Kinara berdiri tepat di depan gerbang sekolah. Semua murid sudah pulang terkecuali anak basket yang sedang latihan untuk pertandingan lusa.
Kinara sendiri sengaja berdiri disana untuk menunggu seseorang. Tak lama seseorang menghampirinya, laki-laki berjaket kulit itu menaruh tangan kekar nya di atas kepala Kinara untuk menghalau cahaya.
Kinara mendongak. Mendapati Rio dengan pipi putih kemerahan.
"Ngapain?" tanya Rio.
"Nunggu kamu," jawab Kinara pelan.
Rio terkekeh, "mau ngapain nunggu?"
"Aku cuma mau bilang. Yang kamu lakuin itu benar, tapi-"
"Tapi apa?"
"Dia tetap ayah kamu Rio. Hormati dia, jangan jadikan ini sebagai balas dendam kamu."
"Dia gak pantas di hormati. Laki-laki yang tidak pernah menghormati perempuan tidak pantas di hormati."
Tiba-tiba pak Rendy menarik tas ransel Rio, yang menyebabkan Rio mundur beberapa dari depan Kinara.
"Jaga bicara kamu!"
Rio menghempaskan tangan papahnya, menatap nyalang seakan menantang papah nya.
Pak Rendy menatap sinis kearah Kinara, menunjuk wajah Kinara dengan emosi.
"Anak saya seperti ini karena kamu rupanya."
Kinara menunduk. Sedangkan Rio menarik Kinara kearah belakang tubuhnya. Melindungi Kinara dari sorot tajam papah nya.
"Jangan libatkan Kinara," tegas Rio.
"Kamu kurang ajar seperti ini pasti karena dia kan?!"
"Aku seperti ini karena papah!"
"Diam kamu," pak Rendy merendahkan nada suaranya. Menatap ramah seorang guru yang lewat, tak lama pak Rendy kembali menyorot tajam kearah Rio, "pulang kamu."
"Gak!"
Pak Rendy menarik tangan Rio agar mendekat, membisik pelan namun tegas di telinga Rio.
"Pulang sekarang, atau papah akan berbuat sesuatu pada perempuan itu."
Pak Rendy merapihkan jas nya. Menepuk pelan bahu tegap Rio, "papah tunggu di mobil."
Setelah kepergian pak Rendy. Rio berbalik badan menghadap Kinara.
"Gue pergi dulu."
Kinara menarik jaket kulit Rio, "jaga emosi ya. Ingat, dia papah kamu."
Menatap hangat Kinara, tersenyum tipis lalu mengangguk.
Rio pun pergi menuju mobil papah nya. Kinara menghela napas panjang setelah mobil Rio beranjak dan bergabung dengan kendaraan lain nya.
Baru satu langkah Kinara melangkah, seseorang menghalau jalan nya. Kinara menatap cowok yang memakai baju Jersey di depan nya.
Cowok itu adalah Fateh.
"Assalamu'alaikum calon," Fateh menarik turunkan alisnya di depan Kianara.
"Waalaikumsalam," jawab Kinara.
"Eeh di jawab calon istri," cengir Fateh.
Kinara memutar bola matanya jengah, "maaf Fateh, aku harus pulang."
"Pulang kerumah masa depan kita?"
"Fateh," teriak Kinara merasa jengah.
Fateh tertawa pelan. Merasa gemas mendengar suara teriakan Kinara yang baru pertama kali dia dengar.
Kinara cemberut mendengar tawa Fateh. Merasa kesal.
Fateh berhenti tertawa, lalu bertanya dengan suara beratnya, "Zara bagaimana?"
"Baik. Alhamdulillah dia bisa lebih menerima aku," jawab Kianara senang.
"Seneng?"
"Seneng dong. Akhirnya dia gak marah walaupun mungkin belum bisa nerima aku sepenuhnya."
"Kamu bahagia?"
Kinara mengangguk semangat.
"Saya juga bahagia lihat kamu bahagia."
_______________________________
Jantung aman? Masih tim Fateh-Kinara atau beralih ke kapal baru Rio-Kinara?
Ada yang masih suka Fathan-Kinara?
Salam peluk online🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Teen FictionMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...