Area dewasa 21++ yang belum cukup umur harap melipir.Enjoy Reading
......
..Shean berjalan menyusuri lorong dengan langkah gontai, kedua matanya menajam tapi terdapat kabut disana.
Nafas lelaki itu terengah naik turun. Berkali-kali kepalanya menggeleng untuk mengembalikan kewarasan yang hampir hilang.
Ia merasa tubuhnya panas dan sesak di bagian tertentu. Lengan kanannya berada di dinding untuk menopang tubuh yang semakin melemah.
Shiiiitttt....
Umpatan keras keluar dari bibirnya. Menyenderkan ke dinding, memandang pintu di sebelahnya dengan senyum tipis.
Clara membersihkan gaun yang kotor dengan air, setelah di rasa cukup, mengambil tisu untuk mengelapnya.
Menatap pentulah wajahnya di cermin, sedikit merapikan rambut lalu menghembuskan nafanya beberapa kali untuk menenangkan fikiran yang sempat bergejolak karna Shean.
Setelah merasa lebih baik memutuskan keluar dari tempatnya, baru kakinya berada di ambang pintu seorang tiba-tiba menariknya kasar meninggalkan toilet.
Pupil Clara melebar sempurna ketika tahu siapa sang pelaku.
"Shean lepas! apa yang kau lakukan?"Shean menulikan pendengaran, cekalan di pergelangan tangan Clara semakin kuat. Menggeram rendah ketika Clara terus memberontak teringin terlepas darinya.
Kedua matanya memerah penuh kabut dan nafas memburu. Mereka melewati setiap lorong sepi, menuju jalan lain untuk keluar dari gedung tanpa harus berpapasan dengan para tamu undangan.
Clara semakin panik dan memberontak, tapi tenaganya terlalu lemah jika dihadapkan oleh Shean. Obat perangsang itu membuat kewarasan Shean memang hilang apalagi saat kulitnya bersentuhan dengan tangan lembut Clara, dia semakin tak terkendali.
Tangan besarnya membuka pintu mobil dan melempar tubuh Clara di kursi belakang secara kasar.
Sang asistan yang duduk di kursi kemudi nampak gusar, kedua matanya melirik ke arah kaca depan, bossnya terlihat sangat berbeda.
"Herry, jalankan mobilnya!" ucap Shean dengan suara berat dan serak.
"Hery jangan! tolong aku! bossmu sudah tak waras." mohon Clara mengiba, itu cukup membuat Hery bimbang.
"Diam...!" Shean menggeram rendah.
"Jalankan mobilnya!" suara Shean menajam pada Hery.
Tanpa banyak kata sang asistan pun menuruti perintah si boss menjalankan mobil meninggalkan parkir.
"Shean turunkan aku! William pasti mencariku." Clara begitu panik, wajahnya mulai memucat.
Mendengar nama William emosi Shean kembali meledak. "Clara....!" Shean kembali menggeram dengan wajah merah padam, mencekram bahu Clara.
"Jangan menyebut lelaki sialan itu saat kita bersama."
"Shean kau menyakitiku." Clara semakin takut, kedua mata memerah, cairan bening menumpuk di sana. Cengkraman Shean sangat menyakitkan dan sudah di pastikan itu membuat kulitnya memerah.
"Pergi ke hotel, Hery!" Shean menekan suatu tombol hingga muncul sekat yang menghalangi sang supir untuk melihat aktifitas di belakang.
Merengkuh tubuh Clara erat menghirup wangi tubuh wanita itu rakus. Clara tak membalas pelukan Shean, perasaan takut dan marah masih menguasai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...