Jangan lupa Folow akun wattpad author mfitriyanii17Selamat membaca❤
❤❤❤❤
❤Di antar pulang❤
Awalnya, selesai solat Kinara ingin segera pamit. tapi Afida menahan nya, Afida menyuruh nya untuk makan siang terlebih dahulu.
Kinara menolak? tentu saja, tapi Afida memaksa. dan disinilah Kinara saat ini, duduk di meja makan bersama Afida dan si kembar.
Tatapan Fateh sangat-sangat mengganggu, beberapa kali Kinara menunduk untuk menghindari tatapan Fateh.
Fathan yang beberapa kali berdehem agar Fateh berhenti menatap Kinara, selain terganggu Fathan juga merasa bahwa Kinara tidak nyaman.
Lain cerita dengan Afida yang begitu khidmat dalam makan siang nya kali ini, karena tidak ada Farhan yang sering kali mengganggu nya saat makan.
Sebenar nya, sifat Farhan sama persis dengan sifat Fateh, namun tidak kelewat batas seperti Fateh.
Selesai makan Kinara membantu Afida membereskan meja makan.
Saat Kinara tengah mencuci piring Fateh terus memperhati kan nya, Fateh bersandar di tembok sembari melipat kedua tangan nya di depan dada bidang nya.
Kinara terus menunduk untuk menghindari Fateh. Afida yang menyadari keberadaan anak bungsunya di dapur merasa heran.
"Kamu lagi apa dek?" tanya Afida menatap anak nya heran.
"Lagi menatap masa depan bun," jawab Fateh tanpa mengalihkan pandangan nya.
Afida yang tengah mengelap meja makan pun berhenti dari kegiataannya, dia menatap putra bungsunya.
"Aduduh bun, sakit. bun,"
Tanpa aba-aba Afida menjewer putranya sadis, Afida memang ibu yang termasuk lemah lembut dia tidak pernah bermain fisik terkecuali menjewer anak nya saat anak nya bandel.
"Kamu ya, dari tadi bunda perhatikan ngeliatin Kinara terus. jangan gitu dek, istigfar!" sentak Afida sambil terus menjewer telinga Fateh.
"Masa Fateh harus istigfar sih bun, Kinara bukan setan," seru Fateh, memegangi lengan bunda nya berharap Afida melepaskan telinga nya.
"Lagi pula Kinara itu bidadari nya dunia, harus nya Fateh ngucap subhanallah bukan Astagfirullah."
Afida semakin kencang menjewer Fateh. Kinara tersenyum geli melihat interaksi ibu dan anak yang sangat lucu menurut nya.
"Aduh bun, lepasin dong malu tahu di liatin calon mantu," Afida membulatkan matanya, menatap Kinara yang berdiri tak jauh darinya.
Kinara sudah selesai mencuci piring, Afida melepaskan telinga Fateh membuat Fateh mengucap syukur, Alhamdulillah.
Fateh sangat yakin bahwa bunda nya tengah datang tamu bulanan, makanya menjadi ganas.
Afida menghampiri Kinara, senyum nya merekah, "kamu memang nya mau jadi menantu bunda?"
Kinara terdiam kaku, sedikit gugup. mengapa Afida bertanya demikian.
"Kalau kamu mau bunda akan sangat-sangat bahagia," lanjut Afida tersenyum bahagia ke arah Kinara.
"Bunda udah restuin kita, tinggal ngurus surat nikah nya aja," celetuk Fateh.
"Bukan kamu yang bunda restuin," kata Afida menatap ke arah Fateh, hanya sekilas lalu kembali menatap ke arah Kinara.
senyum Fateh luntur tergantikan dengan raut wajah bingung.
"Kamu cocok nya sama Fathan, gimana?" Afida kembali berucap membuat Fateh menganga tak percaya.
Jika disini ada dirinya, kenapa bunda nya malah merecomendasi kan Fathan? bunda nya memang pilih kasih.
Kinara menggigit bibir nya, berada di suasana yang membuat nya begitu canggung.
"Kenapa harus Fathan sih bun, kan ada aku disini," ucap Fateh mengerucutkan bibir nya lucu.
Sama seperti Farhan ketika cemburu, memang benar-benar copy paste.
Panjang umur, itulah istilah di saat kita membicarakan seseorang dan orang itu dengan tiba-tiba datang.
Fathan menatap heran ke arah Fateh yang menatap nya tajam, salah apa gue?
"Fathan, kamu anterin Kinara gih."
Kinara terbelalak tak percaya, begitu juga Fateh dan Fathan.
"Bisa kan bang," ucapan Afida kembali menyadarkan Fathan yang terdiam.
"Nggak usah bun, Kinara bisa pesan taxi online," buru-buru Kinara menyahut.
Selain tidak enak hati karena merepotkan, Kinara juga tidak ingin berada di situasi lebih canggung nantinya.
"Bisa kok bun," ucap Fathan cepat.
Afida tersenyum sedangkan Kinara menatap Fathan was-was. jantung nya berpacu dengan cepat, bagaiman bisa jantung nya baik-baik saja jika Kinara harus berhadapan dengan laki-laki yang sudah menjadi doa nya di sepertiga malam nya.
Fateh memberenggut kesal, "kenapa nggak Fateh aja sih bun," ucap Fateh terlihat kesal.
"Bunda nggak mau terjadi hal yang tidak di ingin kan, jadi, Fathan lebih aman."
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Ficção AdolescenteMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...