Enjoy Reading
......
...
.Terlihat seseorang telah meremas sebuah foto yang baru di terima dari sang anak buah dengan begitu kuat, kedua matanya berkilat penuh amarah.
"Jangan salahkan aku jika mengambil tindakan ini, dari awal aku sudah memperingatkanmu," gumanya pelan, bahkan wajahnya kini sudah mengeras menahan amarah.
Ia merasa, jika hanya ucapan saja takkan membuat mereka jera maka dari itu ia akan bertindak sendiri agar dia tahu bahwa yang di katakannya tak pernah main-main.
******
Dengan langkah tergesa Clara meninggalkan area kampus, ia berniat mengunjungi Vivian melihat keaadaan gadis itu. Clara berdiri didekat jalan raya menunggu sebuah taksi yang sudah dipesan lewat aplikasi online.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat dihadapannya membuat Clara mengeryit bingung karna ia sama sekali tak mengenali mobil ini. Tak berselang lama pria paruh keluar dari pintu kemudi, membuka pintu belakang yang sudah berada tepat di depan Clara.
"Masuklah Nona, Tuan ingin bertemu anda!" ucap pria paruh baya itu sopan.
Tak ada jawaban dari Clara, tapi ketika melihat ke dalam mobil kedua mata gadis itu membeliak sempurna, di sana sudah ada seorang yang menunggu dan Clara sangat mengenalnya.
Jantung Clara berdetak semakin cepat ketika orang di dalam menatapnya tak bersahabat.
"Masukklah Nona!" perintah sang supir lagi.
Clara meneguk ludahnya kasar, kedua jemarinya bertautan saling meremas. Dengan sangat terpaksa Clara masuk ke dalam mobil tersebut.
Tak ada pembicaraan yang terjadi selama mobil itu melaju, Clara semakin gugup dan takut karna orang di sebelahnya selalu memandangnya tajam dan menusuk. Ia tak mengerti kesalah apa yang diperbuat hingga pria paruh baya ini begitu membencinya
Kini, mereka tengah duduk saling berhadap-hadapan disebuah restoran mewah dan sangat private, diruangan tersebut hanya ada dua orang itu. Berbagai hidangan mewah telah tersaji di sana, tapi semua itu tak membuat Clara bernafsu untuk menyentuhnya.
Bahkan melirikpun tidak, ketakutannya menjadikan dadanya terasa sesak, bahkan Clara merasa pasokan udara di sana semakin menipis hingga sulit bernafas.
"Kau ingin tahu kenapa aku mengajakmu bertemu?" Suara berat itu memulai percakapan memecah kesunyian di antara mereka setelah hampir 30 menit hanya diam mengawasi pergerakan Clara.
Clara hanya diam tak menyaut atau menatap orang tersebut, ia hanya menunduk sambil terus memainkan jemari yang sudah basah karna keringat. Saat seperti ini hanya nama Shean yang melintas di fikirannya, berharap lelaki itu datang menyelamatkannya dari situasi menakutkan ini.
Pria paruh baya itu mengambil sebuah kertas tipis yang merupakan sebuah cek menyodorkan pada Clara. "Isi berapapun yang kau inginkan!, dan pergilah dari Negara ini!"
Clara langsung mendongak, menatap lelaki di depannya berkaca-kaca, jika satu kedipan lagi Clara yakin cairan bening ini akan tumpah.
"Kenapa anda melakukan ini? Apa salah saya?"Sebuah amplop coklat telah berada di atas meja setelah pria di depannya melemparkanya begitu saja. "Bukalah! kau pasti mengerti kenapa aku melakukan ini," jawabnya dingin dan datar.
Clara mencoba meraih amplop tersebut menggunakan tangan kanan yang terus bergetar, perlahan membukanya.
Kedua matanya melebar, tubuh seolah beku, Clara meneguk saliva susah payah. Ketakutan semakin menguasai saat kedua matanya kembali melirik lelaki di depannya.
Sorot mata lelaki itu semakin menajam penuh dengan kebencian yang tak ditutup-tutupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...