Enjoy Reading
......
..."Kau boleh menghukumku, tapi jangan menjauh, aku tak bisa jika harus jauh darimu" Shean mencium telapak tangan Clara dengan kedua mata terpejam, bahkan cairan cristal bening sudah merembas di sana.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Clara, wanita itu hanya diam dengan segala fikiranya, ia masih mencerna segala ucapan Shean, ada perasaan lega saat mendengar Shean tak jadi bertunangan dengan Laura, tapi entah mengapa Clara masih belum bisa mempercayai Shean sepenuhnya.
...CWO Part 116...
Mobil mewah Shean berhenti di depan pelatan sebuah rumah sederhana. Rumah dengan pagar kayu dan di sekitar pagar terdapat beberapa tanaman hias yang mempercantik halaman.Shean turun dari mobil memandang rumah di depanya dengan senyum tipis. Ternyata Clara tinggal di tempat ini. Walaupun rumah itu sederhana tapi entah kenapa terasa nyaman dan hangat.
Dengan perlahan Shean membuka pintu mobil, membantu Clara turun dan memapah tubuh wanita itu memasuki rumahnya.
Setelah berada di rumah sakit sehari ibu hamil satu ini memang memaksa pulang dan Shean menurutinya.
Suasana di kamar Clara tampak hening, tak ada yang memulai percakapan, kedua manusia itu begitu canggung. Apalagi Shean, beberapai kali lelaki itu menggaruk kening yang sebenarnya tidak gatal menggunakan telunjuknya
Iris coklat Clara masih terus terpusat pada dinding kamarnya, fikirannya melalang buana entah kemana. Helaan nafas terdengar darinya.
"Sebaiknya kau kembali Shean."
Shean tersentak mendengar usiran halus dari Clara. "Aku tidak akan kemana-mana."
"Kau masih belum memaafkanku?" tanya lelaki itu lirih. Padahal ia sudah menceritakan semuanya.
Apa yang mendasarinya berbuat seperti itu, bagaimana Laura membunuh Ashley dan mengancam keselamatan semua. Tapi ternyata tak semudah itu mencari maaf wanita ini.
Clara masih membentangkan jarak yang jauh untuknya, bahkan secara terang-terangan mengusirnya.
"Aku sudah memaafkanmu, tapi untuk kembali maa—"
"Kau masih istriku," sela Shean cepat bahkan lelaki itu beralih ke sisi Clara memegang pundak wanita itu.
"Aku takkan pergi tanpamu, apa belum cukup kau memberi hukuman padaku?"
"Aku masih membutuhkan waktu sendiri." Clara memalingkan wajah menghindari tatapan Shean, ia selalu lemah jika menatap langsung kedua bola mata pria ini.
"Tatap mataku Clara, katakan jika kau tak menginginkanku lagi." Shean meraih dagu Clara agar menghadap ke arahnya, tapi Clara masih berusaha keras menghindar.
Senyum tipis terbit di bibir Shean, ia tahu Clara masih sangat mencintainya, itulah sebabnya dia tak berani menatapnya. Kedua tangan Shean merengkuh tubuh Clara membawanya kedalam dekapan hangat.
"Aku tahu kau masih mencintaiku"
"Kau salah paham Shean, aku suda—" Clara mencoba memberontak.
"Jangan bebohong Clara, kau sangat lemah jika meyangkut kebohongan," pelukan lelaki itu semakin erat.
"Aku merindukanmu setiap saat, aku merindukan pelukanm hangatmu, aku merindukan rayuanmu," bisik Shean dengan suara serak
Bingung tanpa bisa melakukan apapun, bahkan untuk membalas pelukan Shean, Clara tak bisa. Fikiran wanita itu semakin kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...