Enjoy Reading
......
....
.Kedua tangan gadis itu memegang perutnya dengan kuat sambil menggerang.
"Aaakkgghh.... sakit!" Karna terlalu sakit Clara sampai jatuh terduduk.
Tania dan Aaron yang baru saja membuka pintu langsung kembali menoleh ke sumber suara. Mereka berdua cukup terkejut melihat ibu hamil itu merintih, menahan sakit.
"Clara.... " teiak Aaron dengan pupil membesar.
CWO Part 124
Aaron dan Tania berlari mengikuti beberapa suster yang mendorong brangkar menuju ruang operasi. Clara pingsan dan mengeluarkan banyak darah di selangkangan membuat sang Dokter memutuskan mengambil tindakan operasi.
Jika tidak cepat melakukan tindakan operasi itu akan membahayakan sang bayi.
Tania terlihat gelisah, menunggu di ruang tunggu satu tangannya merangkul pundak sang cucu di sebelahnya.
Pandangan Aaron tertuju pada pintu ruang operasi yang tertutup, terlihat jelas kesedihan dan penyesalan di dalamnya.
"Tenanglah Aaron, dia akan baik-baik saja," ucap Tania sambil mengelus bahu sang cucu untuk menenangkannya.
Tak berselang lama terdengar suara derap sepatu sedang berlari menggema di lorong rumah sakit. Hingga suara itu kian mendekat ke arah mereka.
Deru nafas bersautan serta bulir keringat membasahi wajah dan kemeja pria itu menunjukkan bahwa dia telah melakukan pelarian jauh.
"Ma, bagaimana Clara? " tanya Shean dengan raut wajah cemas.
Tak ada jawaban hanya tatapan Tania mengarah pada ruang operasi menunjukkan semuanya.
Shean mengusap kasar wajahnya, bagaimana bisa istrinya bersama dengan ibunya dan putranya? berbagai pertanyaan terkumpul di kepala, tapi belum saatnya menanyakan semua itu pada sang Ibu.
Kaki Shean tak pernah bisa diam di tempat, lelaki itu terus mondar-mandir di depan pintu besar bewarna putih. Di dalam sana nyawa istri dan calon anaknya di pertaruhkan.
Shean berharap istri dan anaknya selamat, Sungguh ia tak pernah merasa setakut ini. Belum genap dua jam bertemu sang istri, masih melihat senyum cerah yang menghiasi wajah cantiknya, tapi sekarang ia harus di hadapkan dengan hal yang tak pernah di duga.
Karna menurut sang dokter perkiraan Clara melahirkan masih dua minggu lagi. Kenapa Clara pinsang dan pendarahan?
Shean mengusap rabut kebelakang pandangannya teralih pada Aaron yang terlihat tak baik. Anak itu selalu menyembunyikan kesedihan.
Shean mendekat pada Aaron berjongkok di depan putranya.
"It's ok boy, Dady yakin Clara akan baik-baik saja"
Setelah mendengar kalimat tersebut, pertahanan yang di bangun anak berusia enam tahun itu runtuh seketika. Aaron menghambur kepelukan Shean dan menangis di sana.
Sedangkan Shean membalas pelukan sang putra tak kalah erat, sebisa mungkin Shean menahan tangis yang sebenarnya sejak tadi ingin mendesak keluar, ia harus menguatkan sang putra jadi Shean tak boleh terlihat lemah.
"Ini salahku Dad, jika aku tak mengacuhkan Clara mungkin dia takkan seperti ini," isak Aaron di tengah tangisnya.
"Ini bukan salahmu nak, mungkin memang seharusnya bayi itu keluar, kau akan menjadi seorang kakak. Apa kau akan menunjukkan wajah cengengmu ini pada adikmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...