Enjoy Reading
.......
....
.Bibir mungil itu dengan santainya mengeluar masukkan lolipop yang dipegang. Senyum mengejek di arahkan ke William karna telah berhasil memisahkan lelaki itu dari Clara.
Setelah drama panjang yang dimainkan dengan merengek dan menangis, berpura-pura sakitdi depan Clara membuat kedua wanita itu bingung.
Dan ia pun berhasil memisahkan William dari Clara, bahkan Clara sudah tak memperdulikan William, memilih mendekap serta menenangkannya.
Saat ini dirinya tengah duduk tenang dalam dekapan Clara, dari jauh Shean tersenyum memberikan kedipan pada sang putra lalu di balas cengiran olehnya.
Maya sampai geleng-geleng kepala menyaksikan drama bocah tampan itu, ia akui siapa yang bisa menolak dekat dengan bocah menggemaskan seperti Aaron, semua wanita pasti terpesona akan wajah tampan bocah itu. Gen dari Shean dan Ashley sungguh menghasilkan perpaduan yang sempurna.
"Aku tak meyangka kau begitu kekanak-kanakan, kau sengaja memanfaatkan putramu untuk mendekati Clara? " bisik William pada Shean agar tak di dengar yang lain.
"Kau yang memancingku duluan, kau memanfaatkan keberadaan istriku untuk bisa menyentuh Clara."
"Sudah kukatakan, akan ku rebut Clara darimu, sentuhan tadi adalah hal biasa bagi kami, bahkan kami sering melakukan lebih daripada itu," seringai terbit di sana.
Jika disaksikan dari jauh kedua lelaki tampan itu seperti sahabat akrap yang mengobrol karna sesekali mereka tersenyum atau kekehan kecil terbit dari keduanya tapi saat mendekat baru akan tahu jika dua orang itu saling melemparkan sindiran dan ejekan.
Tangan Shean sudah terkepal kuat, lelaki itu memejamkan mata sebentar untuk mengatur emosinya, perkataan William sukses membuatnya cemburu dan kesal.
Perhatian mereka teralihkan ketika mendengar suara gaduh dari arah luar. Semua orang merasa heran karna Vivian merentangkan tangan untuk menghalangi pintu.
Hingga beberapa saat muncullah Bryan dengan senyum menawan dengan sebuket bunga ditangan. Shean mendengus melihat sang sahabat memasuki ruangan Clara, darimana Bryan tahu perihal Clara? padahal ia tak memberitahukannya, Shean mengumpat dalam hati saat menyadari satu nama yang melintas di kepalanya. Ia bersumpah akan memberi hukuman pada Hery agar mulutnya tak ember seperti wanita.
Bryan tersenyum, memberi buket bunga pada Clara yang mana diterima gadis itu dengan senyumnya. Walaupun Clara tak begitu menyukai Bryan, tapi setidaknya ia harus berterimakasih karna lelaki itu sudah menyempatkan waktu untuk menjenguknya. "Terima kasih."
"Aku dengar kau kecelakaan, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Syukurlah kau terlihat baik, Clara."
"Terimakasih Tuan Bryan seharusnya kau tak perlu repot-repot, aku tau kau orang yang sangat sibuk."
Bryan terkekeh pelan, ternyata setelah beberapa kali bertemu tak bisa membuat gadis ini terbiasa dengannya, buktinya Clara membentangkan jarak dengan memanggilnya, Tuan. "Sudah kubilang panggil Bryan saja, bukankah kita sahabat? kau sudah tau aku orang yang sangat kaya, tak bekerja sehari takkan membuatku bangkrut," candaan yang dilontarkan Bryan membuat Clara mendengus tapi tak urung tersenyum kecil.
"Bryan bagaimana kau bisa kenal Clara? " tanya Ashley yang sudah tak bisa menahan rasa penasarannya.
Shean tampak cemas karna Ashley menayakan hal itu kepada Bryan, ia takut Bryan akan terlepas bicara. Mulut sahabatnya itu terkadang seperti perempuan yang susah mengontrol diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...