part 03 -perbedaan

313 29 0
                                    

03 Perbedaan

Harus kah perbedaan yang menjadi sebuah perpecahan, mengapa tidak bisa hidup berdampingan dengan perbedaan yang ada.

❤❤❤

Tok tok tok

"Non."

Kinara mengusap wajah nya, tangan nya memegang tasbeh, ia baru saja berdzikir setelah selesai solat isya.

"Iya mbo," Kinara menyahut tanpa beranjak dari atas sejadah nya.

"Oma menunggu non di meja makan."

Kinara mengangguk, " sebentar lagi Nara turun mbo."

Ucapan Kinara sepertinya di pahami oleh pembantu rumah, sehingga mbo Nilam tak lagi bersuara.

Kinara menengadah kan tangan nya di depan dada, Kinara mendongak lalu berdoa kepada sanga maha pencipta. Allah.

Selesai berdoa Kinara melepas mukenah nya melipat nya lalu menaruh nya di atas nakas.

Kinara juga menaruh tasbih nya di atas lipatan sejadah dan mukenah nya.

Kinara beranjak dari kamar nya, tak lupa dia pun memakai hijab nya sebelum keluar dari kamar nya.

Langkah kaki Kinara mengarah ke meja makan, di sana sudah ada oma, Marcel, mamah Reva dan papah Marco.

Kinara duduk di samping Marcel yang berarti berhadapan dengan mamah Reva.

"Maaf, Nara tadi solat dulu," ucap Nara merasa bersalah karena keluarganya menunggu dirinya.

Marco tersenyum hangat, seakan memang tidak apa-apa, sedangkan Reva dan oma Ralin mereka nampak tak senang dengan ucapan Kinara.

"Apa kamu tidak lelah lima kali ibadah dalam waktu sehari?" tanya Ralin, oma Kinara.

Kinara menunduk, dia bingung harus menjawab apa, jujur saja dia tidak pernah lelah. dengan solat Kinara merasa jiwa nya lebih tenang.

Perlahan tapi pasti Kinara menggeleng pelan, "tidak, karena dengan solat Nara merasa lebih tenang," jawab Kinara setenang mungkin.

"Begitu ya," Reva menatap Kinara dengan senyuman miring, "kamu juga tidak merasa risih dengan pakaian seperti itu?" tanya Reva sambil menunjuk pakaian yang di kenakan Kinara.

Kinara meremas tangan nya, selalu saja. Kenapa oma dan mamah Reva tidak pernah menghargai jalan yang sudah dia ambil.

"Nara selalu menghargai kalian, jadi tolong hargai agama Nara sekarang," kata Kinara begitu tegas dan lantang.

Kinara sudah tidak tahan dengan tatapan marah Reva dan oma nya.

"Lihat mah, Claudia sekarang bukan Claudia yang kita kenal. ini semua gara-gara wanita jalang itu!"

Kinara semakin meremas tangan nya saat mendengar ucapan Reva yang begitu menohok.

Kinara beranjak dari duduk nya, ia menghembus kan napas nya perlahan.

Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang