Enjoy Reading
.......
...
.Satu bulan sudah berlalu sejak kejadian itu, Shean tak lagi menemui Clara karna kesibukannya bekerja. Apalagi sebentar lagi kantor akan mengadakan ulang tahun perusahaan dan peresmian hotel baru yang baru saja di bangun. Lelaki itu bahkan sering lembur tapi tak lupa Shean meluangkan waktu untuk putranya, walaupun sekedar menjemput atau mengantar Aaron.
Shean meletakkan kacamata bening yang bertengger di hidung juga memijat pangkal hidung untuk mengurangi pening.
Gurat lelah memang terlihat dari wajah lelaki itu. Menghembuskan nafas memutar kursi kerja menghadap jendela besar yang menunjukkan pemandangan kota London.
Kedua matanya fokus pada pemandangan di bawah, tapi fikiran lelaki itu entah kemana. Shean sangat merindukan Clara, dia selalu bertanya-tanya dalam hati.
Bagaimana kabar Clara? apa yang di lakukan wanita itu? apa Clara juga merindukannya?
Pertanyaan itulah yang selalu berputar di kepala Shean, sudah sebulan ia tak bertemu dan pertemuan terakhir adalah malam panas itu, apa Clara semakin membencinya?.
Kedua mata Shean memejam, bayangan Clara berkelibat dalam ingatannya. Ya, itulah yang di lakukan, hanya dengan mata terpejam Shean bisa melihat Clara hadir dengan senyum cerahnya, rasanya Shean ingin gila. Gila karna merindukan wanitanya.
Suara pintu terbuka dan tertutup terdengar, setelah itu ketukan hils yang mendominasi menuju ke arahnya.
Tanpa menolehpun Shean sudah tahu. Sapuan lembut di pundaknya serta rangkulan dan ciuman di pipi di dapat Shean dari orang yang baru datang.
Shean mengepalkan kedua tangan dengan tubuh kaku, selalu seperti ini respon tubuhnya saat wanita itu mencoba menyentuh dan bertindak lebih intim.
Shean menyingkirkan tangan kecil itu dari pundaknya, memutar kembali kursi agar menghadap depan.
"Ada apa, Laura?"
Senyum kecut di perlihatkan Laura, kedua tangan terkepal erat. Lagi-lagi Shean menolak sentuhannya.
"Kau lupa kita akan membeli cincin pertunangan?"
Shean mendongak tersenyum tipis. "Maaf, pekerjaanku terlalu banyak hingga melupakan hal itu. "
Laura kembali merangkul pundak Shean. "Aku tahu pekerjaanmu sangat banyak, tapi kau takkan menunda membeli cincin itu kan?"
"Tentu tidak?!" Shean tersenyum tipis, senyum yang penuh makna.
Shean mulai berdiri, dia tak ingin menunda hal baik ini. Laura yang melihat ke antusiasan Shean, menjadi begitu senang,dia langsung melingkarkan lenganya di lengan Shean dan bergelayut manja.
Kini mereka tengah berada di salah satu toko perhiasan terkenal di kota ini. Toko ini memiliki Berlian yang cantik dan langka yang pasti memiliki harga fantastik.
Laura terus bergelayut manja pada Shean sambil melihat-lihat berlian di sana.
"Cincin seperti apa yang anda inginkan, tuan Shean?" tanya pemilik toko yang melayani langsung tamu istemewa mereka.
Shean tersenyum melirik pada Laura.
"Tanya pada wanita di sampingku, Robert."Robert tersenyum pada Laura menunjuk katalong terdapat gambar desain cincin keluaran terbaru.
"Cincin apa yang anda inginkan, Nona?"
Laura membuka katalog di depannya, memperhatikan seksama setiap desain cincin di gambar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...