Di dalam kelas seorang dosen terlihat menerangkan sesuatu pelajaran mata kuliah. para mahasiwa dan mahasiswi mendengarkan dengan seksama, karna dosen itu terkenal Killer juga pelit dalam memberi nilai itulah sebabnya, semua mahasiswa begitu patuh.
Mereka takut jika membuat kesalahan sedikit saja sang dosen akan mengurangi nilai .
Ketakutan para mahasiswa di ruangan itu tidak berlaku untuk seorang gadis cantik yang duduk ditengah-tengah ruangan.
Sepertinya, tak begitu bersemangat mengenai pembahasan yang di utarakan sang dosen, terbukti dia hanya melamun sibuk dengan fikirannya sendiri.
Hanya helaan nafas yang keluar darinya, seolah gadis itu baru melalui hari yang sangat berat.
"Nona Jacqueen...!" panggilan itu terdengar beberapa kali, tapi yang di panggil terlalu sibuk dengan lamunannya hingga tak menyaut.
Sejak memasuki kelas sampai pelajaran hampir selesai Clara tak memperhatikan materi yang disampaikan sang dosen, alhasil dia pun mendapat teguran.
"Nona Jacqueen..!"
Sikutan dari teman sebelahnya serta suara keras sang dosen membuat Clara terlonjak dari tempat duduknya.
Pandangan gadis itu mengedar, semua mata tertuju padanya. Clara menggigit bibir bawah, mencoba melirik arah depan dan benar sang dosen sedang menatapnya nyalang, menegaskan bahwa dia sedang marah.
Clara menelan saliva kasar, tak berani menjawab ataupun menatap sang dosen yang berdiri beberapa meter dari tempat duduknya.
Sedangkan para mahasiswa diruangan itu menatap Clara prihatin, karna semua yang mendapat masalah dari Dosen killer takkan berakhir baik."Apa yang anda fikirkan lebih menarik dari pelajaran saya, Nona Jacqueen." tanyanya datar lalu beralih mengendarkan pandangan keseluruh mahasiswa.
"Teruntuk siapa saja, saya tidak suka saat jam pelajaran kalian tidak memperhatikannya. Jika kejadian ini terjadi lagi, saya tidak akan segan-segan mengurangi nilai kalian, apa kalian mengerti?!" peringatnya tajam.
Semua mahasia hanya diam mengangguk patuh
"Untuk anda Nona Jacqueen, saya tidak akan melakukan hal itu karna saya tahu ini kesalahan pertama anda. Tapi jika anda mengulanginya lagi saya tidak akan segan-segan memberi nilai C untuk anda, dan bukankah itu akan mempengaruhi beasiswa anda. Apa anda mengerti, Nona Jacqueen?"Clara mengangguk dengan wajah pucat, ia bernafas lega karna hanya sebuah peringatan yang didapat dan tidak berimbas untuk nilainya.
Langkah Clara begitu gontai bahkan ketika berjalanpun fikirannya pergi entah kemana dan saat berpapasan dengan Vivian ia mengabaikannya.
Vivian mengeryit bingung melihat tingkah Clara, padahal beberapa hari ini mereka tak bertemu karna kesibukannya. Dia fikir saat kembali bertemu sang sahabat akan senang seperti dirinya yang begitu merindukan Clara.
Tapi apa ini, sebuah senyumpun tak didapatkan, bahkan Clara terkesan abai. Vivian menghentakkan kakinya kesal, berjalan cepat menyamai langkah Clara.
"Clara...!" panggilan dari Vivian tak mendapat respon sama sekali seolah Clara tak melihatnya.
"CLARA....!" teriak Vivian didekat telinga gadis itu hingga membuat Clara terlonjak kaget.
"Vivian-" tatapan datar di berikan untuk Vivian, "Kenapa hari ini banyak sekali yang berteriak padaku," sungut Clara sebal.
"Aku sudah memanggilmu tapi kau tak mendengarnya, kau bahkan mengabaikanku tadi." Vivian pun menjawab dengan nada jengkelnya.
"Ooohh benarkah?! Kapan?" tanya Clara memasang raut bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...