Enjoy Reading
.....
...
.Mobil yang di kendari Hery melaju sedang, mobil itu akan membawa Clara menuju apartemen baru yang di janjikan Shean.
Walau sudah menolak, tapi Shean tetap memaksa Clara menerima semua vasilitas yang di beri dan ia semakin terlihat seperti wanita simpanan penggoda suami orang.
Sepanjang perjalan Clara hanya terdiam sambil menatap jalanan yang dilalui, sesekali Hery melirik Clara dari kaca depan.
Kini mereka telah sampai pada bangunan tinggi yang menjulang, bangunan itu tampak megah dari luar.
Setelah melewati pos penjaga mereka akhirnya menaiki lift untuk menuju tempat apartemen Clara.
pintu lif terbuka di lantai 24, Hery melangkah keluar dan diikuti oleh Clara.
Mereka menghentikan langkah pada salah satu pintu di lantai tersebut. Hery menekan beberapa no untuk membuka pintu.
Pandangan Clara menelisik seluruh ruangan, apartemen ini cukup luas, dan di dalamnya sudah terisi berbagai perabotan yang terlihat mahal.
walau tempatnya saat ini lebih bagus dari rumahnya yang dulu, tapi Clara tetap merasa nyaman dengan tempat tinggalnya dulu. Rumah kecil yang sederhana dengan dikelilingi tetangga yang cukup ramah terhadap Clara membuatnya senang berada dilingkungan itu.
Tempat ini memang bagus tapi juga terlihat seperti penjara untuknya.
"Nona di sini tempat baru anda."
Hery memecah lamunan Clara sehingga gadis itu sedikit terlonjak menatap asistan Shean."Oh, ya," jawab Clara kikuk.
Hery tersenyum ke arah Clara. "Nona saya di sini utuk menjelaskan peraturan apa saja yang harus anda taati."
Clara menatap Hery dengan mulut sedikit terbuka. "peraturan?" gumam Clara lirih,mencerna ucapan Hery.
Entah mengapa Hery merasa bersalah saat melihat mata redup milik Clara, ia merasa kasihan pada gadis kecil di depanya ini.
"Ya Nona, anda dilarang menghubungi Presdir lebih dulu, jika ada hal yang mendesak anda tinggal menghubungi saya. Presdir sendiri yang akan menghubungi Anda nanti, jangan pernah menemui Presdir apapun itu masalahnya. Dan Presdir yang akan mengunjungi Anda sendiri."Clara tak mengucapkan apapun saat mendengar penjelasan Herry, ia sudah tau posisinya, hanya istri simpanan yang tak diingiinkan.
Pandangan Hery meneliti wajah Clara gadis ini moncoba terlihat tegar tapi, ia tahu gadis di depannya sedang terluka. Tangan Hery terulur memberikan sebuah kartu bewarna hitam pada Clara.
Alis Clara terangkat, memperhatikan kartu di tangan ia tak mengerti untuk apa kartu ini.
"Ini adalah Black Card anda bisa menggunakannya, kartu ini tanpa limit jadi anda bisa menggunakan sepuas anda, Nona."
"Aku masih punya uang sendiri, aku tidak butuh itu," tolak Clara cepat.
"Ini perintah Presdir, jadi anda harus menerimanya, Nona!"
Hembusan kasar terdengar, Clara hampir melupakan fakta jika Shean adalah pria pemaksa, dengan ogah-ogahan Clara mengambil kartu dari tangan Hery.
"Mulai besok, Anda sudah bisa kembali kuliah dan jika Anda ingin kerja Presdir tak melarang, tapi hanya satu pekerjaan yang boleh anda ambil, bolehkah saya meminjam ponsel anda, Nona."
Tanpa banyak kata Clara memberikan ponselnya pada Hery, setelah mengetik sesuatu Hery kembali menyerahkanya pada Clara
"Itu nomor telpon saya, jika anda butuh sesuatu silahkan hubungi saya dan kata sandi untuk membuka pintu ini adalah ulang tahun anda."
Tak ada jawaban hanya anggukan sebagai tanda mengerti.
"Kalau begitu saya permisi dulu Nona, saya harap anda baik-baik saja."
"Terimakasih, Hery," senyum tulus di berikan Clara dan di balas anggukan oleh Hery. Setelah memastikan semuanya Hery melangkah meninggalkan tempat itu.
Clara menjatuhkan tubuhnya ke sofa besar, memandang langit- langit atap. Tiba-tiba hatinya terasa sangat kosong, ia merasa Shean semakin jauh.
Ia mulai memejamkan mata, karna rasa lelah yang mendera. Clara tertidur di atas sofa.
.
.
Shean memasuki mansion dengan langkah cepat, mencari keseluruh tempat, tapi tak menemukan Ashley. Shean melintasi dapur dan mendapati bi Asther di sana.
"Asther, dimana Ashley dan Aaron?"
"Nyonya dan Tuan muda pergi bersama Nyonya Tania, Tuan. Mereka mengunjungi beberapa panti asuhan."
"Oooh, ya sudah aku ke atas dulu."
"Apa Tuan ingin makan, saya bisa buatkan sesuatu. "
"Tidak perlu aku hanya ingin istirahat." Shean berjalan menaiki tangga menuju kamar. Badannya terasa lelah, ia ingin mengguyur tubuhnya dengan air dingin setelah itu tidur.
Ashley dan Tania berada di mobil, mereka baru saja mengunjungi panti sedangkan Aaron sudah tertidur dalam dekapan Ashley.
Tania memandang cucunya yang sedang tertidur. "sepertinya dia kelelahan."
Ashley tersenyum menatap putranya dan mengelus pucuk kepala Aaron.
"Ya Ma, dia terlalu bersemangat hari ini, aku senang dia bisa membaur dengan anak-anak panti.""Kau benar Ashley, apa Shean belum mengabarimu kapan dia kembali?"
"mungkin besok, Ma."
"Anak itu, tak biasa biasanya dia pergi begitu lama meninggalkanmu."
"Mungkin kerjaan di sana sangat banyak, Ma," jawab Ashley berfikir positif. Mobil itu terus melaju dan tak terasa sampai mansion.
Usapan lembut di kepala Shean membangunkan pri itu dari tidur lelapnya, setelah membuka mata pertama kali yang di lihat adalah senyum menawan sang istri.
"Kau sudah pulang?" tanya Shean dengan suara parau.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau bilang besok baru kembali kenapa sekarang kau berada di sini?" Shean memindahkan kepalanya ke paha Ashley matanya terpejam saat jari-jari lembut Ashley mengusap kepalanya.
Ia merasa nyaman, rasa bersalah itu kembali datang kala mengingat momen di Paris. Shean meyakinkan dirinya jika reaksi tubuhnya saat bersama Clara adalah bentuk pelariannya saja, ia hanya membutuhkan tubuh gadis itu saat Ashley tak bisa memberikannya, sedangkan istrinya adalah pemilik hati yang sesungguhnya bukan Clara, bukan gadis lainnya hanya Ashley yang Shean inginkan.
"Aku merindukanmu itulah sebabnya, aku cepat kembali," jawab Shean dengan wajah penuh sesal karna telah membohongi sang istri.
"Lantas bagaimana dengan pekerjaanmu?" Shean membuka matanya, mulai bangun dan duduk disamping Asley. Shean merengkuh tubuh istrinya juga mencium pipi Ashley singkat.
"Jangan bicarakan masalah pekerjaan lagi, aku ingin bertanya, apa yang kau lakukan saat aku tak ada?"
"Tidak ada yang spesial hanya aku senang karna Aaron ada di sini, jika dia tak ada aku pasti sudah sangat bosan."
"Apa sebaiknya Aaron tak usah kembali ke asrama."
"Dia yang menginginkan berada di sana, Shean. Jika dia tak kembali aku akan sangat senang, waktu dia pulang kemarin dia menayakanmu, kau berjanji akan mengajaknya berkuda, bukan?"
"Ya, apa dia marah saat aku tak ada."
"Tidak, karna Papa dan Mama datang."
"Bagaimana kalau hari minggu kita liburan?"
"Benarkah?! Aaron akan sangat senang jika kau mengajakya," kedua mata Ashley berbinar seketika.
"Sekarang beristirahatlah, kau pasti sudah lelah." Shean mencium pucuk kapala Asley, dan mengajak istrinya untuk istirahat.
.....
..
.🧘♀
30 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...