Enjoy Reading.......
...Shean mengangguk, setelah itu beralih pada Roberto. " Paman, saya pergi dulu"
Shean dan Hery ingin beranjak dari sana tapi Roberto menghentikan langkah mereka.
"Directur tunggu!" Roberto berjalan mendekat.
"Ini sudah jam makan siang Directur, bagaimana kalo kita makan bersama?, di sini ada restoran kecil yang baru buka tapi rasa masakan mereka begitu luar biasa"
Shean tampak berfikir kemudian tersenyum tipis dan mengangguk.
CWO Part 114
Plakat bewarna putih bertuliskan Open yang tergantung di depan pintu Sunrise Bistro menandakan bahwa restoran kecil tersebut sudah di buka. Waktu menujukkan pukul 12.15 siang, beberap pengunjung mulai berdatangan memasuki Bistro untuk makan siang.Mobil Range Rover bewarna hitam kini juga terparkir di sana, mobil itu terlihat mencolok di antara lainnya. Tiga pria turun dari mobil berjalan memasuki bistro.
Betris yang bertugas melayani tamu begitu terkesima dengan kedatangan mereka, terlebih pada salah satu pria yang memakai kemeja putih. Lelaki itu terlihat gagah dan sempurna.
Gadis itu juga membetulkan apron juga rambutnya agar terlihat lebih rapi saat melayani pria tampan yang baru saja datang di resto bossnya. Tak berselang lama dia mendengar suitan kecil yang di layangkan Irene.
"Suuutt...suutt.."
Betris menoleh ke sumber suara, memandang sang sahabat dengan mata menyipit. "Apa..?" tanya gadis itu serupa bisikan.
"Siapa pria tampan itu? aku tak pernah melihat pria setampan itu di kota ini?"
"Aku juga tidak tahu, kenapa akhir-akhir ini banyak pria tampan yang singgah di tempat ini?" jawab Betris lirih.
"Ya, baru kemaren malam kita melihat pria tampan sekarang kita di hadapkan lagi dengan satu pria tampan, aahh... bukan satu, tapi dua. Pria yang memakai jaz juga tak kalah tampan."
"Sudah-sudah aku akan mencari tahu siapa mereka," potong Betris.
"Biarkan aku yang melayani mereka," pinta Irene dengan wajah memelas.
"Jangan sembarangan, melayani tamu adalah tugasku," ujar Betris tegas kemudian berlalu menuju meja nomor 9 yang diduduki oleh Shean.
Irene berdecak kesal menatap sahabatnya dari meja kasir. "Dasar kecentilan."
"Selamat siang, Menu apa yang ingin Tuan-Tuan ingin pesan?" Betris menyodorkan buku menu yang di bawa.
"Menu yang tertulis di depan dan beri kita tiga red wine," jawab Hery mewakili sang boss.
"Baiklah, tiga gurlic honey chicken, dan 3 red wine, pesanan Tuan akan datang sebentar lagi," ucap Betris ramah, mengulangi kembali pesanan sang tamu.
Betris meletakkan kertas pesanan di depan Clara, " Pesanan meja nomor 9."
"Baik, pesana meja no 9 sedang di buat," saut Clara mengambil kertas pesanan.
Clara mulai menyiapkan dada ayam yang sudah di fillet. membalurinya dengan Olive oil, bawang putih bubuk, garam dan lada. Lalu itu memanggangnya dalam pan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomantizmArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...