part 34 -cinta?

24 3 1
                                    


"Cinta itu tidak salah, kalian berhak mencintai siapapun, yang salah bagaimana cara kita mencintai.

_____________

Kini Fathan berada di rooftop sekolah. Seharusnya ketua OSIS berada di tengah-tengah bazar sekedar memantau. Namun yang di lakukan Fathan hanya berdiri di atas rooftop dari tiga puluh menit yang lalu.

Fathan malu jika harus kembali bertemu Kinara. Bukan hanya malu, bahkan Fathan takut. Takut Kinara malah menjauh darinya.

Tapi kejadian tadi benar-benar di luar kendalinya. Pemuda itu tidak lagi dapat menahan perasaan nya.

Yang dia lakukan kini menengadah menatap langit yang begitu cerah, terik matahari tidak membuatnya berhenti melihat langit.

Ia hanya berharap agar Allah mendengar doa nya saat ini.

"Ya Allah. Jika mencintainya adalah sebuah kesalahan, bantu hamba untuk menghilangkan perasaan ini."

Fathan tahu dirinya masih kelas sebelas SMA dan sebentar lagi berumur tujuh belas tahun. Bagaimana mungkin di usia nya yang masih remaja sudah memiliki perasaan yang begitu dalam pada seorang gadis.

Semua itu berawal dari Kinara murid baru. Saat awal kelas sebelas Kinara adalah murid baru yang di tunjuk menjadi sekertaris OSIS.

Pada saat itu Fathan melihat Kinara yang berbeda dari yang lain. Kalem dan tidak neko-neko.

Semakin lama Fathan sering bertemu dengan Kinara. Meski berbeda kelas, karena OSIS lah mereka sering bertemu. Dan saat itu juga Fathan mulai tertarik pada Kinara yang sederhana dan penuh dengan semangat dalam mengerjakan apapun.

Fathan tidak pernah menyangka bahwa perasaan itu tumbuh menjadi sebuah rasa cinta. Bahkan nama Kinara Aisyah Zeeira sudah lama tersematkan dalam setiap doanya.

Fathan pernah mendengar bahwa. Cinta itu tidak salah. Mencintai bukanlah kesalahan, yang salah itu bagaimana cara kita mengelola perasaan cinta tersebut.

Maka dari itu Fathan pikir tidak salahnya mencintai. Toh itupun bukan keinginannya. Rasa itu tumbuh dengan sendirinya tanpa Fathan minta.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Fateh menatap lurus bunga mawar berwarna biru di depannya. Kini Fateh berada di taman sekolah tempatnya berada di belakang sekolah.

Taman itu sepi karena semua murid berada di taman tempat upacara yang sudah di sulap menjadi pasar kecil.

Setelah mendengar dan melihat dengan mata kepalanya sendiri kejadian tadi Fateh berjalan tak tentu arah dan berakhir di taman mini tersebut.

Fateh duduk di kursi panjang yang waktu itu pernah di duduki oleh Kinara dan Tristan.

Fateh terdiam selama beberapa menit. Otak nya mencerna, hatinya gelisah entah kenapa.

Awalnya Fateh hanya penasaran pada Kinara seperti pada gadis yang dia dekati sebelum-sebelumnya. Tapi ini sudah hampir tiga bulan Fateh mendekati Kinara. Niatnya mau ngebaperin malah dia yang baper.

Fateh tersenyum tipis kala mengingat betapa menggemaskannya sosok Kinara. Kinara itu memiliki daya tariknya sendiri.

Tak lama Fateh tersenyum kecut. Bukan hanya Tristan saingan nya tapi juga kembaran nya sendiri.

Fateh melihat headband berwarna merah dengan inisial F. Itu hadiah dari Kinara. Menatapnya lama, bibir merah muda nya tersenyum tipis.

Ponsel di genggamannya bergetar tanda pesan masuk.

Nina Bobo💩

Dimana lo? Di cariin Pak Septian. Kita tunggu di lapangan ye.

Aaaah Fateh lupa akan bertanding dengan anak kelas dua belas. Tim basket tahun lalu.

Di sekolah Albina kelas sebelas lah yang memiliki banyak kegiatan seperti OSIS, tanding basket mewakili sekolah. Bahkan olimpiade dan cerdas cermat pun yang di tunjuk kelas sebelas untuk mewakili sekolah.

Kepala sekolah ingin kelas dua belas fokus pada nilai UN dan kelulusan mereka

♥️♥️♥️♥️♥️

Kinara duduk termenung di kursi yang sudah di sediakan di tempat bazar. Mencerna kejadian tadi.

Fathan meminta maaf padanya? Benarkah Fathan mencintainya selama ini?

Jujur, Kinara juga memiliki perasaan yang sama pada Fathan.

Ya Allah. Jika perasaan ini tidak boleh di ungkapkan. Tolong kunci lidah ini agar tidak mengungkapkan nya.

Ponsel Kinara bergetar menandakan pesan masuk. Mengambil ponsel di saku gamis. Matanya membulat saat mendapati pesan dari Fathan.

Fathan Ketos

Maaf telah lancang mengungkapkan perasaan. Saya benar-benar tidak bisa menahan lagi, saya tahu ini salah dan saya akan berusaha menghilangkan perasaan ini. Tolong bantu saya.

Itu adalah pesan pertama dari Fathan. Bahkan tanpa salam. Kinara menatap nanar pesan yang begitu panjang, Kinara mengabaikan pesan tersebut karena tidak tahu harus membalas apa.

Kinara kembali Fokus ke arah bazar. Dia harus menyelesaikan tugasnya. Setelah shalat berjamaah dzuhur akan ada pertandingan basket.

Kinara berusaha tetap fokus meski pikirannya terus berkeliaran tentang Fathan.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️







Hi Ukhti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang