Area dewasa 21+ harap bijak memilih bacaanEnjoy Reading
.....
...
..Hujan mengguyur kota Paris begitu deras seolah langit menangis menumpahkan kekesalanya.
Di depan deretan toko yang sudah tertutup, Clara sedang berjongkok dengan kedua tangan memeluk lutut. Ia tak tahu di mana tempatnya sekarang, ia hanya berusaha berteduh dari hujan yang tiba-tiba turun.
Hujan turun semakin lebat sedangkan malam sudah menyambut, sehingga tempat itu tampak sepi juga menakutkan.
Tubuh Clara semakin menggigil, dress tipis yang di pakai tak bisa menghalau rasa dingin yang semakin menusuk kulit hingga ke tulang. Bibir yang biasa bewarna pink merona kini tampak pucat dan bergetar.
Air mata terus menetes di sudut mata, ia merasa sangat kedinginan, tapi bukan itu yang membuatnya menangis, hinaan yang di lontarkan Shean lah yang melemahkannya.
Wajah gadis itu tertunduk dalam dengan tangis yang semakin pecah beradu air hujan.
Shean terus melirik jam di pergelangan tangan, berjalan mondar-mandir di kamar hotel. Hari sudah semakin larut tapi Clara belum kembali.
Sore tadi ia sudah menugaskan Hery untuk mencari gadis itu, tapi sampai sekarang belum ada kabar sama sekali darinya.
Jemari besarnya meyambar sebuah coat untuk mengahalau rasa dingin, dengan langkah lebar keluar dari kamar hotel.
Shean menjalankan mobil dengan pelan, mengelilingin jalan-jalan di sekitar hotel berharap bisa menemukan Clara. Ia merutuki kebodohannya karna membiarkan gadis itu pergi sendiri. Clara belum pernah menginjak Negara ini jadi kemungkinan besar gadis itu tersesat.
Malam semakin larut, bahkan Shean sudah berkendara selama satu jam, tapi Clara masih belum ketemu.
Memang hujan sudah sedikit reda walaupun tak sederas tadi, tapi rintik- rintik hujan masih kerap, menyisakan rasa dingin yang luar biasa di kulit.
Kecemasannya semakin menjadi, Clara tak memakai pakaian hangat saat pergi, gadis itu hanya memakai dress tipis yang melekat di kulitnya. Pastilah saat ini Clara kedinginan
Shean melajukan mobilnya tak tentu arah, hingga sampailah pada jalanan yang begitu sepi dengan ruko-ruko kecil yang berjejer di sepanjang jalan.
Mobil Shean terus melaju meleweti tempat itu dengan laju pelan, pandangan mengedar keseluruh tempat walaupun kemungkinan kecil bisa menemukan Clara di tempat seperti ini, setidaknya Shean harus mencoba.
Hingga pandangan Shean menangkap sosok yang duduk berjongkok dengan kepala di sembunyikan pada lutut.
Kelopak mata Shean membulat ketika tahu siapa gadis itu, tapi ada kelegaan di dalamnya karna bisa menemukanya
Shean menepikan mobil bergegas turun berjalan mendekati Clara.
Gadis itu masih terdiam pada posisinya tak menyadari Shean udah berdiri menjulang di sebelahnya.Shean ikut berjongkok menatap Clara sendu, mengelus pucuk kepalanya bahkan pucuk kepalanyapun terasa dingin, pasti tubunya pun sangatlah dingin. Bagaimana bisa gadis itu menahannya?.
Elusan lembut di kepala membuat Clara mendongak, tak ada yang keluar dari bibirnya ia seperti terpaku akan sosok di depannya.
Kelopak mata Clara naik turun berharap apa yang dilihatnya nyata. Kelegaan membanjiri dadanya ketika sosok yang ada di depannya adalah Shean. Clara sudah sangat takut jika Shean tak memperdulikannya, sedangkan dia tak memiliki siapa-siapa di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...