"Ldr paling berat itu beda agama. Saingan nya bukan lagi manusia tapi Tuhan. Cara komunikasi dengan Tuhan saja sudah beda, lalu bagaimana kita bisa bersama?"____________________
Selesai latihan basket Fateh bergegas ke mushola. Fateh tidak sendiri, dia bersama kedua sahabatnya Nino dan Tio.
Mereka sudah membicarakan tentang Joan. Mereka pun merasakan hal yang sama. Joan menjauh dari mereka.
Mereka tidak tahu salah mereka dimana, selesai tanding basket dengan kelas dua belas mereka berniat akan menemui Joan.
Mereka dan Joan sudah berteman lama. Tidak enak rasanya jika mereka seperti musuh yang bertemu tidak tegur sapa.
Fateh menghentikan langkahnya saat melihat Tristan. Fateh kembali berjalan mendekati Tristan di ikuti oleh Nino dan Tio.
"Lo ngapain disini?"
Tristan menaikan satu alisnya saat mendapat pertanyaan dari Fateh, "menurut Lo?" Tanya Balik Tristan.
"Yang gue liat lagi duduk di bawah pohon," jawab Fateh seadanya.
"Itu Lo tahu."
Fateh memutar bola matanya, "maksud gue Lo ngapain disini, hayu solat. Bentar lagi dzuhur."
"Gue nggak solat," balas Tristan.
"Heh dosa Lo nggak shalat. Nanti ma-"
Belum selesai Fateh berucap kedua tangan nya sudah di seret oleh Nino dan Tio.
"Eeh Lo pada ngapain tarik-tarik!"
"Bentar lagi adzan. Nanti ketinggalan berjamaah," kata Nino menggeret tangan Fateh menjauh dari Tristan.
"Gue mau ngajakin dia shalat goblog!"
"Tristan. Kita shalat dulu ya. Nanti ketemu di lapangan aja!" teriak Tio setelah mereka sudah lumayan jauh dari Tristan.
Tristan hanya mengacungkan kedua ibu jarinya, dia terkekeh geli melihat Fateh dan teman-teman nya.
"Gue mau berniat baik ngajakin orang shalat," ucap Fateh yang masih tidak terima di geret oleh kedua teman nya.
Niat hati ingin berbuat baik mengajak orang shalat agar mendapat pahala, eh malah di geret oleh kedua teman kampretnya.
"Dia nonis bego!" pernyataan Tio membuat Fateh mingkem kemudian menepis kedua tangan temannya.
"Dia bukan muslim?" Tanya Fateh memastikan.
Nino dan Tio serempak mengangguk.
Fateh tersenyum cerah membuat Nino dan Tio mentapnya ngeri.
"Gue mau nanya. Kalo orang muslim itu nggak boleh nikah sama yang bukan muslim kan?" tanya Fateh serius. Menatap gantian kearah kedua teman nya.
Nino dan Tio lagi-lagi mengangguk bersamaan, "memang nggak boleh. Bahkan itu tertulis dalam QS. al-Baqarah ayat 221 Allah subhanahu wa ta'ala melarang keras pernikahan laki-laki Muslim dengan perempuan musyrik: Dan janganlah kalian nikahi perempuan-perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun dia mengagumkan bagi kalian."
Nino menjelaskan dengan pengetahuan nya. Sesableng-sableng nya Nino dia itu pintar soal agama. Om nya seorang kiyai pemilik pesantren di Bogor.
Fateh tersenyum lebar, "itu artinya orang yang pacaran beda agama itu ldr paling jauh kan?"
Tio menggeleng tegas, "bukan. Ldr paling jauh itu beda dimensi. Dimensi dimana kita tidak bisa lagi memeluk bahkan melihatnya."
Tio menarik napas pelan kemudian kembali melanjutkan, "sedangkan beda agama itu ldr paling berat. Karena saingan nya bukan lagi manusia tapi Tuhan."
Hari apakah ini? Haruskah mengadakan tumpengan karena mendengar kata-kata bijak seorang Satrio Santoso?
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
"Ldr paling jauh itu beda dimensi. Dimensi dimana kita tidak bisa lagi memeluk bahkan melihatnya."
_____________
Gimana chapter ini? Jelaskan di kolom komentar ya😁
Salam peluk online😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Novela JuvenilMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...