Enjoy Reading......
...
."Apa otakmu terbentur sesuatu?" tanya Vivian, menatap Clara dengan alis mengerut.
Mereka saat ini sedang berada di kantin universitas, sejak tadi pagi Clara terlihat sangat aneh, dia kadang melamun selepasnya tertawa cekikikan. Vivian sampai bergidik ngeri karna mengira Clara telah kerasukan mahluk halus.
"Kau tidak akan mengerti dengan apa yang kurasakan, " ucap Clara memasang senyum cerah.
"Kau tidak memberitahuku mana mungkin aku mengerti, kau fikir aku adalah cenayan yang bisa membaca fikiran orang lain," dengus Vivian kesal akan tingkah Clara, sejak mengenal Shean sahabatnya menjadi aneh dan menyebalkan.
"Kenapa kau marah kau tidak senang aku bahagia?"
Vivian menghela nafas mencoba bersabar menghadapi sahatnya yang satu ini. "Bagaimana hubunganmu dengan Shean?" Vivian mencoba mengalihkan pembicaraan.
Semburat merah serta senyum cerah tersungging di bibir Clara kala nama Shean disebut.
"Aku tak perlu mengkhawatirkanmu, sepertinya kau terlihat sangat bahagia." Vivian tak membutuhkan jawaban Clara karna dari aura wajahnya saja ia sudah bisa menebak semuanya.
"Apa terlihat jelas?" tanya Clara dengan senyum malu-malu.
"Ceekzz orang bodohpun akan tahu, jika kau sedang kasmaran."
Clara tersenyum menampilkan cengiran yang mana membuat Vivian ingin sekali menjitak kepala sahabatnya ini. Vivian menunduk agar lebih dekat karna tempat duduknya berhadap-hadapan dengan Clara yang mana dibatasi sebuah meja bundar.
"Apa kau sudah tidur dengan Shean?"
Wajah Clara bahkan sudah semerah tomat ketika Vivian membahas hal tersebut, percintaan liar yang tadi malam mereka lalui kembali menerobos dalam ingatannya.Clara merasa tindakannya semalam sangat memalukan. Dengan beraninya ia menggoda Shean bahkan sikapnya tak ubah seperti seorang jalang.
Binar takjup di berikan Vivian, ia tak menyangka Clara sudah melakukan hal sejauh itu padahal dulu ciuman bibir saja tak pernah. "Waah.... sahabatku bukan gadis perawan lagi " ucap Vivian keras, untung kantin agak sepi jadi perkataan Vivian tak begitu di dengar orang lain.
Saking kesalnya Clara menonyor kepala Vivian serta memberinya tatapan tajam. "Apa suaramu tidak bisa lebih keras lagi?"
cibir gadis itu pada sahabatnya.Hanya cengiran lebar dari Vivian sebagai balasan. "Bagaimana rasanya bercinta dengan pria yang digilai para wanita, aku tak menyangka kau bisa bersama pria dingin itu."
Rasanya Clara ingin mengumpat Vivian, kenapa dari tadi gadis ini terus mengingatkannya tentang percintaan bersama Shean? Ia ingin melupakan hal memalukan itu tapi sahabat gilanya ini mengungkitnya terus menerus.
"Lihatlah! pipimu semerah tomat! apa dia sangat buas diranjang."
"Vi, kenapa ucapanmu selalu tak ada filternya" ketus Clara, bibir gadis itu sudah mengrucut kesal.
"Aku hanya bertanya, kenapa kau pelit sekali berbagi ilmu" jawab Vivian santai tanpa beban.
"Jika ku beritahu, apa kau akan tidur dengan lelaki juga?"
Vivian berdehem keras, memalingkan wajah menghadap ke arah lain.
"Jadi untuk apa aku harus memberitahumu," cibir Clara kesal, sahabatnya ini selalu ingin sok tahu padahal dia sendiri sangat takut dengan pria, menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...