part 44 belum hilang.

16 4 1
                                    

Meskipun belum bisa ulangan, Fateh tetap latihan untuk bertanding basket antar sekolah. Kali ini Fateh dan anak basket lain nya tengah serius latihan, karena pertandingan sebentar lagi.

Fateh melakukan jumshot saat mendekati ring. Dengan cantiknya bola masuk kedalam ring mengundang sorakan fans Fateh yang sedari tadi menjadi shoporter di pinggir lapangan.

"Istirahat dulu."

Fateh berjalan kepinggir lapangan, mengambil botol minum di dalam tas ranselnya lalu duduk, bunda nya selalu mengajarkan minum dan makan tidak boleh berdiri.

Maka dari itu Fateh minum dalam posisi duduk, keringat mengucur deras dari dahinya, merasa gerah dan panas Fateh menyiramkan sisa air minumnya di bagian rambut depan dan wajah nya.

Banyak yang mengabadikan moment itu, banyak siswi mengambil gambar Fateh yang terlihat keren ketika mengguyur rambut hitamnya lalu mengibaskan rambutnya dengan tangan nya.

Bagaimana? Bisa dibayangkan betapa keren nya Fateh? Tolong jangan di bayangkan, nanti halunya tidak selesai-selesai ✌️

Fateh melirik kesana-kemari melihat timnya, ada yang istirahat. Duduk di dekat nya, ada juga yang masih ingin bermain. Seperti Tristan dan Nino contoh nya.

"Kalau ada Joan. Pasti dia tuh yang paling semangat latihan," celetuk Tio.

Fateh menoleh kesamping, menatap Tio yang tengah menatap lurus ke depan. Fateh tahu Tio merasa bersalah, karena papah nya seperti tidak adil pada Joan.

Fateh menepuk pundak Tio.

"Kita udah janji bakal main basket terus, bareng-bareng Sampai nanti. Gue yakin, bakal ada caranya Joan gabung lagi di tim kita," ucap Fateh meyakinkan.

"Semoga ya, Teh."

Tatapan Fateh beralih ke depan, dimana Tristan dan Nino sedang berebut bola. Masih memikirkan kejadian tadi pagi, dimana Fateh melihat Kinara tertawa lepas bersama Tristan.

Fateh yakin mereka memang dekat, tapi hubungan apa nya Fateh tidak tahu, aaah, mengapa Fateh memikirkan itu, harusnya dia fokus saja pada pertandingan dan harusnya ini waktunya bersenang-senang karena ujian di tunda.

Pemiliki otak minim pasti akan merasa senang jika tidak jadi ujian, dan itu Fateh.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Merasa tidak ada yang perlu di lakukan lagi, Fathan memasuki perpustakaan untuk menghalau rasa bosan.

Mengitari setiap rak buku, melihat-lihat, agaknya buku apa yang bagus untuk di baca nya hari ini.

Setelah mendapatkan buku yang akan di baca nya, Fathan melangkah menuju ruang baca, langkah Fathan berhenti saat melihat Kinara.

Sudut bibirnya melengkung keatas, melihat Kinara rasa bosan nya lenyap seketika. Fathan melangkah lalu duduk di samping Kinara.

Gadis berjilbab putih menoleh saat mendengar suara kursi di samping nya, mata coklatnya menangkap Fathan yang duduk dengan santai nya sembari membuka buku yang di pegang nya.

Tidak tahukah Fathan bagaimana keadaan jantung Kinara saat ini? Berdetak tidak karuan bak lari maraton.

Merasa di perhatikan Fathan menoleh menatap Kinara, tersenyum tipis, "bolehkan saya duduk disini?" Tanya Fathan tanpa melunturkan senyum nya.

Kinara mengalihkan pandangan nya dari Fathan, menelan saliva nya susah payah, "boleh," jawab Kinara pelan namun terdengar jelas oleh Fathan Karen keadaan perpustakaan yang hening.

Setelah nya, keadaan begitu hening. Kinara dan Fathan fokus pada buku nya masing-masing, sampai suara Fathan mengubah keadaan jantung Kinara semakin berdegup.

"Maaf Ara. Sampai saat ini saya belum bisa menghilangkan perasaan ini. Perasaan ini masih sama, belum ada yang hilang sedikit pun."

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Baper gak sih kalau ada yang bilang itu ke kalian? Kalau aku jadi Kinara udah gak bisa nafas deh kayak nya😁

Masih tim Fateh-Kinara? Atau udah oleh ke Fathan-Kinara? Hayooo

Salam peluk online❤️

Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang