part 62 -terluka.

30 4 1
                                        







Suara pintu di banting dengan keras dan menampilkan sosok Fateh dengan wajah babak belurnya.

Sepertinya Fateh baru saja berkelahi. Melihat dagu Kinara yang di pegang seperti itu membuat darah Fateh mendidih. Tanpa segan Fateh menonjok wajah pak Rendy tanpa ampun dan di balas oleh pak Rendy tak mau kalah.

Mereka berkelahi sedangkan Kinara berusaha melepaskan diri. Sedikit lagi Kinara bisa melepaskan ikatan tangan yang ada di belakang nya.

Wajah Fateh sudah banyak memar begitu pula dengan pak Rendy. Keduanya sama-sama tak ingin mengalah.

Pak Rendy yang tersungkur akibat pukulan keras pada rahang nya. Sebuah pisah terjatuh dari saku celananya.

Segera pak Rendy mengambilnya dan menyerang Fateh dengan pisau tersebut. Untung saja Fateh dengan sigap menghindar dan kembali bertarung.

"Fateh hati-hati," ucap Kinara yang sedang berusaha melepaskan diri.

Fateh sedikit kesusahan melawan pak Rendy karena harus terus menerus menghindari pisau. Bahkan beberapa kali pisau tersebut menggores kulitnya.

Di saat Fateh lengah. Disitulah dengan kecepatan kilat pak Rendy menusukkan pisau yang di pegang nya pada perut Fateh sehingga membuat Fateh oleng.

"FATEH," teriak Kinara histeris melihat Fateh yang meringis memegangi perutnya.

Pak Rendy menghampiri Kinara. Melepaskan ikatan pada kaki Kinara dengan pisau yang penuh dengan darah lalu menggeret Kinara.

Kinara berontak berkali-kali. Dia juga menangis melihat Fateh yang bersusah payah berjalan dan mendorong pak Rendy.

Namun kekuatan Fateh lemah. Fateh terus berusaha menyelamatkan Kinara walaupun dia terluka.

Dan. Pak Rendy kembali menusuk Fateh membuat Fateh jatuh di lantai dengan darah yang mengucur bahkan mulut Fateh pun mengeluarkan darah.

Kinara berteriak meminta tolong. Menangis histeris dan berontak, merasa kesal dengan teriakan Kinara pak Rendy pun menampar Kinara.

"Diam. Saya tidak akan menusuk kamu seperti dia, saya hanya ingin menghancurkan hidup kamu dan kamu hidup menderita."

Seseorang menendang tangan pak Rendy. Pisaunya terlepas dari tangan laki-laki kejam itu.

"Saya tidak akan membiarkan itu terjadi!" kata Rio yang baru saja datang. Rio menarik kerah baju papah nya.

Kinara menghampiri Fateh. Berjongkok di depan Fateh yang terbaring lemah, netra hitam legam Fateh terbuka sedikit menandakan Fateh masih sadar.

Setelah Kinara berhasil membuka kain yang mengikat tangan nya. Kinara menggunakan kain tersebut untuk menutupi dua tusukan pada perut Fateh.

"Jangan pergi aku mohon," Kinara berucap lirih. Berusaha memberikan pertolongan pertama dengan menahan agar darah nya tidak keluar.

Untuk pertama kalinya Kinara memegang Fateh. Dia memegang wajah Fateh dan berusaha mengangkat Fateh. Sedangkan Rio berhasil mengalahkan papahnya. Untuk pertama kalinya Rio memukul papah nya sendiri.

"Ayo kita bawa kerumah sakit Ra."

Rio membopong Fateh di bantu oleh Kinara. Di depan ada Zara dengan wajah khawatirnya. Tak lama beberapa motor datang.

"Fateh kenapa?" tanya Nino khawatir melihat kondisi Fateh yang mengkhawatirkan.

"Gue sama Kinara bakal bawa Fateh ke rumah sakit. Kalian tolong urus bokap gue, bawa dia kekantor polisi."

Rio masuk kedalam mobil. Dia yang nyetir, "Zara Lo ikut kita. Bahaya disin."

Zara ikut masuk kedalam mobil. Zara duduk didepan sedangkan Fateh dan Kinara di kursi belakang.

Kinara terus memegangi perut Fateh agar darah nya berhenti keluar. Rasanya takut sekali melihat kondisi Fateh.

"Tolong bertahan," mohon Kinara. Gadis bermata cokelat itu berulang kali mengucapkan kata itu.

"Nara," panggil Fateh pelan.

"Ya," balas Kinara mendekat pada Fateh agar bisa mendengar jelas suara Fateh.

"Kamu jelek kalau nangis," kekeh Fateh.

"Fateh. Jangan bercanda, kamu harus bertahan."

Fateh mengangguk pelan, "saya tidak janji ya. Saya takut ingkar kalau janji."

"Fateh aku mohon," lirih Kinara.

"Nara," panggil Fateh untuk kedua kalinya.

"kita bertemu karena Allah ingin mempertemukan, tapi ternyata Allah tidak berniat mempersatukan kita dalam ijab qobul," ucap Fateh pelan dengan senyum manisnya. Ketahuilah Fateh sedang menahan rasa sakit dari perutnya.

"Kamu ngomong apa Teh. Please kamu istirahat, sebentar lagi kita sampai rumah sakit."

Fateh tersenyum tulus pada Kinara, "setelah ini saya akan istirahat."

"Iya. Istirahat dulu ya, tahan sebentar."

"asaf alaa hubika. lakin alam 'ana hadha alhuba mawjud bisababihi," ucap Fateh sangat pelan namun Kinara sangat mendengar jelas ucapan Fateh.





________________________




Bener-bener gemetaran pas nulis part ini. Udah siap untuk mendapat kabar Fateh?

Kalau ada yang penasaran sama kata-kata Fateh nanti aku spil di part berikutnya.

Up kapan nih? Besok atau lusa?

Salam peluk online🤗



Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang