❤Gudang❤
Pagi ini jakarta terasa hangat karena terik matahari yang sedikit menyengat, jalanan sudah padat dengan kendaraan berasap menghilangkan efek sejuk di pagi hari.
Pagi-pagi sekali Kinara sudah berada di sekolah karena hari ini ada tugas piket, Kinara berjalan santai di koridor yang sepi.
Kepala nya menoleh ke kanan dan ke kiri, sekolah masih sangat sepi, sepanjang koridor Kinara tidak melihat murid karena mungkin masih terlalu pagi untuk datang kesekolah.
Kinara berbelok lalu masuk kedalam kelasnya. Kelas masih sangat sepi, bahkan teman sekelompok piket nya pun belum ada yang datang.
Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya seketika dahi Kinara mengernyit heran, seharusnya teman-temannya sudah datang.
Kinara memang terlalu rajin, gadis dengan hijab putih nya itu menghela napas pelan kemudian menaruh tas ransel nya di atas meja.
Kinara mulai membersihkan kan kelas nya dari menyapu lantai, selesai menyapu, Kinara keluar kelas menuju belakang sekolah untuk mengambil lap pel yang di taruh di belakang sekolah dekat gudang.
Kinara kembali ke kelas nya dengan membawa kain pel dan ember berisikan air, mencelumkan kain pel tersebut kedalam air kemudian Kinara mulai mengepel kelas nya.
Lima menit kemudian Kinara sudah selesai mengepel lantai, menyeka keringat lalu bernapas lega, Kinara kembali membawa kain pel dan ember yang sudah kosong karena sebelum nya Kinara sudah membuang air kotor nya, Kinara berniat menaruh kembali kain pel dan ember di belakang sekolah.
Langkah kecil Kinara terhenti di koridor sekolah yang sepi, dahi nya bergelombang seraya menyipitkan matanya.
Di ujung koridor terlihat dua siswa tengah menyeret satu siswa menuju gudang belakang sekolah, sedikit penasaran tapi, Kinara menggeleng. Ini bukan urusan nya, dan dia bukan tipikal orang yang selalu mencampuri urusan orang lain.
Kinara kembali melanjutkan perjalanan nya yang terhenti, berjalan sedikit lebar menuju belakang sekolah di samping gudang untuk menaruh ember dan kain pel.
Gadis dengan kerudung panjang berwarna putih tersebut bernapas lega setelah selesai menaruh ember dan kain pel tersebut.
Kinara hendak beranjak pergi menuju kelas nya, namun, suara gaduh dari dalam gudang membuat Kinara terdiam.
Netra coklat nya menatap pintu gudang yang tertutup, seketika Kinara teringat akan dua siswa yang menari satu siswa, tak ingin hal buruk terjadi, dengan langkah lebar Kinara segera mendekat ke arah pintu gudang.
Langkah Kinara terhenti tepat di depan pintu gudang yang tertutup rapat, gadis dengan manik coklat tersebut terkejut saat mendengar umpatan kasar dari dalam.
"Bangsat! Mati lo!" terdengar suara kasar laki-laki, tak lama bunyi benda jatuh terdengar cukup nyaring.
"Jangan pernah ikut campur urusan kita, bangsat!"
Bugh
Bugh
Bugh
Tidak. Kinara tidak boleh diam saja, dia harus melakukan sesuatu, Kinara menoleh ke-kanan dan ke-kiri. Disini amat sepi, wajar saja karena masih amat pagi.
Kinara berusaha mengintip lewat jendela, dan betapa kaget nya dia saat melihat laki-laki yang sangat di kenal nya tengah bertengkar dengan dua siswa.
"Gue nggak akan ikut campur kalau kalian nggak curang!"
Nggak. Ini tidak benar, berantem di sekolah? Ini gila, dan ini hal pertama yang Kinara lihat.
"ADA PAK TOMY," Kinara berteriak heboh, dia tidak tahu dengan cara apa melerai pertengkaran tersebut, hanya cara itu yang ada di pikiran nya saat ini.
Kinara langsung bersembunyi di kolong meja yang sudah rusak dan tak terpakai, meja tersebut sengaja di taruh di sekitar gudang.
Bola mata Kinara bisa melihat dua siswa keluar dari gudang dengan gusar, berlari meninggalkan gudang.
Kinara keluar dari persembunyian nya, sebenar nya dia ragu untuk masuk ke dalam gudang. Tapi Kinara ingin memastikan bahwa semua nya baik-baik saja.
Dengan langkah ragu Kinara masuk kedalam gudang, dan betapa kaget nya dia melihat laki-laki dengan pakaian berantakan, banyak memar di wajah nya bahkan sudut bibir nya terluka.
"Kamu nggak papa?" tanya Kinara hati-hati seraya menghampiri laki-laki tersebut.
Laki-laki dengan netra hitam legam tersebut menatap kaget pada Kinara yang sedang berjongkok tepat di depan nya.
"Fateh. Kamu nggak papa kan?" tanya Kinara menatap khawatir pada laki-laki di depan nya.
Laki-laki dengan kulit putih itu hanya diam saja menatap wajah khawatir Kinara. Karena kesal tidak ada jawaban akhirnya Kinara membantu nya berdiri.
"Ayo aku antar kamu ke uks."
Tanpa membantah laki-laki dengan tinggi 175 itu hanya menurut dan mengikuti Kinara yang memapah nya menuju uks.
❤❤❤❤❤
Sesampainya di uks Kinara mendudukkan laki-laki dengan seragam yang sudah berantakan itu di atas brankar yang tersedia di uks.
Setelah mengambil P3k. Kinara duduk di samping laki-laki yang sudah di tolong nya itu.
Laki-laki dengan netra hitam legam tersebut hanya diam memperhatikan Kinara yang sibuk meneteskan obat merah pada kapas.
Setelah di rasa sudah cukup Kinara menatap wajah tampan di depan nya dengan serius kemudian mulai mengobati luka di sudut bibir laki-laki di depannya.
"Kamu kenapa sih Fateh. Kalau nggak telat, ya di hukum, sekarang malah berantem," cerocos Kinara.
Kinara sungguh tidak mengerti, Fateh sering kali berulah di sekolah. Telat lah, melanggar aturan dan sekarang berantem.
Laki-laki di depan Kinara sedikit meringis mendengar ocehan Kinara, entah kenapa hati nya terasa tercubit saat melihat wajah khawatir Kinara.
"Saya Fathan. Bukan Fateh."
Deg!
Aktivitas Kinara terhenti saat mendengar suara brithon milik Fathan. Ya, Kinara baru sadar bahwa laki-laki di depan nya ini adalah Fathan saat mendengar suara Fathan.
Fathan dan Fateh memang sulit untuk di bedakan, tapi percayalah jika kalian mendengar suara mereka maka kalian akan bisa membedakan mereka.
Kinara menunduk, dia merasa gugup sekarang.
Fathan merebut kapas di tangan Kinara, "saya bisa mengobati luka saya sendiri."
Kinara semakin yakin bahwa laki-laki di depan nya ini adalah Fathan. Dari caranya bicara saja Kinara sudah tahu, Fateh tidak mungkin berbicara se-formal itu.
❤❤❤❤❤
Maaf baru bisa update😔
Please coment kalian suka nggak sama cerita ini?
Jangan lupa folow akun wattpad author dan akun instagram author @mfitriyanii17_
Terima kasih sudah membaca🤗
Salam peluk online dari author😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Teen FictionMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...