Jangan ketawa dengan judulnya otakku buntu buat judul part ini 🤣🤣🤣🤣
Enjoy Reading
......
...
."Aaron, berhenti!" Aaron pun menghentikan langkahnya seketika.
"Kau ingin menunjukkan apa, hemm...?" tanya Clara lagi
Aaron melipat tangan di depan dada mendongak menatap Clara intens.
"Kau pernah melihat kuda?"Clara tertawa pelan, tentu saja semua orang pernah melihat kuda. "Tentu saja."
"Maksudku, melihat langsung dan menungganginya."
Clara langsung menggeleng, jujur ia belum pernah merasakan naik binatang yang satu itu. "Kalau begitu ikut denganku! Uncle Bryan memiliki kuda banyak. Aku akan menunjukkanmu caranya menunggang kuda." Aaron begitu bersemangat saat mengatakan itu, dari awal ia memang ingin segera naik kuda.
"Aaron, acara berkuda nanti saja! semua orang sedang menunggu di meja makan," sela Shean berjalan mendekat menghentikan sang putra yang akan pergi.
"Aku sudah keyang Dad, nanti saja! sekarang aku ingin pergi bersama Clara," tolak Aaron. Ia tak ingin kesenangannya bersama Clara diganggu.
Clara tersenyum tipis menunduk pada Aaron. "Kita makan siang dulu, setelah itu aku janji akan ikut denganmu melihat kuda," bujuk Clara lembut.
"Benarkah?!"
Clara mengangguk yakin, membuat Aaron begitu senang dan berlari memasuki rumah kembali. Senyum tipis tersungging di bibir Clara, ia ingin melangkah mengikuti Aaron tapi cekalan di lengan menghentikannya.
"Apa yang kau berikan padanya hingga dia begitu menurut padamu?"
Clara hanya mengedikkan bahu acuh, tertawa pelan meninggalkan Shean yang ikut tersenyum setelah kepergiannya.
Dari Jauh Laura mengepalkan tangan, ia sangat marah melihat interaksi Shean dan Clara. Mereka terlihat sangat dekat. Dari pertama bertemu Clara, kedua mata Shean tak pernah lepas dari gadis itu, Laura merasa curiga hubungan mereka tak seperti biasanya.
Laura masih ingat saat menawarkan pertemanan padanya, Shean menolak mentah-mentah bahkan dia mengatakan tak berteman dengan wanita, tapi apa yang baru saja dilihat? Mereka terlihat akrap melebihi seorang teman.
Shean dan Aaron begitu dekat dengan Clara bahkan lelaki itu tak canggung memegang lengannya. Laura bersumpah akan mencari tahu tentang mereka, jika dugaannya benar, ia akan menghancurkan Clara.
Shean akan menjadi miliknya, sudah cukup bersabar akan Ashley, dan ia tak ingin berbagi pada wanita lainnya juga.Laura mulai memasuki rumah ia harus segera hadir dalam meja makan, agar tak menimbulkan kecurigaan bagi yang lain.
.
.
.Meja panjang itu kini tengah diisi oleh keenam orang minus Vivian dan Bryan. Semua makanan sudah tersaji di atas meja, dua orang pekerja menyiapkan hidangan atas perintah Bryan, tapi sang pemilik rumah malah belum hadir.
"Tak perlu menunggu Bryan, mungkin dia akan telat atau akan melewatkan jam makan siang," intruksi Shean mewakili sahabatnya, ia tahu betul apa yang dilakulan Bryan di dalam kamar, jadi untuk apa menunggu orang yang sedang bercinta.
Semua mengikuti arahan Shean.
William sigap mengambil sebuah ayam dan sayur lainnya untuk diisi ke piring Clara."Untukmu." William mengedipkan mata pada Clara dan dibalas senyuman olehnya. Aaron mendengus keras, merasa tak suka dengan tindakan yang dilakukan William.
Tapi lelaki itu malah menjulurkan lidahnya pada Aaron mengejek bocah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...