sangat sempurna untuk seorang lelaki yang harus selalu ada 24 jam untuk jihyun.

tak peduli apa saja yang sedang ia lakukan, entah itu istirahat, salah satu keluarga meninggal sekalipun, ia harus on time untuk jihyun. ia juga sudah menandatangani kertas kontrak, dimana kertas itu menunjukkan perjanjian jika Jhonatan berkhianat atau melakukan kesalahan apapun yang tak bisa dimaafkan, maka ia akan di hukum tak hanya dia, tapi seluruh keluarga.

itu mengapa gaji yang diberikan jihyun cukup fantastis hanya untuk mengerjakan seorang asisten pekerja. kembali ke topik, jihyun menatap Joo sang dengan tatapan tajam, ia bahkan menusuk mata Joo sang dengan mata mengerikan milik nya. Joo sang menunduk lalu membuka pintu dan mempersilahkan jihyun masuk.

-

empat ban mobil menggelinding bersama dan berhenti tepat di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi. Jhonatan menekan klakson dan otomatis gerbang hitam itu terbuka dengan sendiri nya. mobil yang mengangkut jihyun, Joo sang, dae-hyun dan saera itu kembali melaju di kecepatan rendah.

rumput hijau menyambut mobil mewah itu, kolam pancuran air berada di tengah tengah jalan, beberapa pohon rindang ada di sisi jalan dan ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan dan memberikan perawatan pada tanaman. semua lantas berbalik mendengar suara mobil yang semakin mendekat.

meski tak melihat siapa yang ada di dalam mobil, mereka menundukkan kepala mereka dengan hormat. "oemma, rumah siapa ini?" tanya saera dengan menatap seluruh halaman dari dalam mobil. "ini rumah kita." "kita? bukan kah rumah kita dikorea?" jihyun tak menjawab.

ban mereka berhenti di tangga kecil. jihyun langsung keluar dan ia disambut oleh dua maid. Jhonatan membuka kan pintu untuk dae-hyun dan saera, lalu ikut masuk ke dalam mansion jihyun. "pecat semua pelayan, sisakan beberapa untuk mengurus taman dan beberapa hal yang tak penting" gumam jihyun. Jhonatan mengangguk lalu pamit pergi.

"dan untuk kalian berdua, pilih kamar kalian sesuka hati" jihyun langsung berjalan lalu menaiki tangga yang sedikit melingkar. membuka gagang pintu yang ada tepat di depan tangga lalu memasuki nya. aroma maskulin memasuki hidung nya, suara air yang mengalir di kamar mandi membuat nya berjalan mendekat, bukan untuk mencari tahu tentang siapa orang yang ada di dalam, tapi untuk memberi isyarat jika ia telah datang.

ia melepaskan Hoodie nya meninggalkan silet tipis dan sedikit transparan yang melekat ditubuh nya. ia juga melepaskan sepatu, kaos kaki dan beberapa aksesoris yang ia kenakan. setelah tubuh nya semakin ringan karena meninggalkan seluruh aksesoris ia langsung keluar dari kamar dan menuju ke dapur.

suasana rumah yang sedikit ramai kini sangat sepi. jihyun tak peduli dengan suasana, ia berjalan dan berhenti tepat di depan meja makan. ia mengambil selembar roti lalu mengolesinya dengan mentega. tangan kiri nya mengetik sesuatu di ponsel nya, lalu menempelkan ponsel miliknya ke telinga nya.

menunggu beberapa saat lalu tersenyum saat seorang di sebrang sana mengangkat telepon nya. "namseok, aku memiliki satu pekerjaan terakhir untuk mu" "mwo?" "buat berita jika aku menjual seluruh perusahaan dan red star ku ke seseorang. dan buat semua orang berhenti mencari tahu tentang ku."

"bagaimana? apa kau akan menjual perusahaan mu?" "tidak akan dan tidak mungkin, aku hanya ingin membuat semua orang tidak mencari tahu tentang ku" "arraseo, akan ku kerjakan..
tapi beri aku sedikit penjelasan seperti biasa, dan beberapa hal yang harus kulakukan."

"hm... pertama, kau harus mengganti nama perusahaan ku menjadi 'park crops'" "'park crops'? siapa yang bermarga 'park'?" "kau ternyata cerewet. aku tidak tahu siapa Lee itu, hanya saja itu lebih efektif daripada tak mengganti nama perusahaan. kedua, kau buat red star menjadi the bladge...

...ketiga, buat berita jika aku menjual seluruh hak kepemilikan ku. dan buat berita jika semua kontak ku hilang." "arraseo akan ku lakukan." "ku tunggu berita selanjutnya" "hm" jihyun kembali menyuapkan roti ke mulut nya lalu melirik dae-hyun dan saera yang tengah turun dari tangga dengan bersamaan.

bugh...

punggung jihyun dipukul seseorang yang membuat jihyun mengepalkan tangannya. "aku tidak kaget" gumam nya. "dengan raut wajah seperti itu kau bilang tidak kaget?" jihyun menatap teman nya dengan tatapan datar. Seung woo, teman sekaligus kakak bagi nya. lelaki konyol yang sangat sering menghilang dari jihyun.

jihyun melirik kedua anak nya yang kini duduk di depan nya menatap Seung woo dengan tatapan bertanya. "dia paman kalian, Seung woo, Ong Seung woo." "paman?" saera menatap Seung woo dengan penuh selidik. "ya, aku paman kalian, paman yang akan menggantikan appa mu" "berarti kau appa ku?" "tidak, tidak, aku hanya paman kalian, tidak mungkin aku menggantikan posisi Taehyung."

"aku bingung" "aishh.. begini, aku sudah memiliki istri dan anak. aku juga adalah kakak dari oemma kalian, tidak mungkin aku menikah dengan adik ku sendiri bukan?"

-

tbc


Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang