CWO Part 44 Konspirasi ayah dan anak

20.8K 768 61
                                    


Enjoy Reading

......
....
.



"Claraa...." teriakan dari arah pintu membuat ketiga gadis itu menoleh.

Senyum mengembang dan wajah berseri Clara terlihat jelas di sana.  Melihat teriakan nyaring dari Aaron sudah menunjukkan bahwa anak ini sangat sehat.

Aaron berlari menaiki kursi sebagai pijakan agar bisa duduk di tepi ranjang bersama Clara. Tak berselang lama muncullah Shean serta Ashley dari balik pintu. Ashley melangkah mendekati sang putra sedangkan Shean masih berdiri tak jauh dari pintu.

Melihat Ashley mendekat Maya beringsut mundur menghampiri sang sahabat yang duduk di sofa terlebih dulu. Raut bingung masih di perlihatkan Maya,  mencoba meminta penjelasan pada sang sahabat mengenai situasi Absurd ini.

Hanya gedikan bahu acuh sebagai jawab, bahkan Vivian menyandarkan punggungya pada sofa dengan begitu santai padahal pemandangan di depannya sudah sangat janggal.

"Aaron, aku senang kau datang,  kau bahkan terlihat sangat baik."

"Tentu,  aku pria kuat, Clara. Kau tak perlu mencemaskanku." Aaron membusungkan dada untuk menunjukkan bahwa ia anak yang kuat.

Kedua wanita dewasa yang ada di sebelah Aaron tertawa kecil.  Aaron selalu membawa keceriaan untuk siapa saja,  bocah ini sangat mudah di sukai.

Shean mendengus mendengar jawaban Aaron, ia tak meyangka putranya memiliki mulut perayu seperti Bryan.

"Clara, aku senang kau tampak sehat, terimakasih karna sudah meyelamatkan Aaron." Ashley berucap penuh ketulus dan dibalas seyum oleh Clara.

"Tidak perlu mengucapkan terimakasih, aku hanya kebutalan di sana, aku senang Aaron baik-baik saja."

"Kau tahu dia terus menangis dan merengek ingin menemuimu?"

"Mooommm...." Aaron meyenggol momy—nya, bermaksud ingin memberi kode, ia tak ingin Clara melihatnya sebagai anak yang cengeng.

"Aku tidak seperti itu," saut Aaron cepat,  memasamg wajah cemberut itu semakin membuatnya tampak menggemaskan.

Clara mencubit pipi Aaron gemas. "Kenapa kau mencubitku," cemberut Aaron.

"Karna kau tampak menggemaskan dear." Aroon memalingkan wajah menahan kesal.

"Kenapa aku merasa pemandangan ini begitu aneh?" bisik Maya pada Vivian,  beberapa kali di mengerut kening serta menggaruk pelipis yang sebetulnya tidak gatal.

"Emm..., kau benar.  Ini semacam reoni istri muda dengan istri tua," jawab Vivian sambil berbisik.

Pandangan Vivian beralih kearah Shean yang tampak terdiam begitu santai melihat dua istrinya berada di tempat yang sama,  decihan kecil terdengar.

"Lihatlah, sibajingan itu tampak biasa saja, ingin sekali aku meninju wajahnya."

Maya ikut melirik kearah Shean. "Sungguh keluarga konyol."

Maya terus merutuki kebodohan Clara, kenapa juga sahabatnya harus mendekatkan dirinya pada istri Shean terutama putranya. Apa Clara mengambil tindakan ini untuk membuat istri pertama Shean menyetujui pernikahan mereka.
Maya menggeleng kuat mengeyahkan pemikiran buruk tentang sahabatnya.

William  melangkah memasuki koridor rumah sakit, senyum tak pernah luntur darinya, seikat bunga sudah berada dalam genggaman, Clara sangat menyukai lili putih itulah sebabnya dia membawakannya.

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang