part 68 -END

102 6 2
                                        

"Sesulit itukah untuk kembali sampai kamu memilih untuk tetap pergi"

-Kinara Aisyah Zeira-


____________________________





Hari ini mereka benar-benar makan bersama anak yatim untuk merayakan kemenangan mereka. Bahkan Shakila dan Kinara pun ikut serta di ajak oleh Tristan.

Fathan dan Rendy pun ada. Mereka semua bersenang-senang. Melupakan duka juga luka di hati mereka.

Menghibur anak panti ternyata sangat menyenangkan. Bahkan makan bersama pun di iringi dengan canda dan tawa.

Bukan hanya makan bersama saja. Tapi mereka juga belajar bersama. Mereka terlihat bahagia meski ada satu orang yang tidak hadir di tengah-tengah mereka.

Setelah selesai. Mereka semua bersantai di taman panti. Taman yang menyuguhkan pemandangan hijau dan asri.

Di tengah keheningan. Kinara berdiri dari duduknya, Kinara menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan, aktivitas Kinara menjadi sorotan.

"Ada yang mau aku sampaikan," ucap Kinara pelan.

Semua penasaran dengan apa yang ingin Kinara ucapkan terkecuali Tristan.

"Besok. Aku akan pindah sekolah ke Australia," jelas Kinara yang membuat Shakila kaget.

"Ra. Kenapa dadakan?"

"Maaf Kila," Kinara menggeleng, "sebenarnya tidak dadakan."

"Terus kenapa baru ngomong sekarang?" kata Shakila.

"Aku nyari waktu yang pas aja Kila."

"Ini waktu yang pas menurut Lo?" Shakila menggeleng tak percaya, "Lo anggap gue temen gak sih? Bahkan selama ini gue juga gak tahu kalau Lo anak pemilik sekolah," Shakila berucap dengan wajah marah lalu pergi begitu saja.

Kinara menatap lirih kepergian Shakila. Shakila adalah teman satu-satunya di sekolah. Tentu saja Kinara menganggap nya teman, tapi memang Kinara bukanlah tipe orang yang terbuka.

"Biar gue yang jelasin ya," kata Tristan lalu pergi menyusul Shakila.

"Lo pergi disaat sahabat kita pergi karena Lo Ra," desis Tio lalu pergi di ikuti yang lainnya.

Fathan. Dia juga memilih pergi setelah melirik Kinara sekilas, wajahnya menyiratkan kecewa.

Tinggallah Kinara dengan Nino disana. Kinara menunduk dalam bersiap mendengar apapun yang akan di katakan oleh Nino.

"Lo gak salah Ra. Jangan pernah ngerasa bersalah, kalau gue jadi Fateh gue juga akan ngelakuin hal yang sama. Melindungi perempuan yang dicintai."



______________________________




Kinara bersimpuh di atas gundukan tanah yang masih memerah dengan nisan bertuliskan nama Muhammad Fateh Fazal.

Kinara benar-benar tak dapat menahan air matanya agar tidak keluar. Kinara benar-benar sudah menyiapkan hati untuk mengunjungi makam Fateh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang