CWO Part 35 Mainan baru

23.3K 732 31
                                    

Enjoy Reading

......
...
.

Cengkraman di bahu Clara semakin kuat seiring menajamnya kedua iris coklat itu.  Hanya kemarahan dan rasa kesal yang dirasakan Shean untuk Clara.

"Shean sakit—" rintih Clara lirih dengan keryitanya menahan rasa nyeri di sana.

Pandangan itu berubah datar tak ada rasa iba darinya ketika melihat ringisan gadis di depannya.

"Apa kau sengaja mendekati keluargaku, aku sudah memperingatkanmu, bukan?"

Clara menggeleng keras. "Shean, aku tidak—"

"Diammm...!" desisnya tajam. Cengkraman  dibahu Clara semakin kuat hingga sudut matanya berair. Sudah bisa ditebak perlakuan Shean akan meninggalkan bekas nantinya.

"Jauhi keluargaku! ini peringatan yang terakhir dariku jika aku melihatmu mendekati mereka, aku tak segan segan meyakitimu, Clara. Jangan menyalah artikan kebaikanku selama ini, kau bukan siapa-siapa bagiku kau hanya seorang jalang yang tidak pantas mendapat kebaikan."

Selain ucapa Shean yang memporak-porandakan hati Clara, tangan kokoh lelaki itu juga mendorong tubuh Clara kuat hingga membentur dinding
cukup keras.

Rahang Shean mengeras membalikkan tubuh tanpa memperdulikan kesakitan Clara,  baginya gadis itu tak pantas mendapat perlakuan baik darinya.

Clara meringis menahan sakit disekujur tubuh, menghapus air mata yang membahasi pipi dan menghembuskan nafas kemudin pergi menyusuri lorong menuju arah luar. Ia tak ingin menemui Aaron dan Ashley dengan keadaan kacau terlebih ancaman Shean sepertinya tak main-main.

******

"Jangan seperti itu sayang, mungkin ada sesuatu yang mendesak hingga Clara harus pergi." Ashley mencoba menenangkan sang putra yang tampak kesal karna kepergian Clara secara tiba-tiba.

"Seharusnya dia kembali ke sini baru pergi," protes Aaron.

"Itu tandanya dia orang yang egois, bagaimana bisa kau kenal dengannya. Aku merasa dia bukan orang yang baik," saut Shean begitu santai,  bahkan pria itu masih sempat memakan menu yang tersedia di atas meja.

Pandangan Aaron menusuk tajam pada Shean, itu cukup sukses membuat Shean terdiam dan berwajah masam.

"Shean, kenapa kau seperti tak suka dengannya, padahal Clara sangat baik"

Shean berdecak kesal karna tak bisa  menjauhkan istri dan anaknya dari Clara. Gadis itu sungguh bermuka dua.

"Mom, aku ingin pulang?"

"Kau belum makan, sayang?"

Aaron menggeleng pelan, "Aku sudah tak lapar,"

"Baiklah, kita pulang sekarang. Shean kembalilah ke kantormu kita sudah membawa supir sendiri."

"Tidak sayang, aku akan mengantarmu, setelah itu kembali ke kantor."

Tentu saja perkataan Shean semakin membuat Aaron kesal padahal ia ingin menghindari ayahnya. Aaron tahu pasti yang membuat Clara pergi adalah sang ayah karna sedari awal bertemu Clara,  pandangan tak suka langsung dilayangkan Ayahnya keClara. Meski masih kecil bukan berarti Aaron tak tahu arti tatapan yang bersahabat dan tatapan benci,  ia bukan anak kecil yang bisa dengan mudahnya di tipu atau di bodohi.

Langkah Aaron di buat secepat mungkin memasuki mobil terlebih dulu.

Jari telunjuk Shean menggaruk pelipis,  merasa bingung menghadapi kemarahan sang putra,  karna terlihat jelas Aaron begitu marah padanya.

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang