part 17 -cemburu?

22 5 2
                                    

Cemburu?❤


Fateh berjalan dengan girang nya menuju perpustakaan. Perpus memanglah tempat yang paling dia hindari, Fateh bukan Fathan yang suka membaca dan belajar di perpus.

Fateh lebih menggilai olahraga, futsal dan basket, bahkan dia tidak pernah punya niat untuk melanjutkan bisnis ayahnya, biarlah itu menjadi urusan Fathan.

Laki-laki berwajah tampan itu bercita-cita menjadi pemain basket, ayah nya, Farhan. juga tahu itu, ayah dan bunda nya sangat mendukung penuh keputusan Fateh, toh ada Fathan yang bisa mereka andalkan untuk meneruskan perusahaan nya.

Fateh terus berjalan menyusuri koridor sekolah, tinggal beberapa langkah lagi dia sampai perpustakaan, namun langkah nya terhenti saat melihat dua orang berbeda jenis keluar dari perpustakaan.

Terlihat Kinara berjalan beriringan dengan Tristan sembari berbicara dan sesekali tertawa, Fateh merasa aneh, Kinara yang dia tahu itu pemalu bahkan memiliki batas terhadap laki-laki.

Tapi saat ini yang Fateh lihat Kinara seperti sangat dekat dengan Tristan. Tiba-tiba saja Fateh merasa kesal.

"Ck, kupret!" Fateh mendengus, tangan nya ia masukan pada saku celana abu nya, berdiri di tengah koridor menunggu Kinara dan Tristan lewat.

Kinara dan Tristan menghentikan langkah nya tepat di depan Fateh yang tengah memperhatikan mereka.

Fateh menatap Kinara sembari memberikan senyuman termanis nya, "hai Ukhti."

"Assalamualaikum," Kinara memberikan salam pada Fateh.

Fateh tersenyum jahil, "Waalaikumsalam Nara. Calon ibu dari anak-anak ku."

Tristan berdecak keras, "jangan mimpi lo!"

Fateh menaik turunkan alis tebalnya, "lah ada orang juga toh disini, sorry gue nggak liat soalnya fokus gue sepenuhnya tertuju pada Kinara," jelas Fateh sembari menatap Kinara dengan tatapan usil.

Kinara hanya mampu menundukan kepalanya, kenapa juga dirinya harus bertemu dengan Fateh, dan lebih parah nya lagi jantung nya berpacu sangat cepat saat melihat senyum manis Fateh, mungkin Kinara merasa mendapat senyuman dari Fathan karena wajah mereka sama.

Tristan mengusap kasar wajah tampan Fateh agar berhenti menatap Kinara, "bisa berhenti liatin Kinara nggak?!"

"Nggak," dengan enteng nya Fateh membalas.

Tristan kembali berdecak, "lo bikin Kinara nggak nyaman."

Barulah Fateh beristigfar dalam hati lalu memalingkan wajah nya kearah lain.

"Katanya mau ke toilet Ra. Udah sana mumpung si kadal waras," Fateh menoleh menatap Tristan dengan tatapan tak terima di katain kadal.

"Aku pergi dulu ya, wassalamualaikum," Kinara pergi meninggal kan dua laki-laki tampan itu.

"Waalaikumsalam," sahut Fateh membalas salam Kinara sambil terus memperhatikan kepergian Kinara, setelah Kinara hilang di belokan barulah Fateh menatap kearah Tristan yang menatap nya dengan tatapan malas.

"Kata bunda gue kalau ada yang ngucap salam ya di balas," ucap Fateh pada Tristan.

Tristan dengan acuh nya pergi meninggalkan Fateh yang menatap nya cengo, "eh kuda nil. Kalau mau pergi tuh salam, sangat tidak mencerminkan orang beriman lo!" teriak Fateh di koridor yang sepi itu, sedangkan Tristan tetap acuh dan melangkah pergi dengan langkah santai.

"Ck dasar kuda nil, eh astagfirullah, kata bunda jangan suka bilang orang nggak beriman Fateh, kaya lo udah taat aja. Maafkan Fateh bunda. Maafkan hamba Ya Allah," monolog Fateh seraya menengadahkan tangan nya.

❤❤❤❤

Pulang sekolah Kinara menyempatkan dirinya pergi ke rumah seseorang, dari dekat Kinara memperhatikan rumah sederhana yang ada di depannya.

Rumah dengan cat berwarna hijau muda, rumah tersebut berada di tengah-tengah kampung yang ramai.

Setelah beberapa bulan Kinara tidak menginjakan kakinya di sini membuat nya sangat merindukan orang yang ada di dalam rumah tersebut.

Gadis berhijab yang masih memakai seragam sma Albina itu menghela napas pelan lalu melangkah mendekati rumah tersebut.

Kinara mengetuk pintu, beberapa kali mengetuk namun tidak ada jawaban membuat Kinara celingukan.

Apakah tidak ada orang, pikir nya.

Saat Kinara memutar knop pintu. Pintu pun terbuka, ternyata tidak di kunci, Kinara masuk kedalam dan betapa kaget nya dia mendapati wanita paruh baya tergeletak di lantai.

Kinara menghampiri wanita tersebut dengan perasaan gundah, "bunda, bunda bangun," Kinara berusaha membangunkan wanita yang di panggil bunda tersebut.

"Tolong," teriak Kinara berharap ada warga kampung yang mendengar dan menolong nya.

Masuk lah seorang gadis berseragam smp dengan wajah kahawatir nya menghampiri Kinara, "kakak apain bunda aku!" teriak nya di depan Kinara seakan menyalahkan Kinara.

"Nggak ada waktu Zara. Cepat minta pertolongan, bawa bunda ke rumah sakit."

❤❤❤❤❤

Gimana? Makin seru nggak?

Semoga feel nya dapet ya🤗 aku janji akan sering update, so coment di bawah karena komenan kalian yang bikin aku mood bua nulis🤗

Terima kasih sudah membaca🤗
Salam peluk online😘😍




Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang