PPM|09 Not satisfied with punishment

9K 409 4
                                    

•••

Sudah dua minggu berlalu, dan Galang sudah bisa keluar dari rumah sakit setelah kakinya sembuh. Sedangkan Galen, dia memiliki akhir yang buruk. Ia seharusnya sudah di hukum mati karena kasus pembunuhan dan pengedar narkoba, tetapi pengadilan memberinya hukuman penjara dan rehabilitasi karena ia juga menggunakan narkoba. Sedangkan teman-temannya yang ikut berpartisipasi hanya mendapat hukuman penjara. Dan karena itu Luisa dan yang lainnya kurang puas dengan hukumannya yang ringan, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Saat ini mereka berada di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah mereka setelah pelajaran selesai.

"Padahal kenapa gak sekalian di hukum mati aja?" tanya Elvia.

Luisa menangguk,"Gue setuju kalau itu," dia memang menginginkan Galen mendapatkan hukuman mati tetapi sepertinya karena bokapnya kaya dan memiliki uang, ia sepertinya menyuapnya sehingga pengadilan hanya memberinya hukuman yang ringan.

Dia tahu bahwa uang bisa merubah semuanya, bahkan dengan uang mereka bisa bebas dari kejahatan yang telah mereka lakukan. Dia membenci ini, karena kasus Galen keluarga dari pihak korban hanya mendapat konpensasi yang berupa uang. Dan mereka hanya menerima saja tanpa bisa mengajukan keadilan bagi mereka untuk menghukum mati si pelaku.

Luisa dan Elvia yang melihatnya secara langsung bahkan ingin memperotesnya dan mencaci maki mereka, tetapi mereka tidak bisa melakukannya. Karena takut bahwa mereka berdua akan menyinggung mereka dan mungkin mereka berdua bisa di masukan ke dalam penjara gara-gara membuat kericuhan di pengadilan.

"Bukannya di sini emang begitu? Kalau ada uang bisa bebas, kalau gak punya mungkin bisa di hukum mati," Angga mencibir.

Elvia menggebrak meja dengan kesal, sehingga membuat beberapa orang di cafe melirik ke mejanya,"Gue jadi pengen kuliah hukum, buat jadi pengacara dan membenarkan yang benar."

Dia tersadar akan kelakuannya dan tersenyum canggung dan meminta maaf karena tidak bisa menahan tangannya. Sedangkan Luisa hanya menutup wajahnya dan berpura-pura tidak mengenalnya. Rafael, Angga dan Galang hanya diam melihat kelakuan Elvia yang selalu membuat mereka malu.

Luisa mendengus,"Terus kenapa lo gak kuliah jurusan hukum?" dia tahu bahwa Elvia hanya mengucapkan omong kosong.

Elvia menatapnya,"Gue pengen, tapi masalahnya gue gak mau ada hapalannya," dia memang berniat untuk masuk jurusan hukum, tetapi setelah mendengar bahwa siswa di sana sering mendapat tugas hapalan, dia menyerah.

"Anjir, gak usah ngomong!" Angga berseru.

"Luisa!" Alex menghampiri meja Luisa setelah melihat dari luar bahwa Luisa berada di cafe ini dengan keempat sahabatnya.

"Gue boleh duduk di sini?" tanyanya.

Luisa terdiam dan mengerutkan alisnya melihat orang yang tidak di undang, bahkan saat Alex bertanya ia sudah mengambil kursi dan duduk di sampingnya. Lalu untuk apa ia masih bertanya? Asu! Dia bahkan ingin sekali mendorong kursinya menjauh dari sampingnya, bahkan mungkin mendorongnya hingga jatuh.

Elvia, Angga, Rafael dan Galang memasang wajah masam setelah melihat seekor anjing yang berkumpul di antara mereka. Mereka menganggap Alex sebagai anjing, karena selama dua minggu terakhir Alex selalu mengikuti kemanapun Luisa pergi. Meskipun mereka sudah mengusirnya tetapi Alex tidak menyerah dan akan selalu muncul di samping Luisa. Bahkan mereka semua sudah muak melihat wajahnya.

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang