PPM|32 Angry

2.7K 142 2
                                    

•••

Luisa menutup matanya untuk berusaha tetap tenang dan mencoba menyakinkan bahwa itu memang benar. Tetapi setelah beberapa menit itu sangat hening suara Ayahnya tidak terdengar lagi, dia tidak tahu apakah Ayahnya itu terkejut karena dia mengetahuinya.

Terdengar suara tawa renyah dari sebrang telepon,"Luisa apakah kamu bercanda? Ayah hanya memiliki kamu sebagai anak perempuan satu-satunya, bagaimana Ayah bisa memiliki anak lain?" Ayahnya berbohong, dia tahu itu.

Luisa terdiam dan tersenyum miris, dia tahu bahwa Ayahnya tidak mungkin mau mengatakannya. Dia menatap ke atas untuk menghentikan air matanya kembali mengalir, tapi itu semua sia-sia karena pandangannya buram dan air mata telah mengalir dengan deras di pipinya.

Dia tidak tahu apakah dia telah mengenal Ayahnya atau tidak, karena seperti ada benteng yang menghalangi mereka. Sehingga dia tidak tahu ada banyak rahasia yang tidak di ketahui olehnya.

Dia menggigit bibirnya dan berusaha untuk tertawa seperti biasanya,"Ayah, Aku kira aku akan memiliki saudara atau adik perempuan. Elvia selalu membicarakan adiknya itu, dan aku berharap memiliki adik yang lucu. Ayah dan Ibu baik-baik saja? Kalau begitu aku hanya ingin kalian membuat adik untukku, sampai jumpa," dia segera memutuskan sambungannya karena dia tidak ingin mendengar suara Ayahnya lagi.

Dia tidak benar-benar menginginkan adik perempuan, apalagi yang hampir seumuran dengannya. Dan dia tidak akan pernah mengakui bahwa dia memiliki saudara lain yang bahkan dengan Ibu yang berbeda. Dia hanya akan mengakui jika itu lahir dari Ibunya dan bukan wanita lain apalagi dari wanita jalang itu!

Dia mencengkeram erat ponsel di tangannya, kemarahannya kembali muncul di hatinya saat mengingat wanita itu. Dia memang tidak pernah melihatnnya atau bertemu, tapi dia ingin melampiaskan kemarahannya padanya.

Dia tersenyum sinis, karena dia memiliki niat untuk melampiaskannya secara langsung pada wanita dan anak jalang itu! Dia akan diam-diam kembali ke sana dan bertemu dengan mereka dia bukan hanya akan mengajaknya berbincang tetapi juga melampiaskan rasa amarahnya. Dia tidak bisa tinggal diam dan menahannya, itu akan membuatnya sangat frustrasi.

Tunggu saja aku akan membalasnya!

Dia memiliki tatapan kemarahan yang berapi-api dan siap untuk melampiaskannya, tapi dia tidak bisa melakukannya sekarang karena Luois dan Freddy masih di sana. Dia tidak tahu ada berapa orang yang berada di ruangan itu sebelumnya dan dia takut jika itu nanti akan di jaga oleh bawahannya Luois.

Luisa akan melakukannya malam ini di saat Luois dan yang lainnya sudah tertidur, tapi dia tidak tahu jadwal tidur Luois. Karena dia takut jika Luois memiliki pekerjaan di malam hari dan harus menyelesaikannya dengan cepat. Dan juga Freddy dia takut ia akan mengetahuinya, karena sebelumnya ia selalu berkeliaran di malam hari seperti sebelumnya ia berada di dapur dan dia melihatnya yang sedang mabuk.

Dia harus memastikannya nanti agar dia bisa melakukannya.

Dia memilih untuk tidak memikirkannya lagi karena dia akan memikirkannya nanti. Dia menatap vas bunga yang terpajang di atas meja dekat dengan ranjangnya, dia melirik pintu dan mendengar suara langkah dari luar kamarnya. Dia menduga itu Luois! Jadi tanpa pikir panjang dia menjatuhkan vas bunga itu dan dengan sengaja melukai tangnnya dengan pecahan vas itu.

"Ah..." dia meringis merasakan sakit di telapak tangannya yang kini sudah berdarah karena luka yang sengaja di buatnya.

Brak.

Luisa menengok ke arah pintu dan mengingat bahwa sebelumnya dia telah mengunci pintunya, dan mungkin sekarang Luois mencoba mendobrak pintunya karena mendengar suara benda yang jatuh di dalam kamarnya. Dia bimbang untuk kesana dan membuka kuncinya atau tidak, tapi setelah mendengar suara kunci yang terbuka dia mengurungkan niatnya. Karena mungkin Luois memiliki kunci cadangan dan bisa membukanya.

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang