Enjoy Reading.....
...
.Pagi itu Aaron terlihat bersemangat, menyiapkan segala keperluannya sendiri. Dari baju, buku, apapun yang menyangkut dirinya disiapkan sendiri.
Bahkan ketika seorang pelayan ingin menawarkan bantuan bocah kecil itu menolak keras, ia selalu mengatakan ingin mandiri karna sudah dewasa.
Meski pelayan itu merasa bingung tapi, dia menuruti perintah majikan kecilnya dan hanya mengawasi setiap gerakan lincah anak itu.Aaron menuruni tangga begitu santai juga bersenandung kecil suatu hal yang tak pernah dilakukan olehnya. Langkah kaki Aaron terhenti di meja makan, duduk ke pangkuan sang ayah yang sudah lebih dulu berada di sana bersama Momynya.
"Pagi Dad, Pagi Mom," sapa Aaron riang, satu kecupan di berikan Aaron pada Shean setelah itu berpindah pada Ashley.
Pandangan Shean sepenuhnya terpusat pada Aaron bahkan dahi lelaki berkerut dalam, ia beralih pada sang istri mengangkat alis seolah meminta penjelasan akan sikap aneh putranya, tapi sang istri hanya mengedikkan bahu.
Aaron berpindah pada kursi yang biasa di tepati, mulai memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Ashley.
"Apa ada hal menarik yang kau sembunyikan dari Dady, Boy?"
tanya lelaki itu dengan pandangan lekat pada putranya.Aaron tersenyum lebar memandang pada sang ayah. "Kenapa Dad ingin tahu urusan anak kecil?"
Shean mendengus akan jawaban menyebalkan dari putranya, Ralat ia tak pernah mendapat jawaban, tapi itu sebuah pertanyaan. Shean heran darimana sifat menyebalkan putranya ini?
"Dad bertanya, seharusnya kau menjawab bukan balik bertanya."
"Ohhh, aku hanya mengatakan apa yang ada difikiranku, Dad."
Senyum tipis diperlihatkan Ashley, melihat perdebatan ayah dan anak membuat dada Ashley menghangat, mereka berdua adalah sumber kebahagiannya saat ini.
Ashley harus mengakhiri perdebatan mereka karna waktu terus berjalan mereka berdua harus berhenti jika tak ingin terlambat.
Telapak tangan Ashley meremas jemari Shean membisikkan sesuatu padanya. Seringai muncul dari Shean karna dia tahu penyebab putranya seperti ini.
.
.
Senyum Clara tak pernah luntur dari bibirnya ketika memoles wajahnya di cermin. Hari ini ia akan bertemu dengan bocah menggemaskan itu lagi. Membayangkan tingkah lucunya semakin menambah lebar senyum itu.
Senyum yang tadinya mengembang tiba-tiba meredup kala peringatan dari Shean menyeruak di fikirannya. Ada rasa bimbang di hati tentang niatnya kali ini.
Jujur Clara tak memiliki niat buruk pada mereka terutama Aaron, sejak pertama melihat Aaron ia memang sudah menyukai anak itu. Senyum cerahnya, wajah yang selalu memerah ketika berbicara membuat Aaron semakin menggemaskan.
Mengenai Ashley bukan ia yang ingin menemuinya tapi, perempuan itu sendiri yang meminta bertemu dengannya, jadi tak salah bukan?
Clara terus menyakinkan diri bahwa dirinya tak bersalah, ia hanya ingin berteman saja. Lagian Shean tak mungkin tahu, tak mungkin Ashley mengajak Shean dipertemuannya nanti.
Hembusan kasar terdengar satu tangan menyambar tas slempang kecil kemudian keluar dari apartemen.
*******
Aaron mendengus menatap lelaki dewasa yang sudah duduk disebelahnya, ia tak menyangka Ayahnya akan menyusulnya ke sini.
"kenapa Dad kemari? apa Dad tak bekerja?" nada ketus keluar dari bibir Aaron, tapi Shean membalas dengan kekehan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...