CWO Part 38 Amarah William

19.4K 733 26
                                    

Siapa di sini yang pernah baca Clara di aplikasi NT/MT?

Cerita CWO di sini lebih rapi dan detailya contoh part ini. aku rombak hampir seluruhnya. Karna tulisan yang sebelumnya acak kadul. Moga yang ini lebih buwat kalian nyaman waktu baca.

So Enjoy Reading

.....
...
.

Cahaya mentari di pagi hari menerobos masuk melalui jendela kecil sebuah kamar beruku 3x3,5 m.

Pantulan cahaya itu mengganggu tidur lelap seorang wanita yang masih bergelung dalam selimut. Kedua mata yang terpejam, perlahan terbuka setelahnya satu tangan terangkat untuk menghalau sinar yang menyakitinya retina.

Telapak tangan itu berpindah menutupi wajah, ujung jarinya memijat kening karna rasa pusing di kepala.

Ketika rasa nyeri sedikit berkurang ia berusaha bangun monopang tubuhnya menggunakan kedua tangan agar bisa duduk kemudian bersandar pada kepala ranjang.

Kebingungan masih terlihat di wajah cantiknya,  ia mencoba menggali ingatan  tentang kejadian semalam. Sakit hati karna perlakuan kasar dan hinaan dari Shean membuatnya nekat pergi ke tempat laknat itu.  Ia hanya ingin minum menghilangkan rasa frustasi.

Kepalanya menggeleng kecil bahkan wajah gadis itu berubah masam ketika mimpi yang dialami semalam berkelibat di kepala. Padahal Shean sudah menghinanya tapi dengan kurang ajarnya lelaki itu malah masuk kedalam mimpinya.  Memeluk bahkan bersikap begitu manis padanya.

Bibir itu berdecih sinis jika bukan mimpi tak mungkin Shean akan memperlakukannya selembut itu, setelah kemarahannya kemaren mustahil dia akan datang ke tempat ini.

Jika mengingat ucapan Shean semalam rasanya dadanya kembali nyeri seperti beribu jarum menembusnya di sana. Di saat ia berfikir Shean mulai luluh dan menerima, membuatnya begitu bahagia, tapi dalam sekejap mata lelaki itu menjatuhkannya ke dasar.

Dan lebih gila lagi hatinya masih mengharapkan Shean. Jika ini di sebut gila. Ya,  ia memang gila. Seberapa kuat mencoba membenci nyatanya perasaannya terlalu lemah untuk kata yang satu itu.

pintu kamar tiba-tiba terbuka seiring masuknya william dengan nampan berisikan sarapan dan obat pereda mabuk. Senyum tipis tersungging darinya bahkan kedua mata lelaki itu tak pernah lepas dari wajah cantik yang terlihat syok ketika melihat kedatangannya.

Kedua mata Clara mengerjap,  untuk memastika bahwa yang di lihat nyata. Ketika lelaki itu mengambil duduk di sebelahnya dan kekehan kecil yang dulu selalu di dengar dari William barulah ia yakin bahwa lelaki ini benar-benar William.

"Will kau datang—" ucapnya lirih, kedua iris coklat tak pernah lepas memperhatikan William yang mengambil duduk di sebelahnya menaruh nampan di meja nakas.

Lelaki itu tersenyum hangat, mengelus pucuk kepala gadis yang di punjanya dengan begitu lembut.  Sentuhan William menghancurkan pertahan Clara, gadis itu berhambur memeluk Willian dengan isakan kecil dan air mata berderai.

"Kenapa kau baru kembali, aku sangat merindukanmu."

Clara menumpahkan segala kesedihan melalui lelaki ini,  William adalah sosok yang selalu menjaganya, ia merasa terlindungi dengan keberadaan William. Jika saja William tak pergi mungkin ia takkan mengambil tindakan bodoh. Mungkin ia takkan terjebak oleh perasaan menyakitkan ini. Clara semakin terisak dan terseda. Rasa sesal bercampur kecewa menjadi satu.

Tangan kekar itu membalas pelukan Clara,  menepuk bahu pelan untuk menenangkan,  ia tak berbicara sepatah katapun membiarkan Clara menumpahkan segala kesedihan.  Meski tak mengerti masalah apa yang dihadapi gadis ini tapi William merasa dia memiliki beban yang begitu berat.

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang