Kinara menyuapi Zara dengan sabar. Setelah Zara sadar dari pingsan nya, gadis itu langsung meminta makan pada Kinara. Meskipun bingung Kinara tetap menurutinya.
Kinara bersyukur karena sekarang Zara sudah tidak berteriak dan mengusirnya lagi.
Kinara menggeleng lemah, menepis pelan tangan Kinara. Mengisyaratkan bahwa dia sudah tidak mau lagi makan. Kinara tidak memaksa, karena dia takut Zara kembali seperti kemarin jika dipaksa. Setidaknya ada beberapa suap yang masuk kedalam perut Zara.
Setelah memberikan minum Kinara juga memberi obat yang di belinya tadi di apotek. Zara meminumnya lalu berbaring memunggungi Kinara.
Mengusap pelan lengan Zara. Lalu bangkit dari duduknya, keluar dari kamar dan mendapati laki-laki berseragam kotor tengah berbaring di kursi panjang dengan lengan menutupi seluruh wajahnya.
Kinara berjalan kedapur. Mengambil kompresan, setelah nya Kinara kembali keruang tamu.
"Rio. Bangun," Kinara menggoyangkan pelan kaki Rio. Ya, laki-laki yang Kinara tolong lagi-lagi Rio. Kinara membawa Rio ke rumah Zara.
Rio menyingkirkan lengannya. Menatap Kinara lalu bangun, duduk bersandar di kursi.
Kinara menaruh kompresan di meja. Mulai meremas handuk kecil.
Tanpa persetujuan Rio. Kinara mulai mengompres wajah Rio yang babak belur. Rio terdiam, sorot matanya menyorot Kinara yang tengah serius mengompres memar di wajah nya.
"Aku gak bisa nampung kamu lama disini."
Rio menaikan alisnya sebelah, "Lo ngusir gue?"
Kinara mengangguk tanpa beban.
Rio terkekeh, "disini ada kontrakan?" tanya Rio.
Kinara kembali mengangguk. Matanya masih fokus pada wajah Rio. Mengobatinya dengan telaten.
Setelah selesai. Kinara menaruh handuk kecil di dalam mangkuk berisi air lalu menepuk tangan nya pelan.
"Thanks buat bantuan nya. Yaaah, gue harus pergi juga dari sini," Rio berdiri dari duduknya. Menyambar tas ranselnya tanpa sadar ada sebuah kertas yang jatuh.
Kinara pun ikut berdiri. Sedangkan Rio berjalan keluar sambil berkata, "suatu saat gue bakal bales kebaikan Lo," ucapnya dan melengos pergi begitu saja.
Kinara menghela napas panjang. Hari yang melelahkan baginya. Tak sengaja mata cokelat Kinara menagkap sebuah kertas dibawah kakinya.
Meraih kertas tersebut lalu membacanya. Mata Kinara membulat sempurna.
"Apa mungkin Rio yang-"
_______________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Novela JuvenilMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...