•••
Sudah hampir seminggu setelah kepergian Rafael, Elvia dan yang lainnya masih merasa kehilangan tetapi mereka tetap menjalani hari seperti biasanya seperti kuliah.
Dan Luisa juga menjalani hidup seperti biasa meskipun kadang-kadang dia akan mengingatnya dan kembali bersedih atas kepergiannya. Tetapi dia tidak bisa terus berada dalam kesedihannya, karena dia takut Rafael akan sedih karenanya. Dan juga dia bersikap seperti biasanya pada Luois.
Meskipun dia ingin menjauh darinya, dia tidak bisa melakukannya sekarang karena dia takut Luois akan melakukan sesuatu padanya. Jadi dia hanya bisa menunggu lulus dan setelah itu dia akan benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Luois. Hanya menunggu dua bulan lagi untuknya lulus, dia tidak tahu apakah dia akan mengambil perusahaan milik Papahnya atau tidak. Jika dia mengambilnya maka kemungkinan dia masih akan terus berhubungan dengan Luois. Maka pilihan yang tepat adalah dengan pergi ke luar negeri, dia bisa mencari alasan yang tepat agar kedua orang tuanya menyetujuinya dan dia juga tidak ingin Luois mengetahuinya.
Dia tahu pasti Luois akan segera mengetahui kepergiannya dengan cepat, atau kedua orang tuanya yang memberitahunya. Dia hanya perlu mencari cara agar Luois tidak mengetahui kepergiannya, dia akan memikirkannya nanti.
Karena orang yang di pikirkannya kini berada di depannya, dan dia menjadi frustrasi bagaimana untuk menghadapinya. Ia benar-benar susah di hadapi dan ia juga pria yang mengerikan. Dia tidak tahu bagaimana jika nanti dia benar-benar melarikan diri darinya, apakah ia akan marah atau mengamuk? Sepertinya akan menjadi dua-duanya.
Luisa menggaruk belakang lehernya yang sedikit gatal, dia juga tidak tahu kenapa gatal. Tetapi saat ini dia benar-benar sedikit canggung dengannya. Karena Luois terus menatapnya, dia sendiri saja merinding di tatap terus menerus olehnya. Dia bahkan bertanya-tanya kenapa ia lama berkedipnya saat melihatnya, apakah matanya tidak kering dan perih? Jika itu dia sendiri mungkin akan perih dan terasa kering.
Dia menggigit bibirnya dan ingin mengatakan sesuatu tetapi dia tidak ingin mengganggunya yang terus menatapnya dan dia ingin sekali berteriak karena rasa frustrasinya.
Dia menjadi tidak sabar dan memilih untuk mengalihkannya pada jus mangganya dan meminumnya, dia menurunkan pandangannya untuk melihat minumannya karena dia tidak ingin melihatnya yang sedang menatapnya. Itu membuatnya merasa canggung dan sedikit... malu.
"Apa jusnya enak?" pertanyaan itu membuat Luisa berhenti menyedot minumannya dengan sedotannya. Dia berkedip dan kini memberanikan diri untuk menatapnya dengan tatapan bingungnya.
Dia jelas bingung kenapa dia harus bertanya tentang jusnya, seharusnya dia bertanya yang lainnya. Seperti 'apakah kamu malu di tatap olehku?' dia bahkan tidak mengharapkan ia menanyakan apakah jusnya enak! Jelas jusnya akan enak karena itu minuman.
Luisa mengalihkan matanya untuk menatap ke arah lain dan mengangguk, dia tidak ingin menatapnya. Karena dia jelas sedang menahan dirinya untuk tidak mengatakan kenapa kamu hanya bertanya ini? Untungnya bibirnya bisa di ajak kompromi sehingga dia tidak kelepasan untuk berbicara.
"Aku ingin merasakannya tetapi... itu lewat bibirmu." ucapan Luois membuat Luisa tertegun dan merasa merinding di seluruh tubuhnya, ucapan Luois sunggung mesum. Ia bahkan berani mengatakannya di depan umum, meskipun dia tahu tidak akan ada yang mendengarnya karena jarak di setiap meja sangat jauh.
Tetap saja tidak mungkin untuk Luois yang ingin menciumnya di depan umum? Ini sungguh memalukan, di sini jika seseorang berciuman itu akan di sebut tidak sopan dan tidak tahu malu. Ini bukan negara barat yang bebas melakukan apapun dan orang-orang sana tidak akan peduli, mereka tidak akan mengurusi orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] END
RomanceSequel My Bastard CEO The Second Series Of Geofrey [BELUM DI REVISI! JADI HARAP MAKLUM JIKA ADA KATA-KATA YANG SALAH ATAU TYPO!] ••• Luois Einstain Geofrey, CEO muda, kaya, tampan dengan sejuta pesonanya. Tetapi tidak ada yang tahu dengan sisi gelap...