Enjoy Reading
........
....
.Seminggu sejak sakitnya Ashley, Shean tampak setia menemani sang istri. Kebiasaan Ashley yang menolak dirawat dirumah sakit mengharuskan Shean menempatkan seorang perawat di sana .
Shean tak keberatan dengan keputusan Ashley, ia juga bisa mengawasi istrinya sambil mengerjakan pekerjaan kantor.
Ashley terlihat lebih baik, tapi tetap Shean selalu overprotektif terhadapnya. Misalnya, ketika Ashley ingin pergi ke toilet Shean selalu meuntunnya seolah dia orang lumpuh.
Bahkan sang perawat pun dilarang membantu, jika mengenai hal pribadi.
Sang perawat hanya bertugas memeriksa kesehatan saja.Kadang Ashley merasa begitu jengah dengan perlakuan berlebihan dari suaminya. Contohnya saat ini, makan saja Shean turun tangan sendiri untuk menyuapinya.
"Shean, biar aku sendiri yang melakukannya! tanganku takkan lumpuh hanyan karna menyendok saja," protes Ashley memasang wajah cemberut
"Menurutlah! dan buka mulutmu! jarang-jarang aku melakukan ini untukmu."
shean menyodorkan satu suap makanan kedalam mulut Ashley dan diterima olehnya.
"Kau tidak ke kantor selama aku sakit. Apa itu tidak masalah untuk pekerjaanmu?"
"Kau tidak perlu mencemaskanku! apa kau lupa siapa suamimu ini? suamimu adalah orang terpandai di Universitas dulu. "
Ashley mencembikkkan bibir, selalu saja Shean meyombongkan diri jika bersamanya. Shean terkekeh pelan melihat reaksi Asley, mencubit hidungnya dan mendapat protes keras darinya.
"Sheaannn— " pekik Asley tak terima hidungnya menjadi sasaran kejailan suaminya.
*******
Clara melihat jam dipergelangan tangan, hari ini ia harus pulang sendiri karna Vivian ada pekerjaan yang membuatnya tak bisa mendatangi kampus.
Clara berjalan keluar gedung kampus, kedua matanya memicing ketika melihat orang yang begitu dikenalnya berdiri dihalaman kampus. Dia menjadi pusat perhatian para wanita di sana. Clara sangat heran kenapa Will ada disini?
William berdiri meyender pada mobil mewahnya, kedua tangan dilipat di dada tak lupa kaca mata hitam yang membingkai matanya menambah kesan Cold untuk cowok itu.
Senyum menawan di berikan pada Clara ketika gadis itu menatapnya dengan bibir terbuka. William berjalan mendekati Clara langsung mendapat pertanyaan darinya.
"Apa yang kau lakukan di sini, Will?"
"Menjemputmu, aku dengar Vivian tak bisa ke kampus kau pasti butuh tumpangan, kan? "
Clara tersenyum dan mengangguk, ia bisa menghemat uang taxi, pikirnya.
"Kau memang pengertian Will, ayo kita pulang." Clara berjalan mendahului William masuk ke dalam mobil sahabatnya lebih dulu.
William terkekeh pelan, Ia pun mengikuti Clara menuju arah kemudi. Mobil yang ditumpangi melaju meninggalkan pelataran kampus.
"Clara sudah lama kita tak memakan ice cream bersama. Bagaimana kalau kita mampir di kedai ice cream?"
Clara mengangguk penuh antusias kedai ice bersebrangan dengan sekolah Aaron, siapa tau ia akan bertemu anak menggemaskan itu.
William mengusap rambut Clara lembut menggunakan tangan kiri sedangkan tangan satunya digunakan untuk mengemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...