Kinara sudah sampai di depan rumah nya. Pada akhirnya Fateh tidak jadi mengantarnya karena Kinara menolak.
Dan Fateh bersedia menemani Zara. Namun tidak sendiri, Fateh di temani oleh Safira. Sepupunya, ternyata perempuan yang Fateh peluk saat di rumah sakit itu adalah sepupunya.
Tak terasa senyum Kinara terbit dari wajah cantiknya. Kinara juga di kenalkan dengan Safira oleh Fateh.
Kinara menatap kedepan. Menatap layar ponselnya sekilas, disana banyak sekali panggilan tak terjawab dari Oma Ralin.
Kinara sengaja tidak mengangkatnya karena dia ingin sedikit lebih lama dengan Zara. Namun sebuah pesan membuat Kinara mau tidak mau pulang.
Oma❤️
Ingat. Jangan pernah hiraukan ancaman Oma. Oma bisa kirim kamu sekarang juga.
___________________________
Kinara berjalan masuk. Menutup pintu dengan pelan agar tidak menimbulkan suara, namun sia-sia. Ternyata Oma Ralin tengah duduk memangku tangan. Sepertinya wanita yang masih terbilang awet muda itu memang sedang menunggu kepulangan nya.
Kinara terdiam. Berdiri mematung, sorot tajam Oma Ralin membuatnya tak ada nyali untuk memandang lurus. Kinara hanya mampu menunduk.
Oma Ralin beranjak dari duduknya, berjalan mendekat dan berhenti tepat didepan Kinara. Jari telunjuknya menarik dagu Kinara agar cucunya itu menatapnya.
"Besok sekolah. Mandi dan belajar lah," setelah mengatakan itu Oma Ralin melengos pergi dengan anggun.
____________________
Di sebuah rumah minimalis. Zara duduk di atas ranjang nya, memeluk kakinya seraya menatap lirih.
Sedangkan Safira. Gadis itu menatap iba Zara. Safira sudah dengar sedikit Kisah Zara dari Kinara.
Safira mendekati Zara. Menaruh nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas teh hangat di atas meja.
Safira duduk di pinggir kasur, "Zara. Ayok makan."
Zara menggeleng lemah. Tatapan nya sangat kosong, Safira sendiri tidak tega melihat Zara yang seperti orang putus asa.
Safira mengalihkan pandangan nya kearah Fateh yang sedang bersandar di daun pintu lalu menggeleng lemah.
Fateh menghela napas panjang. Beranjak dari sana, mengeluarkan ponselnya. Ada notifikasi dari Fathan yang mengabarinya agar tidak lupa tahlilan malam ini.
Fateh sampai lupa bahwa dia juga sedang berduka. Jari Fateh bergerak lincah di layar ponsel nya. Mengirimi sebuah pesan pada nomer Kinara.
Fateh sedikit bersyukur dengan kejadian ini. Setidaknya dia bisa mendapatkan nomer Kinara.
Bibir Fateh melengkung keatas. Cowok itu benar-benar melupakan rasa duka nya.
________________________
Kinara sedang serius belajar. Dering ponselnya mengalihkan atensinya. Kinara melihat pesan dari Fateh. Buru-buru Kinara membukanya.
+628567527821
Assalamu'alaikum Nara? Saya Fateh yang tampan ingin mengabarkan atau lebih tepatnya meminta izin untuk mengikuti acara tahlilan dirumah. Jadi, untuk sementara waktu saya dan Safira tidak bisa menjaga Zara. Apakah bundanara mengizinkan?🤗
Kinara menggelengkan kepalanya membaca pesan yang sedikit menggelikan bagi Kinara. Bibirnya melengkung kan sebuah senyuman, jarinya bergerak membalas pesan dari Fateh.
Kinara menutup ponsel nya setelah pesan terkirim. Tak lupa juga membereskan buku-bukunya. Kinara berdiri, bola matanya berputar seakan berpikir. Bagaimana caranya dia keluar dari rumah itu tanpa sepengetahuan Oma Ralin.
Kinara menarik napasnya panjang setelah mendapatkan sebuah ide.
"Maafkan Nara Oma."
_____________________
Saat ponselnya berdering, buru-buru Fateh membuka sebuah pesan dari Nara. Senyum nya mengembang saat membaca deretan pesan dari Kinara.
Bundanara🌼
Waalaikumsalam Fateh. Maaf sudah merepotkan, dan terimakasih untuk semuanya. Kalau bisa kamu tetap disana dulu sampai aku sampai disana, secepatnya aku sampai.
_______________________
Chattan pertama Fateh sama Kinara nih. Gimana? Ada yang mau spil gak chattan pertama kalian sama crush? Spil di kolom komentar ya🤗
Lagi mau namatin cerita ini nih. Doain ya secepatnya bisa tamat🤗
Salam peluk online🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Ukhti [END]
Fiksi RemajaMuhamad Fateh Fazal, saudara kembar Muhammad Fathan Fazal. Meski kembar mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Fathan lebih kalem dan pendiam sedangkan Fateh lebih pecicilan dan ekspresif. Suatu ketika, Fateh bertemu dengan seorang wanita ber...