part 08 -Fateh DKK

136 18 0
                                    


Fateh DKK ❤


Kinara melangkah menuju kelas nya, masih jelas di ingatan nya tentang kejadian kemarin. Fathan mengantar nya pulang.

Meskipun selama perjalanan pulang tidak ada pembicaraan sedikitpun, hanya hening. namun, mampu membuat Kinara tak bisa tidur semalaman.

Kinara menggeleng kemudian beristigfar. dia kembali berjalan menyusuri lorong sekolah, hari ini adalah hari senin dan sebentar lagi upacara di mulai.

"Hai ukhti," seseorang menghadang jalan Kinara membuat Kinara mau tak mau menghentikan langkah nya secara mendadak sambil mengelus dada akibat terkejut.

Fateh. laki-laki itu hanya tersenyum lebar saat melihat wajah kaget Kinara yang terlihat menggemaskan baginya.

"Assalamualaikum calon pacar," salam Fateh.

Kinara mendelik kesal. jika kenarin-kemarin dia akan menunduk, tidak dengan sekarang. Kinara menatap jengah kearah Fateh.

Kinara menghembuskan napas nya pelan untuk meminimalisir rasa terkejut nya, "kamu kenapa sih, Fateh?"

Fateh membelalakan matanya sedikit terkejut, untuk pertama kalinya Kinara berbicara padanya, "sekarang hari senin ya," ucap Fateh.

Kinara mengangguk dengan kernyitan di dahinya.

"Hari senin adalah hari paling bersejarah untuk saya, karena di hari senin kamu berbicara pada saya," senyuman Fateh melebar, tangan nya ia masuk kan kedalam saku celana abu-abu nya.

"Saya akan catat dengan jelas di ingatan saya," Fateh menyimpan jari telunjuk dan jari tengah nya di pelipis nya kemudian beranjak meninggalkan Kinara.

Tak mau ambil pusing. Kinara menggeleng kemudian melangkah menuju kelas nya, bersiap-siap untuk upacara.

❤❤❤❤

Terik matahari sangat menyengat. namun upacara belum usai, Kinara berbaris di barisan kelas 11. persis di samping Shakila.

Netra Kinara terfokus kedepan, disana banyak siswa-siswi yang berdiri di depan lapang karena tidak memakai atribut lengkap, salah satunya adalah Fateh.

Kinara memalingkan wajah nya saat Fateh mengedipkan sebelah mata nya pada Kinara, terkadang juga Fateh menaikan kedua alis nya pada Kinara.

Jika wanita lain yang ditatap seperti itu mungkin sudah pingsan. tapi tidak dengan Kinara yang terlihat risih.

Beberapa kali Kinara memalingkan wajah nya, biasa nya Kinara sangat khidmat saat pelaksanaan upacara berlangsung, tapi sekarang Kinara sangat ingin upacara nya cepat sekesai agar dia bisa langsung masuk kelas dan terhindar dari Fateh.

Shakila sedari tadi mengamati Fateh dan Kinara, sesekali Shakila memberikan tatapan tajam ke arah Fateh.

"Abaikan aja, Nai. anggap tikus lewat," Kinara terkekeh mendengar bisikan dari Shakila.

Kinara memang berniat mengabaikan Fateh, namun aneh nya netra Kinara terus terarah ke arah Fateh.

Selesai upacara Kinara cepat-cepat berjalan ke kelas, Fateh yang melihat pun hanya mampu tersenyum gemas melihat tingkah Kinara.

"Hey, ngapain senyum-senyum. cepat bersihkan lapangan!" perintah pak Tomy pada Fateh.

Fateh memutar bola mata nya jengah, tak ayal dia mulai membersihkan lapangan dengan memungut sampah satu persatu dalam pengawasan pak Tomy.

"Kalian ini, bisa tidak datang tepat waktu! setidak nya setiap upacara pakai atribut lengkap." ceramah pak Tomy yang membuat Fateh DKK menye-menye.

"Heh, Tio. dosa apa saya sampai punya ponakan kayak kamu!" tunjuk pak Tomy pada Satrio Genindra Utama. keponakan pak Tomy sekaligus anak dari kepala sekolah SMA Albina.

Jangan kalian pikir Tio tidak akan mendapat hukuman karena anak dari kepala sekolah, tidak. itu sangat tidak benar, karena pak Santoso adalah kepala sekolah yang patut di acungi jempol. beliau tidak pernah pandang bulu pada siapapun murid SMA Albina termasuk Tio, putra sulung nya.

"Jangan terlalu membenci Tio om, jatoh nya jadi cinta loh," balas Tio. pak Tomy melotot sedangkan yang lain nya tertawa akibat lelucon yang di berikan Tio.

Pak Tomy mengelus dada nya, memberikan kesabaran untuk dirinya sendiri. pak Tomy tertoleh dan mendapati Joan Saputra.

"Joan. saya tahu kamu paling waras di antara teman-teman kamu ini," tunjuk pak Tomy ke arah Fateh, Tio dan Nino.

"Tolong kamu urus mereka," lanjut pak Tomy. sepertinya pak Tomy sudah sangat jengah menghadapi Fateh dan teman-teman nya.

Joan mendongak, satu tangan memegang karung sedangkan tangan lain nya memegang kepalanya. tiba-tiba kepalanya pusing, "saya dimana? Saya siapa? bapak siapa? dimana orang tua saya?" ucap Joan ngaco dengan tampang linglungnya.

Pak Tomy menghembuskan napas nya kasar, "ternyata sama saja, sama-sama minus otak," kata pak Tomy jengah sambil beranjak pergi meninggalkan murid nya yang berotak minus tak mau terbawa bodoh.

Sedangkan Fateh dan teman-teman nya ber highfive karena berhasil membuat pak Tomy si guru killer kesal. kebayang kan, guru killer saja jengah dan lebih baik mengalah kepada Fateh DKK. apa kabar guru yang manis dan selalu berbaik hati memberikan toleransi kepada muridnya?

❤❤❤❤

Pengen tahu dong menurut kalian Hai ukhti seru nggak? Coment di bawah plis🙏

Folow akun mfitriyanii17 agar kalian tau kapan author update😉

Folow juga instagram author @mfitriyanii17_ dan @mfitriyanii17.wattpad

Terimakasih sudah membaca Hai ukhti, coment sebanyak-banyak nya jika kalian suka cerita ini😉

Salam peluk online dari author😘

Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang