CWO Part 103 Janji Seorang Ayah

16.1K 636 16
                                    

Enjoy Reading

.......
...

William membantu Clara menuju kamarnya untuk beristirahat, gadis itu hanya diam menuruti perintah lelaki itu

"Kau punya persediaan obat lambung?"

Clara menggeleng. "Habis, aku lupa membelinya."

"Ok, beristirahatlah dulu, aku akan membelikanmu obat."

"Terimakasih Will," ucap Clara tersenyum tulus.

William mengelus pucuk kepala Clara. "Tidurlah!" Bak mantra perkataan William langsung membuatnya menurut dan tertidur.

William melangkah keluar, membelikan obat lambung untuk Clara.

.
.
.

Shean berdiri di depan gerbang sekolah Aaron, bukan hanya dia yang ada di sana beberapa wali murid juga ada untuk menjemput putra-putri mereka yang baru keluar. Selang beberapa saat Aaron keluar dengan gadis cantik yang memiliki rambut bewarna pirang. Itu adalah hal langka yang pernah di dapat dari seorang Aaron karna selama ini Aaron sangat tidak menyukai wanita dan hanya Clara wanita yang berhasil mengambil hati bocah cilik itu.

Shean segera turun dari mobil, terlihat Aaron melambaikan tangan pada wanita yang baru keluar bersamanya, menyipitkan mata ketika Aaron berjalan semakin mendekat.

"Siang Dad," sapa Aaron sambil lalu, memasuki mobil begitu saja.

Shean tersenyum tipis, ia pun berbalik membuka pintu dan memasukinya. Mulai menjalankan mobil, ekor matanya melirik ke arah sang putra.

"Kau hutang penjelasan, Boy."

Aaron memalingkan wajah, malas melayani ayahnya, pasti setelah ini sang ayah akan mengitrogasi seolah dirinya adalah penjahat.

Mobil mereka mulai berjalan meninggalkan sekolah. Shean terus melirik putranya yang masih terlihat sama memalingkan wajah ke arah luar.

Menghindar? Ya, putranya selalu menghindar jika malas menceritakan sesuatu, tapi kali ini Shean takkan melepasnya dengan mudah, sebelum mendapat jawaban dari sang putra.

Shean menghentikan mobil tepat di depan pelataran mansion, Aaron turun lebih dulu diikuti Shean di belakang. Lelaki itu terus megekori Aaron sampai di dalam kamar bocah itu.

Aaron yang merasa risih dan jengah menatap Ayahnya dengan alis terangkat. "Dad, apa kau tidak kembali ke kantor?"

Shean tersenyum tipis. "Tidak, putraku jauh lebih penting dari pekerjaan."

Aaron memutar bola matanya jengah. "Apa yang Dad inginkan?"

Shean tertawa rendah. " Kemari Boy, dad ingin bicara." Shean menepuk ranjang kosong di sebelahnya.

Dengan wajah malas Aaron bergerak mengikuti perintah ayahnya.
Menepuk bahu putranya, bangga.
"Jadi sekarang putra dad sudah memiliki teman? dad suka, dia sepertinya gadis cilik yang manis."

"Dad, akan memberi dia penghargaan karna sudah membuat seorang Aaron mau berteman," lanjut Shean

"Kita baru kenal Dad, dia murid pindahan."

Shean mengangguk-anggukkan wajahnya. "Waah, berati dia gadis yang hebat dalam waktu dekat bisa meluluhkan si gunung ice ini, sudah sampai tahap mana hubungan kalian?"

"Hubungan kita tak sejauh itu, kita baru kenal dan dia tadi ingin jalan keluar bersama. Tidak lebih."

"Dia gadis cantik kan?"

"heemm," jawaban Aaron langsung membuat Shean menghadap Aaron sepenuhnya.

"Tapi aku lebih suka, gadis yang memiliki rambut coklat," jawab Aaron lirih tapi cukup di dengar.

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang