Enjoy Reading
......
...
.Tubuh Clara masih bersandar pada dinding di belakang bistro, ia belum beranjak dari sana. Clara berharap Shean segera pergi dari tempatnya.
"Sebaiknya aku kembali, aku akan menghubungi Olivia nanti agar tempat ini tutup lebih awal" Gumam Clara pelan. Ia bermaksut kembali ke rumah namun langkah kaki wanita itu terhenti ketika suara berat di belakangya mengintruksi Clara.
"Kau ingin bersembunyi lagi?"
...CWO Part 115...
Tubuh Clara membeku mendengar suara berat yang begitu di kenalnya. Ia langsung memegang perut buncitnya begitu erat. Sifat defensif yang muncul karna terdorong rasa khawatir berlebih membuat Clara reflek memegang perut.Ia ingin melindungi calon anaknya yang akan terlahir ke dunia. Ya, fikiran buruk tentang Shean sudah mengakar dalam diri Clara hingga lelaki yang dulu di puja kini menjadi sebuah ketakutan untuknya.
"Kau bermaksud lari dariku, Clara? tidak cukupkah kau pergi dan menghukumku selama ini?" ucap itu terdengar begitu frustasi bahkan bibir Shean bergetar menahan segala kecewa.
Clara berbalik menghadap Shean sepenuhnya. "Jangan mendekat...! "
teriak Clara berjalan mundur, tangan kanannya terentang kedepan sedangkan tangan kiri semekin mengerat diperut buncitnya.Reflek tubuh Shean berhenti, menatap wanita itu nanar. Penolakan Clara begitu melukai perasaannya apalagi ketika dia memegang perut buncitnya erat seolah ia akan menyakiti calon anaknya membuat hati Shean seketika hancur tak berbentuk. Shean tertawa lirih tapi tawa itu justru terlihat menyedihkan.
"Kau takut padaku?"
"Jangan mendekat Shean! jangan sakit anakku! dia tak bersalah. Aku janji takkan mengganggu kehidupan kalian." Clarah memohon, bahkan wanita mengiba. Cairan bening membasahi pipi.
Shean memalingkan wajah dengan rahangnya mengetat. Omong kosong macam apa yang di ucapkan wanita di depannya. Begitu burukkan pandangan Clara padanya hingga dia memiliki pikiran gila seperti itu.
Walaupun dulu atau sekarang dia takkan mungkin tega menyakiti darah dagingnya sendiri. Dulu ia hanya menggertak Clara agar wanita itu takut padanya, tapi ternyata ucapannya malah membuatnya ketakutan hingga sekarang.
Shean akui semua masalah yang terjadi di kehidupan mereka adalah salahnya, tapi tak cukupkah ia menerima hukumannya selama ini.
Hidupnya hampa dan kosong setiap harinya ia bahkan sulit menghirup nafas karna perasaan bersalah dan rindunya.
Sudut mata Shean berair, menghirup udara rakus. Ia merasa paru-parunya menyempit karna setiap oksigen yang terhidu justru menusuk-nusuk hatinya.
"Berhenti berbicara omong kosong Clara, kau fikir aku akan melakukan hal keji pada anakku sendiri. Clara, aku bisa jelaskan semuanya kita bisa membicarakan ini baik-baik."
"Apa kau ke sini untuk mengambilnya dariku dan membesarkanya bersama Laura? sampai matipun aku takkan menyerahkanya padamu...!" teriak Clara menahan emosi dan kekesalan.
"Jangan membawa orang lain, ini tentang kita." nada bicara Shean naik satu oktaf.
"Tak ada lagi tentang kita Shean , semua sudah berakhir. Ketika kau memutuskan hubungan kita dan memilih bersama Laura, bagiku semuanya sudah berakhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...