Enjoy Reading
......
....
."Jika laki-laki itu menyakitimu, aku tak segan-segan membawa kau pergi darinya lagi" lanjut Olivia dengan wajah seriusnya.
"Jangan harap kalian bisa membawanya pergi" suara dingin dan datar berasal dari arah pintu masuk resto.
Sontak ketiga gadis langsung terkejut dengan kedua mata membulat, suara itu membuat mereka begidik ngeri.
CWO Part 120
"Aku akan membawa Clara pulang," suara itu berasal dari ruang tamu di rumah Clara.Padahal waktu sudah menunjukkan tengah malam, tapi lelaki yang tengah memegang ponsel dengan kedua mata fokus pada pintu kamar di tempati Clara itu seperti tak merasa mengantuk.
Satu kaleng bir berada di tangan kirinya. "Aku mohon Pa, beri penjelasan, mama." ucapnya dengan nada pelan tapi masih bisa di dengar sang penelpon.
"Aku akan memberi penjelasan pada Aaron setelah sampai rumah."
"Aku tahu, tapi dia harus mengerti karna dia akan memiliki seorang adik."
Selang beberapa saat panggilan terputus dan Lelaki tersebut langsung melempar ponsel kesamping, membenturkan punggungnya pada sandaran sofa dan menangkup kedua tangan di wajah.
Meskipun berkata semua akan baik-baik saja, nyatanya seorang Shean tetaplah cemas dan gundah. Ayahnya memang mengetahui perihal hubungannya bersama Clara hingga sempat menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Tapi Shean merasa itu lebih baik daripada tidak mengetahui apapun seperti ibunya. Shean tak pernah menceritakan perihal Clara pada Tania begitupun dengan Jamez, mereka berdua memang menyimpan rapat semua ini.
Sekarang Shean menyesali keputusannya, seharusnya ia bercerita pada ibunya mengenai pernikahannya bersama Clara dan saat ia membawa Clara pada mereka,Tania takkan memandang Clara dengan tatapan bingung atau sinis.
Shean sudah menelpon sang ayah agar dia memberikan penjelasan pada ibunya dan ketika dia membawa Clara di hadapan Tania, wanita paruh baya itu tak merasa kebingungan.
Meski Jamez sempat mengumpat dan memarahinya karna harus melibatkannya, tapi Shean tak masalah asalkan Jamez membantunya.
Hembusan kasar terdengar, lelaki itu mulai meninggalkan tempatnya kembali menuju kamar yang di tempati Clara.
Shean mengambil tempat di sebelah Clara, memandang wajah sang istri yang terlihat damai dalam tidur lelapnya. Senyum tipis terukir di bibir Shean, wajah damai Clara membuat Shean kembali tenang.
"Aku janji Clara, apapun yang terjadi, aku takkan membiarkan kau kesulitan lagi," gumam Shean lirih sambil mencium kening Clara cukup lama.
Kedua tangannya sudah merengkuh tubuh sang istri membawa dalam pelukannya.
Seolah mendapat kenyamanan Clara yang tertidurpun mengangsurkan kepalanya lebih rapat di dada bidang Shean. Dengkuran halus juga terdengar darinya.
Shean ikut memejamkan mata, berbagai doa dan harapan dipanjatkanya sebelum tidur.
'Semoga hari esok lebih baik, untuk kita, Clara.'
.
.
.Beberapa koper besar telah diangkut oleh seorang supir yang menjemput Shean. Hari ini adalah hari di mana Clara kembali ke London. Ada rasa sedih dan juga bahagia, Clara sedih karna harus meninggalkan sahabat dan usahanya di sini, tapi ia juga bahagia akan bertemu sahabat-sahabat tercintanya di London.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...