Pagi yang begitu cerah. Di pagi hari sekolah sudah dihebohkan dengan berita yang masih simpang siur.
Kinara menaruh tasnya di atas meja. Shakila berlari heboh masuk kedalam menghampiri Tristan lalu menunjukan sesuatu dari dalam tas nya.
Kinara memperhatikan keduanya. Sejak kapan mereka dekat? Itu yang Kinara pikirkan.
Aaah sepertinya Kinara ketinggalan. Setelah dari Tristan. Shakila menghampiri Kinara lalu menunjukan sesuatu yang tadi di tunjukna pada Tristan. Ternyata sebuah boneka kelinci kecil.
"Lucu gak Ra? ini hadiah pertama dari bokap buat gue Ra. Seneng banget gue," ujar Shakila heboh seraya menggoyang-goyangkan boneka tersebut.
Kinara tertegun. Hatinya mencelos mendengar pernyataan dari Shakila.
"Hadiah pertama?" tanya Kinara penasaran sekaligus heran.
"Iya. Kemarin gue ketemu sama bokap, terus dia ngasih ini deh."
Kinara mengangguk saja, "sejak kapan kamu dekat sama Tristan?"
Shakila menatap Kinara. Nyengir kuda, "sejak kapan ya," Shakila mengedikkan bahunya pelan, percuma berpikir keras karena dia juga tidak tahu sejak kapan dia dekat dengan Tristan.
"Oh ya," Shakila menatap Kinara dengan tatapan menyelidik, "kenapa gak pernah cerita kalau Tristan sahabat lo waktu kecil?"
Kinara memicingkan matanya, "kamu tahu dari mana?"
"Tristan," Shakila memutar bola matanya, "kesel banget. Gue tahu dari orang lain," cibir Shakila.
Kinara tersenyum, "sorry Sha."
"Yaya. Gue maafin, asal traktir gue istirahat nanti."
"Siap nyonya," Kinara dan Shakila tertawa bersama, Kinara yang melupakan soal Zara dan Shakila yang tengah merasa bahagia.
Shakila menghentikan tawanya. Matanya memicing menatap Kinara, "kemarin kenapa bolos?"
Belum sempat Kinara menjawab. Seseorang masuk kedalam kelas, meng-info kan bahwa seluruh murid harus kumpul di aula.
________________________
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera. Pertama-tama bapak mengumpulkan semua murid disini karena ada satu hal yang ingin bapak sampai kan dan ada seseorang yang ingin meminta maaf kepada semua yang ada disini."
Semua murid dan guru sudah berkumpul di aula. Dan pak Santoso selaku kepala sekolah membuka percakapan. Direktur sekolah juga hadir disana.
"Bapak ingin meminta maaf yang sebesar-besar nya. Atas apa yang sudah terjadi belakangan ini. Dengan ini bapak menyatakan Senin depan kita akan mulai UAS."
Sorak sorai memenuhi aula sekolah.
"Dan. Ada yang ingin menyampai kan sesuatu disini, silahkan untuk anda Satrio Linggara." (Maaf disini author mengganti nama Rio. Untuk kalian yang membaca nama Rio sebelumnya bisa komen aja biar author perbaiki.)
Kinara yang sedang duduk di pojok mengernyitkan dahinya. Merasakan sesuatu akan terjadi.
Rio mulai naik keatas podium, "selamat pagi. Saya Rio anak direktur sekolah. Rendi Linggara, saya disini ingin menyampaikan kata maaf dan saya ingin mengakui kesalahan saya, bahwasan nya sayalah yang sudah membocorkan soal jawaban ulangan-" ucapan Rio belum selesai namun Rio sudah mendapatkan tamparan keras dari Pak Rendy.
Keadaan mendadak heboh. Pak Rendy menatap nyalang Rio tak mau kalah Rio pun balik menatap tajam papah nya.
"Jangan tatap saya seperti itu. Anak kurang ajar!" Kembali pak Rendy menampar pipi Rio.
Para guru mencoba melerai dengan menjaukan Pak Rendy dengan Rio.
"Baik anak-anak. Tolong bubar, kalian boleh pulang dan belajar dirumah. Karena hari Senin sudah mulai uljian. Bubar semua," pak Santoso berusaha membubarkan murid-murid yang terlihat kepo dengan kejadian selanjutnya.
"Mari kita diskusikan soal ini," usul pak Tommy.
___________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Teen FictionMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...